Di Tengah Mogok Massal, Keluarga Tawanan Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan dengan Hamas
Pemerintahan Netanyahu diminta untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas guna membebaskan tawanan yang tersisa.
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Forum Sandera dan Keluarga Hilang, Udi Goren, menyerukan agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencapai kesepakatan dengan Hamas guna membebaskan tawanan yang tersisa.
Hal ini disampaikan keluarga tawanan kepada Al Jazeera dari Knesset Israel di Yerusalem Barat, tempat kelompok tersebut berbicara kepada anggota parlemen di tengah pemogokan umum yang sedang berlangsung.
"Israel harus memastikan perbatasannya aman."
"Kita perlu memastikan Hamas tidak dapat melakukan serangan seperti 7 Oktober lagi," kata Goren, Senin (2/9/2024).
"Namun untuk melakukannya, kita memerlukan rencana jangka panjang, dan ini tidak akan terjadi secara militer."
"Militer telah melakukan apa yang harus dilakukannya, melemahkan Hamas sehingga mereka tidak dapat menyakiti kita."
"Mulai saat ini, mereka perlu memasuki fase diplomatik," papar Udi Goren.
Hamas Sebut Netanyahu Halangi Kesepakatan Gencatan Senjata
Pejabat Hamas Khalil al-Hayya mengatakan, kelompok tersebut telah siap menandatangani kesepakatan gencatan senjata untuk Gaza.
Namun, Benjamin Netanyahu disebut telah mencegah hal itu terjadi.
“Usulan Israel terakhir disampaikan pada 27 Mei. Usulan itu disampaikan oleh pendudukan Israel dan disetujui Biden kata demi kata."
Baca juga: Anggap Biden Terlalu Lembek, Trump Akui Israel Akan Lenyap jika Iran Punya Senjata Nuklir
"AS juga mendatangi Dewan Keamanan dan usulan itu disetujui di sana."
"Hamas menyambut baik prinsip-prinsip yang diajukan Biden dan keputusan Dewan Keamanan."
"Kami mengharapkan adanya peluang untuk mencapai kesepakatan. Kami menyetujui perundingan,” kata al-Hayya, yang memimpin tim negosiasi Hamas, kepada Al Jazeera.
Namun, Israel mulai menghindari kesepakatan apa pun, dengan Netanyahu memberlakukan persyaratan baru.