Konflik Panjang Hizbullah vs Israel: Bermula dari Pendudukan di Lebanon Selatan hingga Operasi Pager
Konflik antara Lebanon dan Israel bukanlah hal baru, melainkan sudah terjadi selama hampir setengah abad.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Balasan Hizbullah itu menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Konflik tersebut menewaskan 118 warga sipil Lebanon dan melukai 500 lainnya, serta menghancurkan ribuan bangunan.
1996: Agresi di bulan April dan serangan di Qana
Tiga tahun setelah Perang Tujuh Hari, tepatnya pada 11 April 1996, Israel melancarkan serangan 17 hari.
Operasi itu dilakukan untuk memaksa Hizbullah melewati Sungai Litani dan keluar dari jangkauan serangan Israel.
Banyak korban jatuh, baik dari sipil dan militer, di kedua belah pihak. Infrastruktur Lebanon juga rusak parah.
Pada 18 April 1996, Israel menembaki kompleks PBB di dekat desa Qana di Lebanon selatan yang diduduki.
Baca juga: 12 Kapal Israel Jadi Sasaran Iran, Panglima Tertinggi IRGC: Ini adalah Serangan Balasan
Padahal, di kompleks tersebut, ada sekitar 800 warga sipil yang mengungsi berlindung.
Serangan itu menewaskan 106 warga sipil, termasuk sedikitnya 37 anak-anak, dan melukai sekitar 116 orang.
Empat tentara Fiji, yang ditugaskan pada pasukan penjaga perdamaian sementara PBB, juga terluka parah.
2006: Perang Juli
Dalam operasi pada 2006 di wilayah Israel, Hizbullah menewaskan tiga tentara Zionis, yaitu Wassim Nazal; Eyal Benin; dan Shani Turgeman, serta menangkap dua lainnya, Ehud "Udi" Goldwasser dan Eldad Regev.
Hizbullah menuntut pembebasan tahanan Lebanon dengan imbalan tentara Israel.
Pada akhirnya, jenazah Goldwasser dan Regev dikembalikan dua tahun kemudian dengan imbalan lima tahanan Lebanon.
Di bulan yang sama, Perang Juli pecah dan berlangsung selama 34 hari.
Sekitar 1.200 warga Lebanon tewas dan 4.400 lainnya terluka, sebagian besar warga sipil.