Topan Yagi: Korban Tewas Mencapai 197 Orang di Vietnam, 128 Lainnya Menghilang
Jumlah korban tewas akibat Topan Yagi di Vietnam mencapai 197 orang dan 128 orang masih hilang.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Hampir 200 orang tewas di Vietnam akibat Topan Yagi, sementara lebih dari 100 lainnya hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda.
Pada hari Kamis (11/9/2024), jumlah korban tewas mencapai 197 orang dan 128 orang masih hilang, sementara lebih dari 800 orang terluka, demikian dilaporkan oleh surat kabar Vietnam VNExpress, dikutip The Independent.
Jumlah korban meningkat drastis pada awal pekan ketika banjir bandang menyapu seluruh dusun Lang Nu di provinsi Lao Cai, Vietnam utara, pada hari Selasa.
Pada hari Rabu, ratusan personel penyelamat dikerahkan untuk mencari korban selamat.
Namun, hingga Kamis pagi, 53 penduduk desa masih dinyatakan hilang, sementara tujuh mayat lagi ditemukan.
Yagi, topan terkuat yang melanda Asia tahun ini, menyebabkan hujan lebat dan angin kencang di Vietnam utara, termasuk di Hanoi.
Meskipun topan ini telah melemah pada hari Minggu, hujan deras terus mengguyur wilayah tersebut hingga pekan ini, dan sungai-sungai masih dalam kondisi tinggi serta berbahaya.
Lima hari setelah banjir melanda, hujan terus turun di Hanoi, dan ribuan penduduk di daerah dataran rendah terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat banjir yang terus meningkat.
Banjir di ibu kota Hanoi dilaporkan sebagai banjir yang terburuk dalam dua dekade terakhir. Warga dievakuasi secara massal.
Meskipun air dari Sungai Merah sedikit surut, banyak wilayah masih tergenang.
Di distrik Tay Ho, Hanoi, orang-orang terpaksa mengarungi air banjir berwarna cokelat keruh setinggi lutut di sepanjang jalan, sementara beberapa masih mengenakan helm setelah meninggalkan kendaraan mereka di tepi jalan.
Baca juga: Topan Yagi tewaskan lebih dari 150 orang di Vietnam, apa dampaknya terhadap cuaca di Indonesia?
Pejalan kaki berusaha menaikkan celana mereka setinggi mungkin untuk menghindari cipratan air dari kendaraan yang melintas dengan cepat.
“Ini banjir terburuk yang pernah saya lihat dalam 30 tahun terakhir,” ujar Tran Le Quyen, warga Hanoi berusia 42 tahun.
“Kemarin pagi, jalan masih kering. Sekarang, seluruh jalan terendam banjir. Kami tidak bisa tidur semalam,” tambahnya.