Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yaman dan Kelompok Perlawanan Irak Kembali Serang Israel, Targetkan Pelabuhan Eilat yang Bangkrut

Angkatan Bersenjata Yaman dan kelompok Perlawanan Islam di Irak kembali menyerang Israel.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Yaman dan Kelompok Perlawanan Irak Kembali Serang Israel, Targetkan Pelabuhan Eilat yang Bangkrut
Xinhua/Mohammed
Rudal Houthi dipamerkan saat pawai militer di Sanaa, Yaman, 21 September 2022. 

TRIBUNNEWS.COM – Angkatan Bersenjata Yaman dan kelompok Perlawanan Islam di Irak kembali menyerang Israel pada hari Jumat, (9/8/2024).

Kantor berita Tasnim menyebut serangan itu adalah serangan yang terkoordinasi dan ditujukan untuk membalas Israel atas tindakan genosidanya di Jalur Gaza.

Serangan tersebut menargetkan Pelabuhan Umm Al Rashrash atau yang juga dikenal sebagai Pelabuhan Eilat.

Menurut Tasnim, serangan Yaman dan kelompok Perlawanan Islam Irak dilancarkan dengan pesawat nirawak atau drone. Pesawat itu dilaporkan berhasil mencapai targetnya.

Sementara itu, pemimpin kelompok Ansarallah atau Houthi di Yaman yang bernama Abdul-Malik Al-Houthi mengatakan perang melawan Israel telah mencapai titik puncak.

Titik puncak itu dicapai setelah Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan panglima Hizbullah, Fuad Shukr.

“Kejahatan rezim Zionis yang membunuh pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dan panglima Hizbullah, Fuad Shukr, berdampak besar terhadap situasi di kawasan itu,” ujar Al-Houthi pada hari Kamis.

Houthi akan berkoordinasi dengan Poros Perlawanan

BERITA REKOMENDASI

Sehari sebelumnya, Al-Houthi mengatakan akan membalas serangan Israel di Kota Hodeidah bulan lalu.

Dalam serangan tersebut Israel menargetkan tangki bahan bakar dan empat crane besar yang digunakan untuk memindahkan kontainer.

Israel mengklaim Houthi menggunakan crane itu untuk mengimpor senjata dari Iran.

Baca juga: Angkatan Laut IRGC Terima 2.640 Rudal Baru Bisa Tenggelamkan Kapal Musuh, Iran Siap Serang Israel?

Serangan itu adalah balasan Israel atas serangan pesawat nirawak Houthi di ibu kota Israel, Tel Aviv.

Dalam pernyataannya pada hari Kamis, Al Houthi mengklaim serangan balasan Houthi terhadap Israel “tak bisa dihindari dan akan datang”.


Houthi menyebut akan berkoordinasi dengan Poros Perlawanan untuk menyerang Israel.

Poros Perlawanan adalah sebutan untuk kelompok perlawanan yang didukung oleh Iran. Anggota kelompok itu termasuk Hamas di Gaza, Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok militan Suriah dan Irak.

Saat ini situasi di Timur Tengah makin panas karena kelompok perlawanan sudah berjanji akan membalas serangan Israel yang menewaskan Haniyeh dan Shukr.

Akan tetapi, hingga saat ini belum diketahui kapan dan dengan cara apa serangan itu akan dilakukan.

Al-Houthi mengklaim penundaan atau keterlambatan serangan balasan oleh Iran dan proksinya itu merupakan hal yang “sepenuhnya taktikal”.

“Keputusan untuk merespons adalah suatu keputusan yang dibuat oleh setiap orang; pada level keseluruhan poros,” katanya.

Pelabuhan Eilat Israel bangkrut

Pelabuhan Eilat yang baru saja diserang Yaman sebenarnya sudah menyatakan bangkrut beberapa waktu lalu.

Eilat bangkrut setelah didera serangan Houthi dan kelompok perlawanan Irak.

Baca juga: Erdogan Teriak Boikot dan Ancam Serbu Israel, Pangkalan IDF Ditenagai Pembangkit Milik Turki

Menurut Eilat, kebangkrutan itu disebabkan olah kurangnya aktivitas perdagangan di pelabuhan Israel itu.

CEO Eilat Gideon Golber kemudian menyinggung kegagalan koalisi negara-negara Barat untuk mengamankan rute pelayaran di Laut Merah.

“Pelabuhan ini ditutup total, dan tidak ada aktivitas di pelabuhan selama 8 bulan karena gagalnya koalisi negara-negara di Laut Merah,” kata Golber dikutip dari Counter Currents.

“Kami tak punya penghasilan apa pun dalam beberapa bulan terakhir, sekarang waktunya negara memberikan bantuan dan memahami bahwa pelabuhan yang ditutup itu perlu dibantu.”

Aktivitas perdagangan di Pelabuhan Eilat, Israel, turun tajam akibat meningkatnya serangan Houthi Yaman terhadap kapal kargo di Laut Merah.
Aktivitas perdagangan di Pelabuhan Eilat, Israel, turun tajam akibat meningkatnya serangan Houthi Yaman terhadap kapal kargo di Laut Merah. (Arab News)

Pada bulan Maret lalu Golber mengatakan Eilat bertanggung jawab atas 50 hingga 55 persen kendaraan yang diimpor dari Asia Timur.

Tak hanya itu, ekspor potasium dan fosfat dari Laut Merah melalui Eilat mencapai sekitar 1,8 hingga 2 juta ton.

Golber menyebut Eilat juga mengimpor sapi dan biri-biri dari Australia.

Kelompok Houthi di Yaman disalahkan atas tutupnya Eilat. Houthi menyerang dan menghentikan kapal-kapal yang menuju ke Eilat.

Kapal-kapal itu berlayar ke Israel dengan melewati Selat Bab Al-Mandeb yang menguasai sekitar 10 persen pelayaran dunia.

Karena serangan Houthi, kapal dagang memilih untuk mengubah jalur, yakni dengan mengitari Tanjung Harapan. Jalur itu jauh lebih panjang.

Kota Eilat juga sudah terdampak parah oleh perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023 karena pariwisata dan perdagangan di sana dihentikan sepenuhnya. Di samping itu, ada banyak warga di sana yang kehilangan pekerjaan.

Baca juga: Mediator Dorong Gencatan Senjata di Gaza, Menteri Sayap Kanan Israel Tak Setuju: Waktunya Belum Tiba

Seorang pengacara sekaligus jurnalis asal Kanada bernama Dimitri Lascaris sempat berkunjung ke Eilat tanggal 17 Maret.

Dia berujar operasi militer yang dilakukan Houthi telah membuat pelabuhan itu kosong, tak disambangi kapal kargo.

Bangkrutnya Eilat menjadi topik yang ramai dibicarakan di media sosial X. Ada yang menyebutkan bahwa Houthi telah mencapai tujuannya dalam melawan Israel.

Pada bulan Desember 2023 pelabuhan itu dilaporkan kehilangan 85 persen perdagangannya karena serangan Houthi.

Manajemen Eilat meminta bantuan keuangan dari pemerintah Israel. Namun, belum tentu pemerintah akan membantunya karena kondisi ekonomi sedang bergejolak.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas