Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-931: Ukraina Akan Dapat Rudal Jelajah Storm Shadow dan Scalp-EG
Perang Rusia-Ukraina hari ke-931: Ukraina akan dapat rudal jelajah Storm Shadow dan Scalp-EG dari Inggris dan Prancis.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-931 pada Rabu (11/9/2024).
Hari ini pukul 03.00 waktu setempat, sistem pertahanan udara Ukraina menangkis serangan drone Rusia.
Ukraina mencatat pergerakan UAV Rusia di Kyiv pada dini hari.
Sebelumnya menjelang tengah malam, UAV Rusia muncul di wilayah Zaporizhzhia, seperti diberitakan Telegraf.
Joe Biden: AS Sedang Bahas Pembatasan Senjata Jarak Jauh
"Pemerintahan AS sedang mengerjakannya sekarang," kata Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, ketika ditanya apakah AS akan mencabut pembatasan penggunaan senjata jarak jauh Ukraina terhadap Rusia.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, akan membahas masalah tersebut dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, ketika ia mengunjungi Ukraina hari ini bersama Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy.
Inggris dan Prancis akan Kirim Rudal Jelajah Storm Shadow dan Scalp-EG ke Ukraina
Inggris dan Prancis membangun dan memasok rudal jelajah Storm Shadow dan Scalp-EG ke Ukraina.
Sementara itu, AS masih menahan diri untuk tidak mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh di Rusia.
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, akan bertemu dengan Joe Biden di Washington pada hari Jumat (13/9/2024), seperti diberitakan The Guardian.
Baca juga: Rusia Sebut Iran Mitra Penting, Singgung soal Isu Teheran Pasok Rudal untuk Perang di Ukraina
Imbas Isu Kirim Senjata ke Rusia, Inggris Setop Layanan Udara dengan Iran
Pemerintah Inggris mengumumkan pada Selasa (10/9/2024) mereka telah mulai menghentikan semua layanan udara langsung antara Inggris dan Iran.
Langkah ini sebagai bagian dari sanksi yang dijatuhkan pada Iran karena memasok rudal kepada Rusia untuk digunakan di Ukraina.
"Kami bertindak bersama mitra internasional untuk membatalkan pengaturan layanan udara bilateral dengan Iran, yang akan membatasi kemampuan Iran Air untuk terbang ke Inggris," katanya.
AS: Rusia Terima Rudal Balistik dari Iran
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan Rusia telah menerima rudal balistik dari Iran dan kemungkinan akan menggunakannya di Ukraina dalam beberapa minggu.
Sementara juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, menjelaskan kemampuan rudal tersebut.
"Pasokan rudal Iran ini, yang memiliki jangkauan maksimum sekitar 75 mil, dapat memungkinkan Rusia untuk menggunakan lebih banyak persenjataannya untuk target di luar garis depan sambil menggunakan hulu ledak Iran untuk target jarak dekat," katanya.
Jerman dan Prancis akan Beri Sanksi Baru ke Iran
Jerman dan Prancis akan menerapkan sanksi baru terhadap Iran, termasuk tindakan terhadap Iran Air dan pembatalan perjanjian layanan udara bilateral.
Inggris bergabung dengan AS dalam memberikan sanksi kepada individu dan organisasi yang memfasilitasi dukungan militer Iran ke Rusia, termasuk mereka yang terlibat dalam rantai pasokan rudal balistik dan pesawat tak berawak.
Beberapa organisasi Rusia juga dikenai sanksi karena niat mereka untuk menggunakan sistem persenjataan terhadap Ukraina.
Lima kapal kargo Rusia yang terlibat dalam pengangkutan perlengkapan militer dari Iran ke Rusia juga dikenai sanksi.
Sementara itu, Iran menyebut laporan transfer senjata ke Rusia sebagai propaganda buruk.
Rusia Klaim Pasukannya Maju 1.000 Km di Ukraina
Rusia mengatakan pada Selasa, pasukannya telah maju sejauh 1.000 km persegi (390 mil persegi) di Ukraina timur pada bulan Agustus dan September.
"Pasukan Rusia meningkatkan kecepatan serangan mereka di Donbas," kata Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu.
Jaksa Ukraina Curigai Komandan Rusia Minta Serang RS Anak-anak
Jaksa agung Ukraina, Andriy Kostin, mencurigai seorang komandan senior angkatan udara Rusia memerintahkan serangan rudal terhadap rumah sakit anak-anak Okhmatdyt di pusat Kyiv yang menewaskan 2 orang pada bulan Juli lalu.
Andriy Kostin tidak menyebutkan nama orang tersebut, tetapi mengatakan pengadilan pidana internasional di Den Haag telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya, seperti dikutip dari Pravda.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)