Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SEAL Team 6, Unit Elit Angkatan Laut AS untuk Hadapi Invasi China ke Taiwan

Militer AS menyiapkan unit operasi khusus elit Angkatan Laut bernama SEAL Tim 6 untuk membantu Taiwan jika sterjadi invasi militer China ke Taiwan.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in SEAL Team 6, Unit Elit Angkatan Laut AS untuk Hadapi Invasi China ke Taiwan
Reuters/Business Insider
Empat anggota Angkatan Laut AS berlatih lari di markas Angkatan Laut Filipina di Kota Zamboanga, di Filipina selatan pada 17 Juni 2002. 

TRIBUNNEWS.COM - Militer Amerika Serikat menyiapkan unit operasi khusus elit Angkatan Laut bernama SEAL Team 6 untuk membantu Taiwan jika sewaktu-waktu terjadi invasi militer China ke Taiwan.

Financial Times mengabarkan, unit ini pernah sangat terkenal namanya saat menjalankan misi membunuh pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di Pakistan tahun 2011.

SEAL Team 6 disebut sudah melakukan latihan intensif untuk mengantisipasi setiap muncul ancaman militer China terhadap Taiwan selama lebih dari setahun di Dam Neck.

Mengiutip sumber anonim, Kamis kemarin Financial Times menyebutkan, SEAL Team 6 memiliki markas besarnya di Pantai Virginia atau sekitar 250 km tenggara Kota Washington.

AS telah mengirimkan beberapa pasukan khusus ke Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, untuk melatih militer pulau tersebut melawan kemungkinan serangan dari daratan. Tidak ada rincian yang diberikan mengenai aktivitas SEAL, yang “sangat rahasia.”

Komando Operasi Khusus AS merujuk pertanyaan apa pun tentang rencana Taiwan ke Pentagon, namun tidak memberikan komentar mengenai rincian spesifiknya.

Sejauh ini, satu-satunya petunjuk mengenai rencana AS terhadap potensi konflik di sekitar Taiwan datang dari Laksamana Samuel Paparo, kepala Komando Indo-Pasifik, dalam sebuah wawancara pada bulan Juni.

Berita Rekomendasi

“Saya ingin mengubah Selat Taiwan menjadi neraka tak berawak dengan menggunakan sejumlah kemampuan rahasia sehingga saya dapat membuat hidup mereka sangat sengsara selama sebulan, sehingga memberi saya waktu untuk melakukan apa pun,” kata Paparo kepada Washington Post.

Taiwan dipimpin oleh keturunan nasionalis Tiongkok sejak mereka meninggalkan daratan pada tahun 1949, menyusul kemenangan Komunis dalam perang saudara.

Baca juga: Pertama Kalinya China Penjarakan Aktivis Politik Taiwan Atas Tuduhan Separatisme, Dibui 9 Tahun

Washington baru mengakui Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1979, sementara itu memperlakukan pemerintah di Taipei sebagai ‘Republik Tiongkok’.

Meskipun secara resmi telah mengadopsi kebijakan 'Satu Tiongkok', AS tetap mempertahankan hubungan diplomatik dan ekonomi informal dengan Taipei, yang merupakan sumber utama semikonduktor dan chip untuk pasar Barat. Washington juga telah memasok senjata, amunisi, dan peralatan kepada Taipei untuk “mencegah” Beijing.

Baca juga: AS Kembali Provokasi China, Kirim Kapal Perusak Berlayar di Selat Taiwan, Apa Maksudnya?

Taiwan adalah “inti dari kepentingan inti Tiongkok dan garis merah pertama yang tidak boleh dilewati dalam hubungan Tiongkok-AS,” kata kedutaan Tiongkok di Washington, dan mendesak AS untuk “berhenti menciptakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan. Selat Taiwan.”

Pemerintah AS mengklaim bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping telah memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat untuk melakukan modernisasi guna mencapai kemampuan merebut pulau itu secara paksa pada tahun 2027.

Kebijakan resmi Beijing di Taiwan adalah reintegrasi secara damai, meskipun Tiongkok tidak mengesampingkan penggunaan kekerasan jika pulau tersebut mendeklarasikan kemerdekaan.

Sumber: Russia Today 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas