Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Volodymyr Zelenskyy Minta Izin ke 4 Negara untuk Lancarkan Serangan Jarak Jauh ke Rusia

Presiden Ukraina menyebut hanya 4 negara ini yang bisa membantu negaranya melawan Rusia.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Volodymyr Zelenskyy Minta Izin ke 4 Negara untuk Lancarkan Serangan Jarak Jauh ke Rusia
YouTube Office of the President of Ukraine
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberikan pernyataan setelah pertemuan bilateral dengan Taoiseach Irlandia Simon Harris. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta izin kepada 4 negara penyuplai senjata, untuk melancarkan serangan jarak jauh ke Rusia.

Pernyataan itu ia ucapkan saat menghadiri konferensi pers setelah pertemuannya dengan Taoiseach (setingkat perdana menteri) Irlandia, Simon Harris, Rabu (4/9/2024).

"Dengan segala hormat kepada masing-masing negara dan tentu saja kepada mitra kami di Irlandia, kami memerlukan izin untuk menggunakan senjata jarak jauh dari negara-negara yang memberi kami senjata tersebut," kata Zelenskyy, mengutip ukrinform.net.




"Itu tergantung pada mereka, bukan pada koalisi semua negara sahabat di dunia."

"Itu tergantung pada negara-negara tertentu, yakni Amerika Serikat, Inggris Raya, Prancis, Jerman."

Menurut sang presiden, saat ini hanya keempat negara tersebut yang menyediakan, atau mampu menyediakan, senjata jarak jauh yang dapat membantu mendorong Rusia keluar dari Ukraina serta membantu Ukraina menyelamatkan nyawa warga sipil di kota-kotanya, termasuk Poltava, Lviv, Kharkiv, Kyiv, Dnipro, dan Kryvyi Rih.

"Setiap hari kita kehilangan orang. Dan kekuatan kita dalam memecahkan masalah ini bergantung pada keempat negara ini," kata Zelenskyy.

Ukraina dan Irlandia menandatangani perjanjian kerja sama dan dukungan

BERITA TERKAIT

Dilaporkan kyivindependent.com, Volodymyr Zelenskyy dan Simon Harris menandatangani perjanjian kerja sama bilateral di Kyiv.

Hingga saat ini, Kyiv telah menandatangani 26 perjanjian bilateral dengan mitra asing berdasarkan deklarasi yang dibuat oleh G7 selama pertemuan puncak di Vilnius pada Juli 2023 lalu.

Taoiseach Irlandia Simon Harris (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy
Taoiseach Irlandia Simon Harris (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (YouTube Office of the President of Ukraine)

Perjanjian antara Ukraina dan Irlandia itu menguraikan bantuan kemanusiaan dari Dublin, dukungan untuk pemulihan Ukraina, upaya integrasi UE, dan permintaan pertanggungjawaban Rusia atas kerusakan perang, dan lainnya.

Sebagai bagian dari perjanjian 10 tahun tersebut, Irlandia menjanjikan tambahan 128 juta euro dalam bentuk dukungan militer non-lethal dan setidaknya 40 juta euro dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk Ukraina tahun ini.

Baca juga: Reshuffle Volodymyr Zelenskyy Dikecam Oposisi, Mundurnya Kuleba Jadi Isu Paling Panas

Irlandia mengatakan akan memasok sistem pembersihan ranjau dan peralatan penjinak bahan peledak, mendukung pelatihan tentara Ukraina melalui misi Uni Eropa, dan menjajaki jalur lain untuk mendapatkan bantuan dalam kelompok Ramstein, seperti koalisi TI.

"Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih khusus kepada Irlandia atas upaya bersama dalam membersihkan ranjau di tanah kami – ini benar-benar menyelamatkan banyak nyawa," tulis Zelenskyy di X setelah perjanjian tersebut ditandatangani.

Sebelumnya, Harris mengunjungi Hostomel, permukiman di Oblast Kyiv yang dirusak oleh pasukan Rusia pada tahun 2022.

Sejak pecahnya perang skala penuh, pendanaan Dublin untuk Ukraina telah mencapai lebih dari 380 juta euro, kata pemerintah Irlandia.

Dukungan itu termasuk dukungan kemanusiaan, ekonomi, dan pertahanan non-lethal.

Tidak ada bantuan persenjataan mematikan dari Irlandia karena kebijakan netralitas militer Irlandia yang sudah lama berlaku.

Irlandia adalah negara anggota Uni Eropa tetapi bukan anggota NATO.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas