Cerita Tentara Ukraina saat Pertama Kali Bertemu Tentara Rusia di Kursk: Mereka Santai Minum Kopi
Tahun ini, pasukan Ukraina menyerang wilayah perbatasan Kremlin dengan cepat dan mudah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina membuat perubahan dalam perangnya melawan Rusia.
Pada 6 Agustus 2024, tank-tank dan infanteri Ukraina memasuki wilayah Kursk Rusia di dekat perbatasan.
Tentara Ukraina dari Brigade Serangan Udara ke-82 rupanya tidak menemui perlawanan berarti dari Rusia, ungkap seorang prajurit dari brigade tersebut kepada Financial Times.
Seorang prajurit yang dikenal dengan nama Volodymyr menceritakan bagaimana brigadenya menjadi salah satu kelompok yang pertama memasuki wilayah Kursk.
Mereka dipindahkan dari Kharkiv, tempat mereka menahan serangan pasukan Rusia yang besar.
“Kami memasuki wilayah Rusia untuk pertama kalinya pada pukul 1 siang pada hari Selasa [6 Agustus],” kata Volodymyr.
“Kami termasuk yang pertama memasuki wilayah itu.”
Saat melintasi perbatasan, mereka menemukan kompleks militer Rusia di mana para prajurit hanya duduk santai di bawah pepohonan dan minum kopi.
"Lalu Stryker (kendaraan lapis baja) kami melaju tepat ke meja mereka. Kami membunuh banyak dari mereka pada hari pertama," katanya.
"Karena mereka tidak bersenjata dan tidak menduga kami akan datang," tambahnya.
Ia menambahkan bahwa puluhan tentara Rusia telah menyerah.
Baca juga: Ukraina Gempur Rusia dalam Upaya untuk Peroleh Wilayah yang Lebih Luas
Tidak seperti pasukan Ukraina tahun lalu yang berjuang melawan pertahanan Rusia yang rumit selama serangan balasan besar-besaran, pasukan yang menyerang wilayah perbatasan Kursk ini menyeberang dengan cepat dan tanpa kesulitan.
Pada tanggal 9 Agustus, unit Stryker milik Volodymyr terkena peluncur granat antitank genggam.
Meskipun pengemudinya mengalami gegar otak, tidak ada tentara Ukraina yang tewas, dan kendaraan yang rusak itu ditarik kembali ke wilayah Ukraina.
Setelah memasuki wilayah Kursk, menurut Volodymyr, pasukan Ukraina mulai menggali parit, mengantisipasi serangan balik Rusia.
Namun, alih-alih melakukan serangan darat, militer Rusia merespons dengan serangan udara dan pesawat tanpa awak.
Meskipun demikian, pasukan Ukraina menegaskan bahwa pasukan Rusia gagal menghentikan pergerakan mereka.
Mereka melaporkan bahwa justru banyak bala bantuan Moskow yang ditangkap atau terbunuh.
Pasukan Ukraina dilaporkan maju 5-10 kilometer per harinya, menempuh jarak lebih dari 30 kilometer dalam seminggu.
Pada hari Senin (12/8/2024), Panglima Tertinggi Alexander Syrsky memperkirakan bahwa pasukan Ukraina telah menguasai sekitar 1.000 kilometer persegi.
Namun, tidak semua tentara Ukraina yakin akan keberhasilan operasi tersebut.
Beberapa menyatakan kekhawatiran tentang para tentara yang meninggalkan posisi mereka di wilayah Donetsk demi operasi ini.
Banyak tentara mengakui bahwa mereka tidak paham tentang misi mereka pada hari-hari awal invasi.
Denis, tentara Ukraina lainnya, memberi tahu Financial Times bahwa operasi Kursk bertujuan untuk merebut wilayah Rusia dan menukarnya dengan tanah Ukraina jika terjadi negosiasi di masa mendatang.
“Kita bisa bertempur di sini dan mengambil alih wilayah mereka," katanya.
Baca juga: Zelensky Klaim Invasi di Kursk Berhasil, Ukraina Kini Caplok 100 Ribu Hektar Wilayah Milik Rusia
"Kemudian negosiasi dapat dimulai, dan kita dapat bertukar tanah.”
Beberapa tentara mengatakan bahwa operasi tersebut juga dimaksudkan untuk mengalihkan pasukan Rusia dari garis depan di Ukraina selatan dan timur, tempat pasukan Kyiv berada di bawah tekanan yang meningkat.
Putin Marah Dengar Wilayahnya Direbut
Sementara itu pada hari Senin (12/8/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin diberitahu bahwa Ukraina saat ini mengendalikan 28 pemukiman di wilayah Kursk, Newsweek melaporkan.
Kantor berita milik pemerintah Rusia, RIA Novosti melaporkan di saluran Telegramnya bahwa Putin mengadakan pertemuan dengan pejabat tinggi keamanan Rusia.
Di situlah ia diberitahu oleh penjabat gubernur Kursk bahwa situasi di wilayah tersebut sulit.
Gubernur juga melaporkan bahwa Ukraina saat ini mengendalikan 28 permukiman di wilayah tersebut.
Rekaman video dari RIA Novosti menunjukkan Putin bereaksi dengan marah dan menyela penjabat gubernur selama rapat tersebut.
BBC News melaporkan pada hari Senin bahwa Putin mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan pejabat Rusia lainnya bahwa tugas utama Kementerian Pertahanan adalah untuk mendorong dan mengusir musuh keluar dari wilayah Rusia.
Menurut The Associated Press (AP), selama pertemuan dengan pejabat tinggi pertahanan, Putin mengkritik upaya perang Ukraina di Kursk.
Ia menggambarkannya sebagai cara bagi Kyiv untuk mencoba menghentikan upaya ofensif Moskow di wilayah Donbas.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)