Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Iran Tolak Seruan Barat agar Batal Serang Israel: Ini Tak Masuk Akal

Kementerian Luar Negeri Iran dengan tegas menolak seruan negara-negara Barat untuk menahan diri dalam melancarkan serangan balasan ke Israel.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Iran Tolak Seruan Barat agar Batal Serang Israel: Ini Tak Masuk Akal
Nasser Kanaani
Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran. Kementerian Luar Negeri Iran dengan tegas menolak seruan negara-negara Barat untuk menahan diri dalam melancarkan serangan balasan ke Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Iran dengan tegas menolak seruan negara-negara Barat untuk menahan diri dalam melancarkan serangan balasan ke Israel.

Menurut Nasser Kanaani, seruan dari Prancis, Jerman dan Inggris untuk membatalkan serangan ke Israel adalah sesuatu yang tidak masuk akal.

"Tidak memiliki logika politik dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional," kata Kanaani, dikutip dari Al-Arabiya.

Tidak hanya itu, Kanaani menilai ketiga negara barat tersebut terlalui ikut campur dengan ketegangan yang terjadi antara Iran dan Israel.

“Tanpa keberatan apa pun terhadap kejahatan rezim Zionis (Israel), pernyataan E3 (Prancis, Jerman, Inggris) dengan kurang ajar mengharuskan Iran untuk tidak menanggapi pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorialnya,” kata Kanaani, dikutip dari Al Jazeera.

Kanaani dengan tegas meminta kepada ketiga negara tersebut agar menghindari hasutan Israel dan membela Gaza.

"Paris, Berlin dan London untuk“sekali dan selamanya menentang perang di Gaza dan hasutan perang Israel," tambahnya.

BERITA REKOMENDASI

Sebelumnya, para pemimpin Prancis, Jerman dan Inggris mengeluarkan pernyataan pada hari Senin (12/8/2024).

Dalam pernyataan tersebut, mereka mendesak Iran untuk tidak melanjutkan rencana serangan ke Israel.

Menurut negara-negara tersebut, apabila Iran melancarkan serangan ke Israel, maka akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

"Kami menghimbau Iran dan sekutunya untuk menahan diri dari serangan yang akan semakin meningkatkan ketegangan regional dan membahayakan kesempatan untuk menyepakati gencatan senjata dan pembebasan sandera," katanya.

Tidak sampai di situ, Scholz dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga melakukan panggilan telepon dengan Presiden iran Masoud Pezeshkian.

Baca juga: AS Minta Turki dan Sekutu Bujuk Rezim Iran agar Batal Serang Israel


Scholz meminta untuk tidak melanjutkan serangan ke Israel.

Menurutnya, apabila perang masih terjadi, maka tidak ada satu pihak pun yang merasa diuntungkan.

"Starmer meminta Pezeshkian untuk menahan diri dari menyerang Israel, dan mengatakan bahwa perang tidak menguntungkan siapa pun," kata kantor perdana menteri.

Sementara Scholz meminta Pezeshkian untuk mempertimbangkan serangan.

"Scholz mengimbau Presiden Pezeshkian untuk melakukan segala hal yang mungkin guna mencegah eskalasi militer lebih lanjut", kata juru bicara Scholz, Wolfgang Buechner dalam sebuah pernyataan.

Dengan batalnya serangan ke Israel, menurut Scholz ini akan mengurangi ketegangan di Timur Tengah.

"Kekhawatiran besar mengenai bahaya konflik regional di Timur Tengah dan lingkaran kekerasan di Timur Tengah harus diputus sekarang," katanya.

Sebagai informasi, Iran telah bersumpah untuk memberikan hukuman keras kepada Israel sesuai dengan permintaan pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei.

"Perintah pemimpin tertinggi mengenai hukuman berat terhadap Israel dan balas dendam atas darah martir Ismail Haniyeh sudah jelas dan eksplisit dan akan dilaksanakan dengan cara sebaik mungkin," kata Wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam, Ali Fadavi, dikutip dari Al Jazeera.

Pembalasan ini dilakukan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli 2024.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Konflik Iran vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas