Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

100 Perwira Militer Israel Kirim Surat ke Pimpinannya: Kami Masih Jauh dari Kemenangan di Gaza

Para perwira militer mengatakan bahwa faksi perlawanan Palestina masih memiliki kemampuan lintas perbatasan seperti UAV, pesawat tanpa awak peledak.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in 100 Perwira Militer Israel Kirim Surat ke Pimpinannya: Kami Masih Jauh dari Kemenangan di Gaza
The Times of Israel
Tentara Israel berperang di Gaza. 

100 Perwira Militer Israel Kirim Surat ke Pimpinannya: Masih Jauh dari Kemenangan di Gaza

TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL -  Tentara Israel "masih jauh dari kemenangan" di Jalur Gaza.

Itulah bunyi surat yang ditandatangani oleh 100 perwira militer Israel.

"Dalam beberapa hari terakhir, kami dikejutkan oleh pernyataan berulang kali dari pejabat senior militer bahwa kemenangan sudah di depan mata dan ada kemungkinan untuk beralih ke tahap serangan terarah," bunyi surat yang ditandatangani oleh sekitar 100 perwira kepada Kepala Staf IDF Herzi Halevi.

“Kami yang datang dari lapangan tahu betul bahwa situasi masih jauh dari kemenangan," bunyi surat itu seperti dikutip dari Anadolu, Senin (12/8/2024).

Surat itu disebut-sebut ditandatangi oleh para perwira cadangan Israel.

Para perwira militer mengatakan bahwa faksi perlawanan Palestina masih memiliki kemampuan lintas perbatasan seperti UAV, pesawat tanpa awak peledak, dan mortir.

Berita Rekomendasi

“Ini bukan seperti apa kemenangan itu!”

Klaim Netanyahu

Pada bulan Februari lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada ABC News bahwa "kemenangan sudah dalam jangkauan."

Setidaknya 10.000 tentara Israel telah tewas dan terluka sejak pecahnya konflik Gaza 7 Oktober lalu, menurut media Israel Minggu lalu.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Serangan Israel sejak itu telah menewaskan hampir 39.800 korban.

Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak dan melukai lebih dari 92.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza masih hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.

Organisasi Internasional Dituduh Terlibat

Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Aref menuduh organisasi internasional terlibat dalam kekejaman yang dilakukan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Dalam sebuah posting di jejaring sosial X pada Sabtu, Aref menyatakan, “Bencana kemanusiaan besar yang terjadi di Gaza merupakan contoh lain dari pelanggaran hak-hak bangsa Palestina yang telah berlangsung lama dan penerapan kekuatan secara terbuka terhadap penduduk sah di wilayah yang direbut oleh rezim Zionis yang merampas kekuasaan.”

Dalam unggahan di media sosial, ia mengungkapkan kemarahannya terkait serangan brutal menjelang fajar terhadap sebuah sekolah di kawasan Al-Daraj, yang berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi warga Palestina yang mengungsi, yang menyebabkan hilangnya nyawa lebih dari 100 orang pengungsi. 

Militer Israel melancarkan serangan terhadap jamaah Palestina saat salat subuh di sekolah Al-Tabin di Kota Gaza pada hari Sabtu, yang mengakibatkan banyak korban jiwa, termasuk lebih dari selusin anak-anak dan wanita, serta menyebabkan banyak lainnya terluka.

Biden mengatakan kesepakatan gencatan senjata Gaza masih mungkin dilakukan

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada CBS News bahwa ia yakin gencatan senjata di Gaza “masih mungkin” sebelum masa jabatannya di Gedung Putih berakhir.

Ia memberikan komentar tersebut dalam wawancara pertamanya sejak ia meninggalkan kampanye pemilihannya kembali bulan lalu.

“Rencana yang saya susun, yang didukung oleh G7, didukung oleh Dewan Keamanan PBB, dan lain sebagainya, masih bisa dilaksanakan,” kata Biden kepada CBS News.

“Dan saya bekerja keras setiap hari – dan seluruh tim saya – untuk memastikan bahwa hal itu tidak meningkat menjadi perang regional. Namun, hal itu bisa saja terjadi.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas