Video Curhatan Sandera Israel sebelum Ditemukan Tewas di Jalur Gaza
Brigade Al-Qassam merilis video Eden Yerushalmi, satu dari 6 sandera yang ditemukan tewas di Jalur Gaza. Ia minta Netanyahu setujui gencatan senjata.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sayap militer gerakan Hamas, Brigade Al-Qassam, menyiarkan rekaman video Eden Yerushalmi, satu dari enam sandera Israel yang ditemukan tewas di Jalur Gaza pada Sabtu (31/8/2024) lalu.
“Halo, saya Eden Yerushalmi. Saya berusia 24 tahun dari Tel Aviv. Saya ditangkap pada tanggal 7 Oktober (2023) dari pesta di Re'in Israel. Lakukan apa yang diperlukan untuk pembebasan ini sekarang! Saya menderita. Kami semua menderita di sini," katanya dalam video yang rilis pada Senin (2/9/2024) malam.
Eden Yerushalmi mengatakan para sandera merasa terancam dengan pengeboman yang dilakukan tentara Israel di Jalur Gaza.
"Pengeboman tidak berhenti di sini. Kami khawatir akan nyawa kami dan kami akan mati di sini," lanjutnya.
Ia mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menyelesaikan kesepakatan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas untuk pertukaran tahanan.
“Netanyahu (sebelumnya) membebaskan (Gilad) Shalit dengan imbalan 1.000 tahanan (Palestina), dan sekarang Hamas menuntut kurang dari seperempat untuk setiap sandera,” katanya.
Sebagai informasi, Netanyahu menyetujui pembebasan tentara Israel berpangkat sersan mayor, Gilad Shalit, yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza pada tahun 2011, yang ditukar dengan pembebasan 1.000 tahanan Palestina.
“Saya tidak mampu untuk mengerti... Apakah nilaiku lebih rendah?” lanjutnya, membandingkan nasib para sandera di Jalur Gaza saat ini dengan penahanan Gilad Shalit.
Ia juga mendesak masyarakat Israel untuk keluar dan berdemonstrasi sampai kesepakatan pertukaran tahanan selesai.
"Saya adalah warga negara Israel yang telah menyelesaikan dan masih memenuhi tugas saya kepada negara. Mengapa saya di sini sampai sekarang? Saya meminta seluruh rakyat Israel untuk turun ke jalan dan berdemonstrasi, berteriak apa yang tidak bisa kami teriakkan," katanya.
Eden Yerushalmi mengatakan ia ingin pulang kepada keluarganya dengan selamat.
Baca juga: Israel Rilis Hasil Autopsi 6 Mayat Sandera, Tim Forensik: Ada Bekas Peluru dan Luka
"Kami menderita di sini dan kami ingin kembali ke rumah dan keluarga kami. Semuanya disebabkan oleh kegagalan Israel dan dinas keamanan pada 7 Oktober (2023),” katanya.
"Dan aku berpaling kepada keluargaku, yang kepadanya aku memiliki seluruh cintaku. Aku merindukanmu, ayahku, ibuku, saudara perempuanku, Shani dan May. Aku sangat mencintaimu dan sangat merindukanmu," lanjutnya.
Pada Sabtu (31/8/2024) pekan lalu, militer Israel mengumumkan penemuan enam mayat sandera di dalam terowongan di Rafah, Jalur Gaza selatan.