Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Israel Bentrok dengan Kaum Yahudi Ultra Ortodoks, Haredim Rela Mati daripada Wajib Militer

Bentrokan pecah antara Tentara IDF, polisi pendudukan Israel dan puluhan kaum Yahudi Ultra Ortodoks dari faksi Yerushalmi yang menyerbu Markas.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Polisi Israel Bentrok dengan Kaum Yahudi Ultra Ortodoks, Haredim Rela Mati daripada Wajib Militer
Itai Ron / Gambar Timur Tengah / Gambar Timur Tengah melalui AFP
Petugas polisi Israel bentrok dengan pria Yahudi Ultra-Ortodoks selama protes Ultra-Ortodoks menentang wajib militer pada 16 Juli 2024 di Bnei Brak, Israel. Bulan lalu, mahkamah agung negara tersebut mengeluarkan keputusan yang mengakhiri kebijakan pemerintah yang mengecualikan pria ultra-Ortodoks, atau Haredi, dari wajib militer. Wajib militer telah menjadi bagian besar dari kehidupan warga Israel, namun terdapat pengecualian bagi pria Haredi, yang justru melanjutkan studi Taurat secara penuh waktu. 

Polisi Israel Bentrok dengan Kaum Yahudi Ultra Ortodoks, Haredim Rela Mati daripada Wajib Militer

TRIBUNNEWS.COM- Bentrokan pecah antara Tentara IDF, polisi pendudukan Israel dan puluhan kaum Yahudi Ultra Ortodoks dari faksi Yerushalmi yang menyerbu pangkalan perekrutan di Tel HaShomer.

Bentrokan pecah antara polisi pendudukan Israel dan pemukim dari Yerushalmi Haredim di pangkalan perekrutan di Tel HaShomer di daerah Ramat Gan di selatan Tel Aviv, menurut media Israel.

Peristiwa ini terjadi setelah Haredim dari faksi Yerushalmi menyerbu pangkalan untuk membebaskan Haredim yang secara paksa direkrut menjadi pasukan pendudukan Israel.

Selama penyerbuan mereka ke pangkalan Tel HaShomer, mereka meneriakkan slogan-slogan anti-rekrutmen, seperti "Perekrutan lebih buruk daripada kematian."

Mengingat hal ini, media Israel melaporkan bahwa hari pertama perekrutan Haredim gagal , dengan "hanya beberapa pemuda yang diundang yang menanggapi."

'Israel' menyaksikan protes keras di luar kantor wajib militer Haredim
Ratusan warga Israel ultra-Ortodoks berkumpul, pada hari Senin, untuk melakukan protes di dekat pintu masuk pangkalan Tel Hashomer, menurut laporan media Israel.

Berita Rekomendasi

Demonstrasi ini mengikuti perintah IDF yang mengharuskan 1.200 pria ultra-Ortodoks untuk melapor ke pangkalan tersebut guna memulai proses pendaftaran.

Baik Dewan Orang Bijak Taurat dari partai Shas maupun Rabbi David Landau, pemimpin komunitas Ashkenazi non-Hasid, telah secara tegas menginstruksikan pengikut mereka untuk menghindari wajib militer sepenuhnya, termasuk penyaringan awal, dan tidak mengikuti dinas militer.

Ratusan Kaum Yahudi Haredim tiba dengan bus di kantor perekrutan di pangkalan, memprotes permintaan militer Israel sebanyak 1.200 Haredim sebagai bagian dari perintah perekrutan awal.

Para Haredim yang berunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan penolakan pendaftaran, termasuk "Kami lebih baik mati daripada bergabung dengan tentara."

Sementara itu, baik polisi maupun militer Israel mengerahkan pasukan besar ke daerah tersebut, dan polisi telah menutup jalan di sekitar kantor tersebut.


Protes Dimasukkan ke Dalam Tentara Israel

Kaum Yahudi ultra-Ortodoks atau Kaum Serbu Pangkalan Militer Israel, Protes dimasukkan ke dalam Tentara Israel.

"Kami akan mati sebelum mendaftar" teriak Kaum Ultra-Ortodoks Israel serbu pangkalan militer.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas