Usai Hizbullah Hujani Ratusan Roket, Kini Israel Lancarkan Serangan Udara ke Lebanon, 2 Orang Luka
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan, dua orang terluka dalam serangan Israel di Lebanon selatan.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon selatan pada Minggu (25/8/2024) dini hari.
Israel menyebutnya sebagai serangan pendahuluan terhadap Hizbullah.
Sebab, kelompok militan Lebanon itu mengatakan telah meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak untuk membalas pembunuhan salah satu komandan utamanya bulan lalu.
Baku tembak hebat itu mengancam akan memicu perang habis-habisan yang dapat melibatkan Amerika Serikat, Iran, dan kelompok militan di seluruh wilayah.
Itu juga dapat menggagalkan upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, tempat Israel telah berperang dengan kelompok Palestina Hamas, sekutu Hizbullah, selama lebih dari 10 bulan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan militer telah menyingkirkan ribuan roket yang ditujukan ke Israel utara.
Benjamin Netanyahu juga mendesak warga untuk mematuhi arahan dari Komando Front Dalam Negeri.
"Kami bertekad untuk melakukan segalanya untuk mempertahankan negara kami, untuk mengembalikan penduduk utara dengan aman ke rumah mereka dan untuk terus menegakkan aturan sederhana: Siapa pun yang menyakiti kami — kami akan menyakiti mereka," katanya, seperti diberitakan Arab News.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan, dua orang terluka dalam serangan Israel di Lebanon selatan.
Salah satu dari mereka, seorang warga Suriah berusia 17 tahun, dirawat di rumah sakit, kata pejabat pertahanan sipil.
Israel Menaikkan Tingkat Kewaspadaan
Sirene serangan udara dilaporkan di seluruh Israel utara.
Baca juga: Pasukan Zionis Israel Hancurkan Masjid hingga Bakar Al-Quran, Hamas Kutuk Keras
Bandara internasional Ben-Gurion Israel ditutup dan mengalihkan penerbangan selama sekitar satu jam karena ancaman serangan.
Komando Front Dalam Negeri Israel telah menaikkan tingkat kewaspadaan di Israel utara.
Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, mengatakan Hizbullah bermaksud untuk menyerang target di Israel utara dan tengah.
"Penilaian awal menemukan kerusakan yang sangat kecil di Israel, tetapi militer tetap dalam siaga tinggi," katanya.
Dia mengatakan sekitar 100 pesawat Israel ikut serta dalam serangan hari Minggu.
Kata Hizbullah
Sementara itu, Hizbullah mengatakan serangannya melibatkan lebih dari 320 roket Katyusha yang ditujukan ke beberapa lokasi di Israel dan sejumlah besar pesawat nirawak.
Dikatakannya operasi itu menargetkan "target militer Israel kualitatif yang akan diumumkan kemudian" serta "lokasi dan barak musuh dan platform Iron Dome (pertahanan rudal)."
Militer Israel mengatakan, Hizbullah berencana untuk meluncurkan rentetan roket dan rudal ke arah Israel.
Segera setelah itu, Hizbullah mengumumkan telah melancarkan serangan terhadap posisi militer Israel sebagai tanggapan awal atas pembunuhan Fuad Shukr, salah satu pendirinya, dalam serangan udara Israel di Beirut bulan lalu.
Serangan itu terjadi saat Mesir menjadi tuan rumah putaran baru perundingan yang bertujuan untuk mengakhiri perang Israel-Hamas.
Baca juga: Setelah Diserang 10 Kali, Israel: Tanggapan Hizbullah soal Pembunuhan Fuad Shukr Sudah Dekat
Hizbullah mengatakan akan menghentikan pertempuran jika ada gencatan senjata di Gaza.
Iran mendukung kedua kelompok tersebut serta militan di Suriah, Irak, dan Yaman yang mungkin bergabung dalam konflik yang lebih besar.
Sebagai informasi, Hizbullah mulai menyerang Israel segera setelah dimulainya perang di Gaza, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel.
Israel dan Hizbullah saling tembak hampir setiap hari, menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.
Hingga hari Minggu, kedua belah pihak berhati-hati untuk menghindari perang habis-habisan.
Update Perang Israel-Hamas
Eskalasi terjadi saat kantor berita Reuters melaporkan tidak ada tanda-tanda kemajuan dalam perundingan gencatan senjata di Gaza.
Mengutip seorang pejabat Palestina, kantor berita itu mengatakan delegasi Hamas yang berada di ibu kota Mesir, Kairo, telah meninggalkan kota itu.
Di Jalur Gaza, militer Israel menewaskan 71 warga Palestina pada hari Sabtu, saat tank dan buldoser Israel maju ke kota pusat Deir el-Balah, memaksa lebih dari 100.000 orang mengungsi selama dua hari.
Militer Israel melancarkan serangan udara "intens" di Lebanon selatan, dengan mengatakan serangan "proaktif" tersebut ditujukan untuk menghilangkan "ancaman" dari Hizbullah.
Tak lama kemudian, Hizbullah mengumumkan serangan pesawat tak berawak dan roket besar-besaran terhadap Israel, dan menyatakan bahwa serangan itu merupakan respons atas pembunuhan komandan tertingginya Fuad Shukr oleh militer Israel di Beirut pada bulan Juli.
Baca juga: 7 Petempurnya Tewas, Hizbullah Kalap Gempur Markas Militer Israel di Malkieh hingga Metula
Kelompok bersenjata Lebanon mengatakan "tahap pertama" serangan balasannya mencakup serangkaian pesawat nirawak dan lebih dari 320 roket Katyusha yang diluncurkan ke 11 pangkalan dan barak militer Israel.
Setidaknya satu orang wanita terluka ringan akibat pecahan peluru yang jatuh di tengah serangan Hizbullah, menurut media Israel.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan "situasi darurat" di negaranya selama 48 jam ke depan sementara AS mengumumkan akan terus mendukung "hak Israel untuk mempertahankan diri".
Bandara Ben Gurion di Tel Aviv sempat menangguhkan penerbangan setelah Israel mengumumkan serangannya tetapi melanjutkan operasi pada pukul 7 pagi (04.00 GMT).
Setidaknya 40.334 orang tewas dan 93.356 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober.
(Tribunnews.com/Nuryanti)