Israel Menyetujui Pembangunan Pemukiman Baru di Tepi Barat di Situs Warisan Dunia UNESCO
Selama beberapa bulan terakhir, Tel Aviv telah mempercepat persetujuan perluasan permukiman ilegal di Tepi Barat dalam upaya untuk memblokir Palestina
Penulis: Muhammad Barir
Israel Menyetujui Pembangunan Pemukiman Baru di Tepi Barat di Situs Warisan Dunia UNESCO
TRIBUNNEWS.COM- Selama beberapa bulan terakhir, Tel Aviv telah mempercepat persetujuan perluasan permukiman ilegal di Tepi Barat dalam upaya untuk memblokir pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Pemerintah Israel pada tanggal 14 Agustus secara resmi menyetujui batas kota untuk pemukiman baru di Situs Warisan Dunia UNESCO dekat Betlehem di Tepi Barat yang diduduki .
Menteri Keuangan supremasi Yahudi Bezalel Smotrich mengatakan kantornya telah “menyelesaikan pekerjaannya dan menerbitkan rencana untuk pemukiman Nahal Heletz baru di Gush Etzion,” sebuah blok pemukiman di selatan Yerusalem yang diduduki.
"Tidak ada keputusan anti-Israel dan anti-Zionis yang akan menghentikan pembangunan permukiman. Kami akan terus berjuang melawan proyek berbahaya untuk mendirikan negara Palestina dengan menciptakan fakta di lapangan. Ini adalah misi hidup saya, dan saya akan meneruskannya semampu saya," kata pejabat Israel yang tinggal di permukiman ilegal itu melalui media sosial.
Semua pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki sejak 1967, dianggap ilegal menurut hukum internasional, terlepas dari apakah mereka memiliki izin perencanaan atau tidak.
Administrasi Sipil Israel menerbitkan garis biru – sebuah proses survei tanah di mana administrasi memastikan tanah mana yang milik pribadi dan mana yang bukan – sepanjang 602 dunam (3,7 kilometer) untuk pembangunan pemukiman Nahal Heletz yang baru.
Menurut kelompok antipemukiman Israel Peace Now, area yang dimaksud untuk pemukiman baru tersebut dinyatakan sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
"Smotrich terus mempromosikan aneksasi de facto, mengabaikan Konvensi UNESCO yang telah ditandatangani Israel, dan kita semua akan menanggung akibatnya," kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Kami akan terus melawan proyek berbahaya untuk mendirikan negara Palestina dengan menciptakan fakta di lapangan," tegas Peace Now, seraya menyebut tindakan Administrasi Sipil sebagai "serangan besar-besaran" terhadap wilayah "yang terkenal dengan terasering kuno dan sistem irigasi canggih, bukti aktivitas manusia selama ribuan tahun."
"Tindakan-tindakan ini tidak hanya memecah belah wilayah Palestina dan merampas warisan alam dan budaya masyarakat luas, tetapi juga menimbulkan ancaman langsung terhadap wilayah yang dianggap memiliki nilai budaya tertinggi bagi kemanusiaan," imbuh Peace Now.
Sekitar 700.000 pemukim Israel sekarang tinggal di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur yang diduduki.
SUMBER: THE CRADLE