Momen Khusyuk Megawati Ziarah ke Makam Korban Pengepungan Leningrad di St Petersburg
Megawati memberi penghormatan dengan meletakkan karangan bunga dan mendoakan para korban peristiwa yang terjadi pada era perang dunia kedua itu
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri berziarah ke pemakaman massa korban pengepungan Leningrad di Piskaryovskoye Memorial Cemetery, St Petersburg, Rusia, pada Rabu (18/9/2024).
Megawati memberi penghormatan dengan meletakkan karangan bunga dan mendoakan para korban peristiwa yang terjadi pada era perang dunia kedua itu.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, Megawati yang mengenakan pakaian berwarna merah terlihat disambut oleh pejabat dari Departemen Hubungan Organisasi Internasional Komite Hubungan Eksternal St.Petersburg, Dmitry Krutoy.
Dalam rombongannya ke Rusia, Megawati disertai oleh Menteri PPPA Bintang Puspayoga serta Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St.Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie.
Terlihat juga yang turut mendampingi Megawati, Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri Ismail, Anggota Dewan Pengarah BRIN Bambang Kesowo, dan Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian serta Wakil Kepala BPIP Rima Agristina.
Baca juga: Di Forum Rektor Se-Rusia, Megawati Ingatkan Penyalahgunaan AI untuk Langgengkan Diktator
Megawati juga tampak ikut ditemani Herman Herry, anggota DPR RI serta Samuel Wattimena, anggota DPR RI terpilih.
Megawati berjalan menuju monumen utama untuk meletakkan karangan bunga.
Putri Proklamator RI ini terlihat berjalan bersama Krutoy dan tentara yang membawakan karangan bunga untuk upacara penghormatan.
Setelah karangan bunga diletakkan di depan monumen, Megawati terlihat berdoa dengan khusyuk untuk korban dan tentara yang gugur selama pengepungan Leningrad oleh Nazi yang dimulai 8 September 1941 hingga 27 Januari 1944 atau lebih dari 2 tahun.
Megawati tampak memanjatkan doa sambil membuka kedua tangannya selama kurang lebih satu menit.
Setelah meletakkan karangan bunga dan berdoa, Megawati melanjutkan rangkaian upacara dengan menuju api abadi yang ada di gerbang masuk makam.
Megawati sempat menyalami para tentara yang berjaga di makam itu.
Ketua Dewan Pengarah BRIN ini juga menyapa dan menyalami pelajar yang hadir dalam upacara tersebut.
Setelah itu, Megawati diajak ke museum di kawasan makam.
Krutoy, yang didampingi pemandu menjelaskan ke Megawati, sejarah pengepungan Leningrad (kini St Petersburg) yang memicu bencana kemanusiaan mengerikan.
Megawati sangat memperhatikan penjelasan itu dan sesekali bertanya sambil menunjuk galeri foto yang dipajang di museum.
Sebagai informasi, pengepungan Leningrad oleh pasukan Nazi itu membuat warga di dalam kota terbesar kedua di Uni Soviet tersebut kelaparan dan mulai terserang penyakit.
Pengeboman juga terus dilakukan untuk menghancurkan kekuatan Uni Soviet saat itu. Pengepungan Leningrad oleh Nazi membuat warga hanya memiliki 125 gram roti untuk dimakan per hari saat musim dingin melanda.
Kelaparan akut yang dipicu pengepungan tersebut juga membuat warga memakan segalanya, mulai dari hewan peliharaan, kosmetik, kertas dinding atau wallpaper bahkan kanibalisme pun terjadi.
Hampir 2.000 orang ditangkap saat itu karena melakukan praktik kanibalisme pada 1942. Mayat-mayat korban pengepungan bahkan bergelimpangan di jalanan.
Harapan kembali muncul bagi penduduk Leningrad saat serangan balasan Pasukan Soviet pada Januari 1943 sedikit meredakan situasi.
Keadaan telah berubah pada Perang Dunia II; Uni Soviet bergerak maju perlahan menuju kemenangannya pada Februari 1943 dalam Pertempuran Stalingrad di tengah kondisi yang tidak manusiawi.
Kemajuan pasukan Uni Soviet di sekitar Leningrad membuat koridor darat terbuka untuk membawa pasokan. Pasukan Soviet butuh waktu hingga 27 Januari 1944 untuk benar-benar memukul mundur Nazi dan mencabut blokade. Kemenangan Soviet ini menjadi titik balik dalam melawan Nazi yang akhirnya kalah pada Perang Dunia kedua.