Karpet Merah untuk Yahya Sinwar Keluar Gaza, Israel: Ada Tapinya
Israel siap memberikan perjalanan aman bagi Yahya Sinwar keluar Gaza, namun ada syaratnya
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Tawaran Hirsch untuk memberikan perjalanan aman bagi Sinwar dan yang lainnya bukanlah pertama kalinya Israel melontarkan gagasan tersebut.
Pada bulan Mei, selama wawancara di podcast "Call Me Back" dengan Dan Senor, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga mengatakan bahwa pengasingan bagi para pemimpin Hamas adalah pilihan yang bersedia dipertimbangkan Israel.
"Dan, perang ini bisa berakhir besok," kata Netanyahu. "Jika Hamas meletakkan senjata, dan menyerah, eh, mengembalikan para sandera, perang berakhir. Terserah mereka. Gagasan pengasingan ada di sana. Kita punya, kita selalu bisa mendiskusikannya, tetapi saya pikir yang paling penting adalah menyerah jika mereka meletakkan senjata, jika mereka menyerah, perang berakhir."
Pada bulan Januari, kepala Mossad David Barnea juga mengusulkan pengasingan bagi para pemimpin Hamas sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata pembebasan sandera.
Sementara itu, Hamas merilis pernyataan pertama yang dikaitkan langsung dengan Sinwar sejak pengangkatannya sebagai pemimpin politik Hamas, menyusul pembunuhan Ismail Haniyeh.
Surat itu merupakan ucapan selamat kepada Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune setelah ia dinyatakan sebagai pemenang pemilu baru-baru ini di negara itu. Hasil pemilu tersebut ditentang oleh kandidat oposisi.
“Pejuang Jihad yang terhormat, Yahya Sinwar, Kepala Biro Politik Gerakan Hamas, menyampaikan ucapan selamat kepada Yang Mulia Presiden Abdelmadjid Tebboune, Presiden Republik Demokratik Rakyat Aljazair, atas keberhasilan pemilihan presiden. Ia juga mengucapkan selamat kepada rakyat Aljazair atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk memimpin negara ini. Ia mendoakan agar Allah SWT memberinya kesuksesan dan bantuan untuk mengabdi kepada Aljazair dan rakyatnya yang mulia.”
Dalam pesannya, Sinwar mengucapkan terima kasih kepada Tebboune atas dukungannya terhadap operasi “Banjir Al Aqsa” [nama Hamas untuk invasi 7 Oktober] dan mengklaim bahwa Hamas bertempur “secara heroik” melawan “pendudukan musuh.”
Hamas hanya merilis beberapa pernyataan yang dikaitkan dengan Sinwar sejak dimulainya Perang Gaza tahun lalu.
Salah Bunuh Sandera
Tentara Israel keliru membunuh tiga sandera dalam serangan udara yang menargetkan seorang pemimpin senior Hamas di Gaza utara.
Insiden itu terjadi pada Desember 2023 dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sengaja menyembunyikannya dari publik, menurut laporan media lokal, Senin (9/9/2024), dikutip dari Anadolu Ajansi.
Channel 12 Israel mengungkapkan, tiga sandera, termasuk dua tentara, yang menjadi korban salah bunuh itu adalah Nik Beizer, Ron Sherman, dan Elia Toledano.
Menurut saluran tersebut, tentara Israel tidak mengetahui ada sandera Israel di lokasi yang telah mereka targetkan.
Jasad ketiganya dievakuasi dari sebuah terowongan di Gaza pada pertengahan Desember 2023.