Putin dan Presiden Palestina Ketemu di Moskow, Bahas Situasi Timur Tengah dan Perang Israel-Hamas
Presiden Rusia, Vladimir Putin akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas di Moskow akan bahas situasi Timur Tengah.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas di Moskow.
Abbas tiba di ibu kota Rusia, Moskow, dalam kunjungan resmi pada hari Senin (12/8/2024) kemarin, Anadolu Agency melaporkan.
Media Rusia menerbitkan video yang menunjukkan kedatangan Abbas di Bandara Vnukovo Moskow, di mana ia disambut oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov, yang juga merupakan utusan khusus negara itu untuk Timur Tengah dan Afrika.
Putin dan Abbas dijadwalkan bertemu pada hari Selasa (13/8/2024) ini.
Selain isu-isu mendesak mengenai kerja sama bilateral, kedua pihak diharapkan bertukar pandangan mengenai situasi di Timur Tengah mengingat meningkatnya konflik Israel-Palestina saat ini dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza, layanan pers Kremlin mengatakan sebelumnya.
Awalnya, kunjungan pemimpin Palestina ke Moskow direncanakan pada 15 November 2023, meskipun ditunda atas permintaan pihak Palestina.
Duta Besar Palestina untuk Moskow Abdel Hafiz Nofal sebelumnya mengatakan bahwa konflik Palestina-Israel akan menjadi pokok bahasan utama.
Secara khusus, direncanakan untuk membahas peran Rusia dan apa yang dapat dilakukan, katanya.
Sebelumnya, para pemimpin kedua negara bertemu pada Oktober 2022 di Astana dan juga membahas masalah penyelesaian Palestina-Israel.
Waktu itu, Putin mengatakan kalau posisi Moskow terkait masalah tersebut didasarkan pada keputusan PBB dan tidak akan berubah.
Gelombang eskalasi lain di Timur Tengah menyusul kematian kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan terbunuhnya komandan militer tinggi Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.
Baca juga: Zelensky Klaim Invasi di Kursk Berhasil, Ukraina Kini Caplok 100 Ribu Hektar Wilayah Milik Rusia
Iran, Hamas, dan Hizbullah menganggap Israel bertanggung jawab dan menegaskan bahwa serangan itu akan dibalas dengan serangan balasan.
Pejabat Israel tidak mengomentari kematian Haniyeh.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa pembunuhan Haniyeh dapat memengaruhi pembicaraan tentang pembebasan sandera Israel di Jalur Gaza.