PM Bangladesh Terguling, India Kehilangan Sekutu Penting, Negara Asia Selatan Berpaling ke Tiongkok
Jatuhnya Hasina bagi India berarti mereka kehilangan "teman" lagi di tengah goyahnya hubungan India dengan negara "sahabat".
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, DHAKA - Sheikh Hasina, Perdana Menteri Bangladesh yang terpilih empat kali, digulingkan, dan terpaksa melarikan diri dari negara tersebut, 5 Agustus 2024, kemarin.
Jatuhnya pemerintahan Hasina dipicu gelombang protes mahasiswa yang penuh kekerasan selama sebulan.
Angkatan Darat Bangladesh akhirnya mengambil momentum atas nama stabilitas negara dengan mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara di tangan mereka.
Jatuhnya Hasina bagi India berarti mereka kehilangan "teman" lagi di tengah goyahnya hubungan India dengan negara "sahabat".
Sheikh Hasina telah menjadi salah satu sekutu India yang paling dapat diandalkan di lingkungan yang penuh dengan sentimen anti-India.
Diakui sebagai "kekuatan besar" di Asia Selatan, posisi India di kawasan tersebut telah terpengaruh secara perlahan oleh serangan China.
Sebagai catatan, Perdana Menteri Narendra Modi dan Sheikh Hasina bertemu untuk rekor 10 kali pada tahun 2023.
India sendiri kini telah "kehilangan" Afghanistan, Maladewa, dan Myanmar.
Hubungannya dengan Nepal dan Sri Lanka pun mulai tergerus China.
Dr. Ian Hall, seorang pakar hubungan internasional, menyimpulkan bahwa setelah kejatuhan, India hanya memiliki “Bhutan, Mauritius, dan Seychelles sebagai tetangga terakhir yang bersahabat dan stabil.”
Untuk kedua kalinya dalam 50 tahun, Sheikh Hasina harus mencari perlindungan di India.
Setelah diberi ultimatum 45 menit dari Kepala Angkatan Darat Bangladesh, Hasina berangkat ke Kurmitola dengan helikopter militer bersama saudara perempuannya.
Ia mencari jalur aman dari India ke negara ketiga, yang segera dikabulkan.
Dari Kurmitola, ia dilaporkan telah dipindahkan ke pesawat taktis Angkatan Udara Bangladesh C-130J menuju New Delhi.