Murka Hizbullah Semakin Ngamuk Salahkan Israel Imbas Ledakan Pager, Iran hingga PBB Skakmat Zionis
Kelompok militan Hizbullah berjanji akan membalas Israel setelah insiden ledakan alat komunikasi pager di seluruh Lebanon
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Seorang analis militer bernama Elijah Magnier mengatakan Hizbullah mengandalkan pager agar bisa mencegah Israel menyadap komunikasi mereka.
Dia menduga pager-pager itu sudah dirusak sebelum dibagikan kepada para anggota Hizbullah.
“Ini bukan sistem baru. Ini pernah digunakan sebelumnya. Jadi, dalam kasus ini ada keterlibatan pihak ketiga untuk memungkinkan akses, untuk memicu ledakan dari jarak jauh,” kata Magnier.
“Ledakan-ledakan itu cukup kuat untuk memukul psikologi Hizbullah.”
Waktu untuk cegah perang Israel-Hizbullah hampir habis
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan waktu untuk mencegah perang Israel-Lebanon hampir habis.
Pernyataan itu disampaikannya dalam rapat dengan utusan AS bernama Amos Hochstein di Kota Tel Aviv, Israel, Senin (16/9/2024),
Gallant berkata serangan ke Lebanon adalah satu-satunya cara agar warga Israel utara bisa kembali ke rumah mereka dengan aman.
Menurut Gallant, waktu untuk perundingan dengan kelompok Hizbullah di Lebanon yang terus menyerang Israel kini hampir habis.
“Hizbullah terus melekatkan dirinya pada Hamas,” ujar Gallant di media sosial X.
“Jadi, satu-satunya cara yang tersisa untuk memastikan kepulangan warga Israel utara ke rumah mereka adalah melalui tindakan militer.”
Baca juga: Hizbullah Serang Lokasi Militer Israel Al-Abad dengan Peluru Kendali, Ketegangan Meningkat
Dalam percakapan lewat telepon dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin, Gallant juga menyebut waktu untuk mewujudkan kesepakatan dengan Hizbullah hampir habis.
Russia Today mengatakan saat ini sudah ada lebih dari 60.000 warga Israel yang mengungsi sejak Hizbullah mulai menyerang Israel utara.
Hizbullah mengatakan serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza. Menurut Hizbullah, serangan akan dihentikan apabila perang di Gaza diakhiri.
Di sisi lain, Israel melancarkan serangan ke Kota Beirut, Lebanon, pada bulan Juli lalu. Serangan itu menewaskan beberapa pejabat Hizbullah, termasuk panglima bernama Fuad Shukr.
Gallant dan pejabat Israel lainnya sudah mengancam akan menginvasi Lebanon. Akan tetapi, Iran mengancam akan mengobarkan perang besar jika Israel menyerang Lebanon.
AS sebagai sekutu dekat Israel meminta negara Zionis itu untuk tidak memperluas operasi militer ke Lebanon. AS mengatakan serangan itu bisa memicu konflik baru di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken berujar negaranya bertekad mencegah terjadinya konflik lebih besar di kawasan itu.
Sementara itu, saat bertemu dengan Gallant, Hochstein mengatakan AS lebih memilih solusi diplomatik. Dia memperingatkan bahwa serangan terhadap Hizbullah tak akan bisa mengembalikan para sandera.
(Tribunnews/ Chrysnha, Febri)