Inggris Kecam Rusia, Sebut Tuduhan Mata-Mata yang Dilontarkan Putin Hoaks dan Tak Berdasar
Inggris membantah tuduhan Presiden Rusia yang menyebut enam diplomat mereka yang berada di Moskow melakukan mata-mata dan sabotase.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Inggris dengan tegas membantah tuduhan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang menyebut enam diplomat mereka yang berada di Moskow melakukan mata-mata dan sabotase.
Dalam kesempatan tersebut pemerintah Inggris menyebut tuduhan tersebut palsu atau hoaks dan sama sekali tidak berdasar.
Pernyataan tersebut dilontarkan pemerintah Inggris beberapa jam setelah Rusia mencabut akreditasi enam diplomat Inggris di Moskow karena dituding melakukan kegiatan mata-mata dan sabotase.
"Tuduhan yang dibuat hari ini oleh FSB terhadap staf kami sama sekali tidak berdasar,” tegas pernyataan pemerintah Inggris mengutip Firstpost.
“Kami tidak menyesal telah melindungi kepentingan nasional kami," imbuh pernyataan pemerintah Inggris.
Adapun Pengumuman Rusia mencabut akreditasi enam diplomat Inggris di Moskow atas tuduhan spionase muncul saat PM Inggris Keir Starmer mendarat di Washington.
Kunjungan itu digelar membahas izin bagi Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh jauh di dalam wilayah Rusia.
Rusia Usir 6 Diplomat Inggris
Ketegangan antara Rusia dan Inggris terjadi pasca Rusia mengusir enam diplomat Inggris dari Moskow karena dituduh melakukan mata-mata dan sabotase.
Badan keamanan FSB Rusia mengatakan mereka bekerja di departemen politik kedutaan Inggris di Moskow.
Baca juga: Rusia: 6 Diplomat Inggris di Moskow Merangkap Intelijen, Bekerja Untuk Memenangkan Ukraina
Hal ini dibuktikan oleh FSB setelah mereka menemukan bukti keenam diplomat Rusia memiliki dokumen yang menunjukkan salah satu kantor pada Departemen Luar Negeri Inggris di London yang bertanggung jawab atas Eropa Timur dan Asia Tengah mengoordinasikan apa yang disebut sebagai "eskalasi situasi politik dan militer".
Karena aktivitas Kedutaan Besar Inggris di Moskow telah melampaui konvensi yang dirancang untuk merugikan rakyat Rusia, FSB mengambil sikap tegas dengan mencabut akreditas keenam pegawai departemen politik Kedutaan Besar Inggris di Moskow.
Selanjutnya, jika tindakan serupa terdeteksi pada pegawai misi diplomatik Inggris, FSB akan menuntut penghentian lebih awal perjalanan bisnis mereka di Rusia alias dideportasi.
"Fakta yang terungkap memberikan alasan untuk mempertimbangkan aktivitas para diplomat Inggris, yang dikirim ke Moskow oleh direktorat tersebut, sebagai ancaman terhadap keamanan Federasi Rusia," sebut FSB.
Adapun enam diplomat Inggris yang diusir itu diungkap nama dan fotonya dalam tayangan televisi pemerintah Rusia.
Respons Terhadap Tindakan Tidak Bersahabat
Pengusiran enam diplomat Inggris menjadi topik pembicaraan hangat, para analis menilai tindakan pengusiran ini sebagai balasan terhadap sejumlah langkah tidak bersahabat yang diambil oleh pemerintah Inggris.
Diketahui sebelumnya, hubungan antara Rusia dan Inggris telah merosot ke titik terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya konflik Ukraina.
Meski memiliki hubungan diplomatik, Inggris bersikap tidak bersahabat dengan Rusia dan menginginkan Ukraina menang dalam perang.
Inggris bahkan diam-diam menjadi salah satu negara pendukung kuat Ukraina.
Negara itu membantu ratusan juta poundsterling untuk mendanai peperangan Ukraina.
Inggris juga menyumbangkan rudal Storm Shadow untuk menghancurkan fasilitas dan infrastruktur militer Rusia.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pecah pada Februari 2022, Inggris diketahui telah menjanjikan dukungan sebesar 12,5 miliar euro kepada Ukraina, yang mana 7,6 miliar euro di antaranya untuk bantuan militer.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)