Ditunjuknya Yahya Sinwar sebagai Pengganti Haniyeh Dianggap Kejutan untuk Israel
Penunjukan Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik Hamas yang baru, dianggap kejutan untuk Israel.
Penulis: tribunsolo
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Penunjukan Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik Hamas menggantikan Ismail Haniyeh, dinilai merupakan sebuah hal yang mengejutkan sekaligus pesan kepada Israel, ia masih hidup.
Hal tersebut diungkapkan oleh kantor berita Israel, KAN, Selasa (6/8/2024).
"Pada kenyataannya, ini (pemilihan Sinwar) adalah sebuah kejutan, seminggu setelah pembunuhan Haniyeh," ungkap Roi Kais, koresponden urusan Arab untuk KAN, dilansir Anadolu Ajansi.
Kais percaya, penunjukan Sinwar merupakan pesan dari Hamas, ia masih hidup.
Ia menambahkan, dipilihnya Sinwar menunjukkan kepemimpinan Hamas di Gaza masih tetap kuat dan berniat untuk tetap berkuasa.
Seorang analis lain dari Israel, Ehud Yaari, mengatakan penunjukan Sinwar memiliki makna simbolis dalam menegaskan posisinya di Hamas.
Namun menurutnya, hal itu tidak memiliki arti praktis karena Sinwar akan menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi dengan pemimpin lainnya.
Sebelumnya, pada Selasa, Hamas mengumumkan Sinwar akan menggantikan Haniyeh.
Juru bicara Hamas, Osama Hamdan, dalam sebuah pesan rekaman mengungkapkan, penunjukan Sinwar untuk memimpin biro politik Hamas "menegaskan kembali persatuan gerakan dan kesadaran akan bahaya yang dihadapinya."
Ia menambahkan, keputusan tersebut juga menunjukkan, pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap Ismail Haniyeh tidak akan mematahkan perlawanan.
Kelompok Hizbullah Lebanon menyambut baik pengangkatan Sinwar sebagai kepala biro politik Hamas.
Baca juga: Ketegangan antara AS dan Israel Meningkat usai Haniyeh Tewas, Sikap Tel Aviv Buat Amerika Murka
Hizbullah menyebut pengangkatan Sinwar sebagai pesan yang kuat kepada Israel dan Amerika Serikat (AS).
Yahya Sinwar adalah pemimpin Hamas yang paling dicari oleh Israel karena ia dituduh mendalangi serangan 7 Oktober.
Sinwar juga merupakan satu di antara beberapa pemimpin Hamas yang masuk daftar untuk diberikan surat perintah penangkapan, seperti yang telah diajukan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Selain Sinwar, surat perintah juga diminta diberikan kepada beberapa pemimpin Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang di Gaza.
Diketahui, Haniyeh tewas diserang pada 31 Juli 2024, saat berkunjung ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Iran dan Hamas telah menuduh Israel melakukan pembunuhan Haniyeh, namun Israel tidak mengakui maupun membantah tudingan tersebut.
Pasca-kematian Haniyeh, Sinwar ditunjuk menjadi Kepala Biro Politik Hamas yang baru.
(mg/aliifa)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)