Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rincian Serangan Paling Berani dan Berbahaya Israel di Suriah, Ternyata Sempat Dibatalkan 2 Kali

Israel melancarkan serangan paling berani dan berbahaya ke Suriah dalam beberapa tahun terakhir.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Rincian Serangan Paling Berani dan Berbahaya Israel di Suriah, Ternyata Sempat Dibatalkan 2 Kali
Tangkapan layar video The Guardian
Israel menyerang Suriah pada hari Minggu, (8/9/2024), dan menargetkan pabrik pembuatan rudal. 

TRIBUNNEWS.COM - Media terkenal Israel, Walla, mengungkap rincian serangan Israel ke Suriah awal pekan ini yang menargetkan fasilitas produksi rudal.

Serangan itu disebut sebagai serangan paling berani dan berbahaya yang dilakukan Israel ke Suriah dalam beberapa tahun belakangan.

Walla menyebut serangan dilakukan oleh satuan Sheldag yang menyerbu pabrik rudal buatan Iran di Suriah.

Israel sudah memberi tahu sekutu terdekatnya, Amerika Serikat (AS), perihal rencana serangan itu menjelang serbuan.

Disebutkan bahwa Israel sudah memantau pabrik rudal tersebut lebih dari lima tahun. Operasi pemantauan itu menggunakan kode nama "Lapisan Dalam".

Dengan mengutip Axios, Walla mengatakan serangan besar ke Suriah itu hampir dilakukan beberapa beberapa tahun lalu, tetapi dibatalkan dua kali karena tidak disetujui. Risikonya dianggap terlalu besar.

Namun, rencana serangan itu akhirnya diwujudkan awal pekan ini di tengah memanasnya situasi politik dan keamanan Timur Tengah.

BERITA REKOMENDASI

Dilaporkan Israel berhasil menghancurkan pabrik yang digunakan untuk memproduksi rudal jarak menengah yang akurat itu.

Seperti biasanya, pemerintah Zionis memilih bungkam dan memilih tidak mengonfirmasi bahwa pasukannya berada di balik serangan tersebut.

Diduga hal itu dilakukan agar tidak membuat panas Suriah, Iran, dan Hizbullah yang bisa saja melancarkan aksi balasan.

Serangan dimulai Minggu malam waktu setempat. Media pemerintah Suriah dan organisasi oposisi di negara itu melaporkan serangan besar Israel di beberapa tempat di Suriah barat, termasuk Kota Masyaf di dekat perbatasan Lebanon.

Baca juga: Media Ibrani: Pasukan Komando Israel Menyusup ke Fasilitas Iran di Suriah dan Menghancurkannya

Pada hari Rabu media oposisi Suriah dan pakar Timur Tengah asal Yunani, Eva J., mengatakan serangan udara Israel hanya digunakan untuk mengalihkan perhatian serangan darat Israel di Misiaf.


Tiga narasumber yang didapatkan Axios mengatakan satuan elite Sheldag menyerbu pabrik rudal dan menghancurkannya.

Adapun dua narasumber mengklaim Israel sudah memberi tahu AS mengenai rencana serangan. AS dilaporkan tidak menolaknya.

Kedatangan Sheldag mengejutkan staf penjaga di pabrik. Dikabarkan ada beberapa staf yang tewas saat serbuan terjadi.

Menurut laporan, tidak ada militan Iran atau Hizbullah yang terluka dalam serangan itu.

Israel membawa bom untuk meledakkan fasilitas bawah tanah, termasuk mesin canggih.

Axios menyebut Iran bersama Hizbullah dan Suriah membangun fasilitas itu pada tahun 2019 setelah serangan Israel menghancurkan pabrik rudal Iran di Suriah.

Diputuskan bahwa fasilitas itu dibangun di bawah tanah di area Gunung Masiaf sehingga bisa tahan terhadap serangan udara Israel.

Tujuan pembangunan pabrik itu adalah menyediakan fasilitas pembuatan rudal presisi di dekat Lebanon.

Karena dekat dengan Lebanon, pabrik itu bisa dengan cepat mengirimkan rudal kepada kelompok Hizbullah sehingga mengurangi risiko serangan Israel.

Akan tetapi, fasilitas itu diketahui oleh dinas intelijen Israel dan dikuntit selama lebih dari lima tahun.

Baca juga: Suriah Diserang Israel, Komandan Top IRGC Iran: Zionis Akan Terima Tamparan Keras di Wajah Mereka

Israel menyadari bahwa pasukannya tidak akan bisa menghancurkan fasilitas itu dengan serangan udara semata. Oleh karena itu, operasi darat diperlukan.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas