Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Netanyahu Minta Para Menterinya agar Tak Bicara Soal Keamanan Israel di Publik, Mulai Panik?

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memperingatkan para menterinya agar tak membicarakan soal keamanan di depan publik jelang serangan Iran.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Netanyahu Minta Para Menterinya agar Tak Bicara Soal Keamanan Israel di Publik, Mulai Panik?
X/Twitter
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Gelar Rapat di Kontrol Room Kirya, Tel AViv Kamis (8/8/2024) 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, meminta para menterinya untuk menahan diri dari pernyataan publik tentang masalah keamanan.

Netanyahu memperingatkan para menterinya untuk tidak membahas masalah keamanan dalam beberapa hari mendatang.

Dikutip dari Palestine Chronicle, Netanyahu bahkan menekankan sifat "kritis" dari situasi tersebut.

Otoritas Penyiaran Israel, KAN, menyebut langkah Netanyahu ini dilakukan di tengah meningkatnya ekspektasi di Israel terhadap potensi serangan balasan dari Iran.

Serangan balasan dari Iran dan Hizbullah ini sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dan Komandan Hizbullah, Fuad Shukr.

KAN melaporkan Israel sedang mempersiapkan serangan Iran yang lebih luas, yang berpotensi lebih dahsyat daripada serangan pesawat tak berawak pada bulan April.

"Penilaian baru di Israel menunjukkan bahwa Iran tetap bertekad untuk melancarkan serangan ini meskipun ada indikasi baru-baru ini bahwa Iran mungkin telah mundur karena tekanan politik," tulis KAN.

BERITA REKOMENDASI

Penilaian saat ini menunjukkan Iran telah merencanakan serangan berskala besar terhadap titik-titik strategis kritis di Israel, katanya.

"Waktu pasti serangan Iran ini masih belum diketahui, tetapi mengingat adanya saling adu ancaman antara Iran dan Israel, beberapa hari mendatang diperkirakan akan sangat menegangkan," tulis laporan tersebut.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) tengah bersiap menghadapi serangkaian serangan signifikan dari Iran dan porksinya.

Juru Bicara Keamanan Nasional AS, John Kirby, menyebut para diplomat internasional tengah berlomba untuk mencegah perang lebih meluas.

Baca juga: Israel Tak Juga Serang Hizbullah, Gallant Sebut Slogan Kemenangan Mutlak Netanyahu Omong Kosong

"Kami telah meningkatkan postur dan kemampuan pasukan kami di kawasan tersebut bahkan hanya dalam beberapa hari terakhir," kata Kirby, dikutip dari The Jerusalem Post.


"Kami harus bersiap menghadapi apa yang mungkin menjadi serangkaian serangan yang signifikan," lanjutnya.

"Langkah terpenting saat ini adalah memastikan bahwa Israel dapat mempertahankan dirinya dan bahwa kami, Amerika Serikat, memiliki pasukan yang tepat untuk membantu mereka mempertahankan diri," tegasnya.

AS telah memimpin koalisi lima angkatan darat, termasuk Israel, Yordania, Prancis, dan Inggris, pada bulan April untuk mempertahankan Israel dari serangan Iran yang mencakup 300 rudal dan drone.

Diasumsikan, koalisi yang sama akan diaktifkan, tetapi Israel lebih memilih untuk menghindari situasi itu melalui upaya diplomatik yang intens untuk menekan Iran dan Hizbullah agar menahan diri dari serangan balasan terhadap Israel.

"Amerika Serikat dan sekutu serta mitra kami terus menyampaikan pesan kepada rekan-rekan kami di kawasan itu agar tidak terjadi eskalasi," ungkap Kirby.

"Beberapa sekutu dan mitra kami terus menyampaikan pesan itu kepada Iran, bahwa kami tidak ingin melihat eskalasi," pungkasnya.

Iran Berhak Membela Diri

Presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian.
Presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian. (Tehran Times)

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan negaranya berhak membela diri dan menanggapi tindakan agresi apapun sesuai "semua norma dan peraturan internasional".

Dalam panggilan telepon pada Senin, dengan Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris negara Vatikan, Pezeshkian mengutuk pembunuhan brutal terhadap wanita dan anak-anak di Gaza oleh rezim Israel selama sepuluh bulan terakhir.

Baca juga: Prediksi Iran Lancarkan Serangan ke Israel Pekan Ini, AS Bersiap dan Tingkatkan Kekuatan Regional

Ia juga mengecam pembunuhan "pengecut" terhadap Ismail Haniyeh yang kediamannya di Teheran menjadi sasaran serangan Israel pada 31 Juli.

Dikutip dari IRNA, Pezeshkian menekankan pembunuhan tersebut melanggar "semua prinsip kemanusiaan dan hukum".

Dirinya menegaskan kembali janji Iran, mereka akan memberikan tanggapan yang kuat kepada rezim Israel atas tindakan terorisme yang berani di wilayahnya.

"Berdasarkan semua norma dan peraturan internasional, hak untuk membela diri dan menanggapi agresor diberikan kepada negara mana pun yang telah menjadi sasaran agresi," kata Pezeshkian.

Namun, Pezeshkian juga menegaskan kembali komitmen Iran untuk menghindari perang dan mempromosikan perdamaian dan keamanan global.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas