Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Zelensky Dinilai Tak Niat Hentikan Perang, Permintaannya Tidak Realistis Bagi Rusia

Permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terhadap Amerika Serikat untuk meminta izin menembakkan rudal jarak jauh ke Rusia

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Zelensky Dinilai Tak Niat Hentikan Perang, Permintaannya Tidak Realistis Bagi Rusia
Kementerian Pertahanan Rusia
Kendaraan peluncur roket GRAD Rusia sedang beraksi di wilayah Donbass 

TRIBUNNEWS.COM -- Permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terhadap Amerika Serikat untuk meminta izin menembakkan rudal jarak jauh ke Rusia lebih dinilai sebagai sikap tidak ingin menghentikan perang.

Padahal Ukraina semakin tergantung pada kemurahan hati terutama Washington. "Keberhasilan Ukraina sangat bergantung pada kemurahan hati Washington," kata penasihat Zelensky Dmitry Litvin.

Dikutip media Ukraina LIGA.net, Litvin mengungkapkan, sejumlah kesempatan untuk berdamai telah dilakukan, namun pada kenyataannya hal itu tidak dilakukan oleh Ukraina.

Baca juga: Ukraina Sebut Amunisi dan Senjata dari Korea Utara Lebih Banyak Digunakan Rusia di Medan Perang




Bahkan kesempatan tersebut terjadi sejak 2014 ketika Kiev tidak bersedia menandatangani “Minsk-3” – yang tampaknya merujuk pada dua perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2014 dan 2015 oleh Ukraina dan Republik Rakyat Donbass dan Lugansk yang memisahkan diri.

Kemudian pada Desember 2022, mantan Kanselir Angela Merkel dan mantan Presiden Francois Hollande, yang masing-masing memimpin Jerman dan Prancis dan membantu menjadi perantara kesepakatan itu, mengakui bahwa negosiasi dan kesepakatan itu hanyalah tipu muslihat untuk membantu Ukraina mengulur waktu dan mempersiapkan diri menghadapi konflik di masa mendatang dengan Rusia.

Sementara Wall Street Journal, mengutip diplomat Eropa yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa para pendukung Kiev secara tidak resmi mendesak Ukraina untuk "menghasilkan rencana yang lebih realistis" karena tujuan maksimalisnya saat ini akan sangat merugikan Barat.

Sejak dimulainya konflik pada bulan Februari 2022, Zelensky secara terbuka bersikeras untuk mengembalikan perbatasan Ukraina tahun 1991, yang akan mencakup Krimea.

BERITA TERKAIT

Moskow, pada gilirannya, telah meminta Kiev untuk menerima "kenyataan di lapangan."

Baca juga: Rudal Fath-360 Didatangkan dari Iran Sebagai Pengganti S-300 Rusia yang Mulai Menipis

Presiden Rusia Vladimir Putin Juni lalu mengusulkan gencatan senjata segera dengan syarat Ukraina berkomitmen untuk menghindari aspirasi NATO-nya, dan menarik pasukannya dari semua wilayah yang diklaim oleh Rusia.

Kiev dan para pendukung Baratnya menolak peta jalan tersebut sebagai ultimatum yang tidak masuk akal.

Sementara dikutip dari Ukrainska Pravda, Zelensky mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dapat mengubah batas-batas negara di dunia jika Eropa dan negara-negara lain tidak bersatu.

Sedangkan dirinya tidak bisa apa-apa karena adanya pembatasan dari Barat.

Dalam wawancara dengan CNN Zelensky mengatakan bahwa perang telah mengubah "kita semua" dan yang terpenting adalah apakah perang dapat mengubah Eropa dan seluruh dunia.

"Mereka (Putin) harus memahami bahwa perang sudah dekat. Jika tidak, itu tidak akan mengubah Eropa dan dunia. Jika tidak, jika dunia tidak akan memahami bahwa kita harus hidup dalam persatuan, jika tidak, Putin dapat memecah belah dunia dan dapat memakan potongan-potongannya seperti kue. Dan itulah mengapa kita membutuhkan persatuan ini," kata Zelensky.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas