Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dubes Iran di Lebanon Kehilangan Mata, Serangan Pager Israel ke Hizbullah Dapat Restu Netanyahu

Dubes Iran untuk Lebanon menjadi satu di antara 3 ribu korban ledakan pager Hizbullah yang didalangi Israel. Dubes tersebut kehilangan matanya

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Dubes Iran di Lebanon Kehilangan Mata, Serangan Pager Israel ke Hizbullah Dapat Restu Netanyahu
rntv/tangkap layar
Korban ledakan alat komunikasi yang dibawa anggota Hizbullah. Perang komunikasi khusus ini dilaporkan diretas oleh Pasukan Israel dalam sebuah serangan siber besar-besaran, Selasa (17/9/2024). 

Dubes Iran di Lebanon Kehilangan Mata, Serangan Pager Israel Dapat Restu Netanyahu

TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, dilaporkan kehilangan satu matanya dan mata lainnya terluka parah setelah ledakan pager berskala besar di Lebanon Selasa (17/9/2024) kemarin – menurut The New York Times.

Amani sendiri membawa pager, dan termasuk di antara hampir 3.000 orang yang terluka.

Kemarin, dilaporkan bahwa luka-luka duta besar itu "tidak parah".

Tetapi anggota Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan kepada NYT bahwa luka-lukanya lebih serius daripada yang dilaporkan sebelumnya.

Baca juga: Media Iran: Israel Dalang Serangan Siber Besar-besaran di Lebanon-Suriah, Duta Besar Jadi Korban

Serangan Dapat Restu Netanyahu

Dua pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Israel tidak memberi tahu pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, sebelum operasi intelijen yang meledakkan perangkat komunikasi ribuan anggota Hizbullah di Lebanon pada Selasa (17/9/2024).

Menurut badan tersebut, operasi tersebut menyebabkan gangguan pada sebagian besar sistem komando dan kendali militer Hizbullah.

Baca juga: Kena Retas, HP dan HT yang Dibawa Para Petempur Hizbullah Meledak di Sejumlah Wilayah Lebanon

BERITA REKOMENDASI

Para pejabat Israel mengatakan mereka sadar eskalasi besar-besaran di perbatasan utara mungkin terjadi setelah serangan tersebut.

Pasukan Israel mungkin akan melakukan hal yang sama dalam kewaspadaan tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan tanggapan dari Hizbullah.

Sebuah sumber informasi mengatakan operasi tersebut disetujui awal pekan ini selama pertemuan keamanan dengan Netanyahu, anggota senior pemerintahannya, dan kepala dinas keamanan, seperti diberitakan Axios.

Netanyahu Ancam akan Perluas Perang ke Lebanon

Sebelumnya, Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan kabinet perang pada Selasa (17/9/2024) dini hari memutuskan untuk memperluas tujuan perang saat ini.

"Malam ini, kabinet politik dan keamanan memperbarui tujuan perang sehingga sekarang mencakup bab berikut: kembalinya penduduk wilayah utara dengan aman ke rumah mereka," kata kantor Netanyahu dalam pernyataannya, Selasa.


Netanyahu mengancam Hizbullah dengan perang di Lebanon jika mereka tetap menyerang permukiman Israel di perbatasan.

Permukiman di Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, menjadi sepi karena puluhan ribu pemukim Israel mengungsi akibat serangan Hizbullah yang terus berlanjut.

“Israel akan terus berupaya mencapai tujuan ini,” kata Kantor Netanyahu.

Baca juga: Perang Gaza Meluas, Israel Segera Masuk Lebanon, Perang Habis-habisan Lawan Hizbullah 

Keputusan untuk memperbarui tujuan perang dimaksudkan untuk memberi sinyal bahwa Israel akan mengalihkan perhatiannya dari Jalur Gaza ke front Lebanon.

Hal ini terjadi sehari setelah utusan AS, Amos Hockstein, mengunjungi Israel dan memperingatkan Netanyahu tentang konsekuensi eskalasi besar-besaran di Lebanon.

Seorang pejabat Israel mengatakan Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, menghabiskan beberapa jam pada hari Selasa (17/9/2024) di pusat komando tentara Israel di Tel Aviv.

Pada Senin (16/9/2024) malam, Komite Keamanan Israel memutuskan untuk memperbarui tujuan perang dengan memasukkan kembalinya warga Israel dengan aman ke rumah mereka di perbatasan dengan Lebanon.

Hizbullah bergabung dalam perlawanan sejak 8 Oktober 2023 dengan menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah tidak akan menghentikan serangannya sampai Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza, mencabut pengepungan di Jalur Gaza, hingga menjamin masuknya bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.226 jiwa dan 95.413 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (16/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Palestinian News Networks.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengeklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas