Peringatan 79 Tahun Bom Atom Hiroshima Jepang, Wali Kota Singgung 'Perlombaan Senjata' Rusia-Ukraina
PM Jepang Fumio Kishida pun menegaskan bom atom Hiroshima 79 tahun lalu tidak boleh terulang kembali.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hari ini Selasa (6/8/2024), Jepang memperingati 79 tahun jatuhnya bom atom Hiroshima.
Peringatan 79 tahun bom atom Hiroshima ini berlangsung di Monumen Tugu Peringatan Bom Atom di Hiroshima dihadiri oleh PM Jepang Fumio Kishida dan Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui.
Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui dalam deklarasi Hiroshima hari ini mengatakan merasa terganggu dengan 'perlombaan' senjata yang tengah berlangsung saat ini.
"Menurut Anda warga dunia? Apakah kekuatan nuklir yang lebih kuat diperlukan untuk keamanan nasional? Bagaimana dengan perlombaan senjata, yang bersaing untuk mempertahankan keunggulan atas negara lain? Invasi Rusia yang berlarut-larut ke Ukraina dan memburuknya situasi antara Israel dan Palestina telah merenggut nyawa banyak orang tak berdosa, menghancurkan kehidupan normal," ungkap Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui, Selasa (6/8/2024).
Baca juga: Peringatan Bom Atom, Hiroshima Undang Israel Disesalkan, Bom Israel ke Gaza Lampaui Bom Perang Dunia
PM Jepang Fumio Kishida pun menegaskan bom atom Hiroshima 79 tahun lalu tidak boleh terulang kembali.
"Tujuh puluh sembilan tahun yang lalu hari ini, bom atom merenggut puluhan ribu nyawa yang berharga. Kota itu hangus ke tanah, dan impian serta masa depan cerah orang-orang diambil dengan kejam."
"Bagi mereka yang selamat, itu membawa hari-hari kesulitan yang tak terlukiskan. Sebagai Perdana Menteri, dengan ini saya mengucapkan belasungkawa yang tulus kepada jiwa-jiwa mereka yang kehilangan nyawa dalam bom atom. Kejadian itu tidak boleh terulang lagi," papar PM Kishida.
Sementara Matsui menambahkan, tragedi global ini memperdalam ketidakpercayaan dan ketakutan di antara negara-negara, memperkuat anggapan publik bahwa, untuk menyelesaikan masalah internasional, kita harus mengandalkan kekuatan militer, yang seharusnya kita tolak.
"Dalam keadaan seperti itu, bagaimana negara dapat menawarkan keselamatan dan keamanan bagi rakyatnya? Bukankah itu mustahil? Melalui pilar-pilar di bawah Museum Peringatan Perdamaian, kita dapat melihat Tugu Peringatan Korban Bom Atom," ujarnya.
"Siapa pun yang berdoa di Tugu Peringatan dapat melihat langsung ke Kubah Bom Atom. Taman Peringatan Perdamaian, dengan bangunan-bangunan ini pada poros utara-selatannya, dibangun sesuai dengan Undang-Undang Pembangunan Kota Peringatan Perdamaian Hiroshima, yang ditetapkan tujuh puluh lima tahun yang lalu," kata Matsui.
Baca juga: Jepang Marah, Senator AS Minta Israel Jatuhkan 2 Bom Atom ke Gaza seperti Hiroshima-Nagasaki
Dibangun oleh masyarakat Hiroshima dan banyak pencari perdamaian lainnya, monumen Tugu Peringatan Bom Atom Hiroshima tersebut telah menjadi tempat untuk mengenang para korban dan untuk berpikir, berbicara, dan membuat janji satu sama lain tentang perdamaian.
"Jika, setelah perang, Jepang telah meninggalkan Konstitusi Perdamaian kita dan berfokus pada pembangunan kembali militer kita, kota perdamaian seperti Hiroshima saat ini tidak akan ada."
"Berdiri di sini, kita semua dapat merasakan tekad para pendahulu kita untuk menghilangkan momok perang, percaya pada keadilan dan keyakinan orang-orang yang mencintai perdamaian di seluruh dunia," ujarnya.