Putra Mahkota Arab Saudi Takut Dibunuh jika 'Berteman' dengan Israel, Teringat Nasib Anwar Sadat
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman takut dibunuh jika menormalisasi hubungan dengan Israel. Ia teringat nasib Presiden Mesir Anwar Sadat.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Putra Mahkota Arab Saudi sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman, dikabarkan takut dibunuh jika ia menormalisasi hubungan dengan Israel.
"Dia mempertaruhkan nyawanya dalam mencapai kesepakatan besar dengan Amerika Serikat (AS) dan (sekutunya) Israel yang mencakup normalisasi hubungan Saudi-Israel," lapor surat kabar Amerika Serikat (AS), Politico, mengutip sumber Kongres AS pada Rabu (14/8/2024).
Menurut laporan Politico, Mohammed bin Salman menyampaikan kekhawatirannya kepada Kongres AS dapat ia dapat berakhir seperti Presiden Mesir Anwar Sadat.
Anwar Sadat yang dibunuh saat menghadiri parade militer Mesir tahun 1981 setelah membuat perjanjian damai dengan Israel melalui Perjanjian Camp David dengan Perdana Menteri Israel saat itu, Menachem Begin, pada 17 September 1978.
Mohammed bin Salman juga bertanya kepada Kongres AS tentang apa yang dilakukan AS untuk melindungi Anwar Sadat.
Ketika membahas ketakutannya, Mohammed bin Salman menegaskan perlunya mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.
Ia juga menekankan bahwa perjanjian itu harus mencakup jalan nyata untuk mendirikan negara Palestina.
Sementara itu pejabat Israel mengomentari berita tersebut dengan mengatakan ada beberapa kondisi yang tidak bisa memenuhi syarat dari Arab Saudi, termasuk pendirian negara Palestina.
"Kami memahami bahwa pemerintah Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Israel semuanya tertarik untuk mempertimbangkan kesepakatan yang mencakup masalah bilateral antara Amerika Serikat dan Arab Saudi serta normalisasi Israel-Saudi. Namun, diperlukan kondisi tertentu untuk mencapai kesepakatan seperti itu, yang tidak semuanya ada saat ini,” kata pejabat Israel menanggapi artikel tersebut, dikutip dari Alhurra.
Perjanjian Rahasia Arab Saudi, AS, Israel
Mohammed bin Salman bertekad untuk mencapai kesepakatan besar dengan AS dan Israel meski nyawanya menjadi taruhan, menurut Politico.
Baca juga: Arab Saudi Kecam Penyerbuan Al-Aqsa oleh Ben Gvir, Penting Hormati Status Quo Historis Yerusalem
Politico berpendapat hal ini dilakukan karena kerja sama tersebut sangat penting bagi masa depan Arab Saudi.
Garis besar perjanjian rahasia ini muncul dalam berbagai laporan.
Di antaranya komitmen AS kepada Arab Saudi termasuk jaminan keamanan, bantuan program nuklir sipil, dan investasi ekonomi di bidang-bidang seperti teknologi.
Beberapa laporan mengatakan Arab Saudi akan membatasi hubungannya dengan China dan akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.