Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media AS Sebut Jenderal Zaluzhny di Balik Penghancuran Pipa Gas Nord Stream 1

Pengeboman pipa tersebut membuat harga gas dunia saat itu langsung melonjak dan membuat negara-negara Eropa terutama Jerman mengalami resesi.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Media AS Sebut Jenderal Zaluzhny di Balik Penghancuran Pipa Gas Nord Stream 1
Handout / LAYANAN PERS PRESIDEN UKRAINIAN / AFP
Valery Zaluzhny 

TRIBUNNEWS.COM -- Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Valery Zaluzhny dituding berada di belakang penghancuran pipa gas Nord Stream yang menghubungkan Rusia dengan negara-negara Eropa terutama Jerman.

Pengeboman pipa tersebut membuat harga gas dunia saat itu langsung melonjak dan membuat negara-negara Eropa terutama Jerman mengalami resesi.

Jerman yang energi industrinya mengandalkan gas dengan pasokan 40 persen dari Rusia langsung mengalami krisis energi.

Baca juga: Kursk Dalam Gempuran, Ketegangan Memuncak di Perbatasan Rusia-Ukraina

Saat itu Uni Eropa memang memberikan sanksi ekonomi ke Rusia karena menginvasi Ukraina pada Februari 2022, namun impor gas melalui pipa Nord Stream masih berjalan, meski pasokannya berkurang.

Pada akhirnya, aliran gas lewat pipa tersebut benar-benar mati setelah pada Mei 2022, pipa tersebut dibom.

Rusia tadinya menuding bahwa Amerika Serikat ada di belakang sabotase itu, namun AS berkali-kali membantahnya.

Rusia yang sebenarnya telah membangun pipa Nord Stream 2 untuk menambah pasokan pun akhirnya membatalkan pengoperasiannya.

BERITA REKOMENDASI

Kini media terkenal asal AS, The Wall Street Journal (WSJ), memberitakan bahwa orang yang bertanggung jawab atas hancurnya pipa Nord Stream adalah para petinggi Ukraina.

WSJ memberitakan bahwa Valery Zaluzhny merupakan tersangka utamanya. Ia melakukan operasi tersebut berdasar persetujuan Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca juga: Ukraina Kehilangan 420 Pasukan di Kursk Sehari Terakhir, Rusia Lakukan Pembersihan Besar-besaran

Media tersebut mengabarkan bahwa operasi sabotase itu dibiayai oleh pengusaha swasta yang dikendalikan seorang jenderal tinggi.

"Presiden Zelensky menyetujui rencana tersebut dan kemudian mencoba membatalkannya, tetapi gagal," kata artikel tersebut.

Mengutip sumber, diklaim bahwa sabotase tersebut dipersiapkan oleh sekelompok perwira dan pengusaha Ukraina pada Mei 2022.

Presiden Zelensky yang tadinya setuju dengan rencana tersebut tiba-tiba berubah pikiran.

Ia memerintahkan Zaluzhny untuk membatalkan sabotase itu karena rencana mereka ketahuan CIA dan kemudian Washington meminta agar pengeboman dibatalkan.

Akan tetapi Jenderal Zaluzhny tidak mengindahkan perintah Zelensky dan tetap melanjutkan rencana tersebut.

Hal ini menurut Strana, sebelumnya telah diberitakan oleh sebuah media asal Jerman.

Meski 'mbalelo', Zaluzhny mengubah rencana awal. Seharusnya dilakukan oleh beberapa penyelam di kapal pesiar, termasuk seorang wanita, agar terlihat seperti perjalanan perahu biasa.

"Pemodal" Ukraina juga seharusnya berpartisipasi dalam sponsor operasi tersebut. Namun akhirnya dibatalkan.

Panglima Zaluzhny menggunakan rencana lainnya dan melaksanakan "misi rahasia yang berisiko" dengan mendatangkan Kolonel Pasukan Khusus Roman Chervinsky.

Operasi ini benar-benar dilakukan oleh militer dan profesional. Chervinsky diduga menggunakan kapal layar dan enam awak yang terdiri dari personel militer dan sipil yang berpengalaman bekerja di laut.

Jerman melaporkan bahwa surat perintah penangkapan telah dikeluarkan di Jerman terkait dengan pengeboman pipa terhadap seorang warga negara Ukraina.

Dua orang lagi, termasuk seorang wanita, juga dicurigai. Mereka diidentifikasi sebagai penyelam Kiev.

Jurnalis WSJ mengaku telah mewawancarai empat pejabat senior pertahanan dan keamanan Ukraina yang berpartisipasi dalam rencana tersebut atau memiliki pengetahuan langsung tentang hal itu.

Lokasi kebocoran pipa Nord Stream
Lokasi kebocoran pipa Nord Stream (Kementerian Pertahanan Denmark)

Zaluzhny Membantah

Namun, Zaluzhny mengatakan kepada WSJ bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang operasi semacam itu, dan bahwa asumsi tentang keterlibatannya dalam pengeboman itu adalah "provokasi belaka."

Ia menambahkan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina sama sekali tidak berwenang untuk melakukan misi luar negeri.

Seorang pejabat senior SBU juga membantah kepada surat kabar itu bahwa pemerintah Ukraina ada hubungannya dengan sabotase tersebut.

Ia mengatakan bahwa Zelensky "tidak menyetujui tindakan semacam itu di wilayah negara ketiga dan tidak memberikan perintah yang sesuai."

Sementara itu, Berlin telah mengumumkan bahwa mereka berjanji untuk mendukung Ukraina terlepas dari hasil investigasi ledakan Nord Stream.

Zaluzhny sendiri saat ini tidak lagi menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina. Ia diganti oleh Jenderal Oleksadr Syrsky pada Februari 2024 lalu.

Kini Zaluzhny diberi jabatan baru oleh Presiden Volodymyr Zelensky sebagai Duta Besar Ukraina di London, Inggris.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas