Transgender Ditikam hingga Tewas di Georgia di Tengah Kontroversi RUU LGBTQ
Seorang model transgender Georgia sekaligus influencer Kesaria Abramidze (37) ditikam sampai mati di apartemennya polisi telah menahan tersangka pria.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Seorang model transgender Georgia sekaligus influencer Kesaria Abramidze (37) ditikam sampai mati di apartemennya, saat ini polisi telah menahan tersangka pria.
Abramidze adalah orang pertama di Georgia yang secara terbuka menyatakan diri sebagai transgender.
Ia pernah mewakili negaranya di kontes Miss Trans Star International pada tahun 2018 dan memiliki lebih dari 500.000 pengikut di Instagram.
Lebih lanjut, pihak berwenang mengatakan nyawa aktris yang juga merupakan tokoh masyarakat terkemuka telah direnggut dalam sebuah serangan yang "direncanakan".
Abramidze tewas di tengah kritik terhadap tindakan keras pemerintah terhadap hak-hak LGBTQ,
"Kesaria Abramidze, 37 tahun, tewas dalam serangan pisau pada hari Rabu (18/9/2024), sehari setelah RUU yang mendukung nilai-nilai keluarga disahkan dalam pembacaan terakhirnya," kata pihak berwenang, dikutip dari Al Jazeera.
Undang-undang tersebut telah dibandingkan dengan undang-undang "propaganda gay" Rusia dan dikritik oleh Uni Eropa dan kelompok-kelompok hak asasi manusia karena menstigmatisasi orang-orang LGBTQ.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan pada hari Kamis (19/9/2024) bahwa ia menderita "beberapa luka tusuk".
Kini, pihak berwenang sedang menyelidiki "pembunuhan berencana yang dilakukan dengan kekejaman tertentu dan keadaan yang memberatkan karena alasan gender".
Media Georgia melaporkan bahwa polisi telah menangkap seorang tersangka pria.
Para kritikus telah lama menuduh partai berkuasa Georgian Dream mengobarkan homofobia dan transfobia serta mendorong agenda anti-Barat dan anti-liberal sebelum pemilu bulan depan.
Baca juga: Iran Panggil Dubes Australia karena Rayakan LGBTQ+ di Kedutaan di Teheran
Komentar Presiden Salome Zurabishvili
Presiden Salome Zurabishvili mengutuk “pembunuhan yang mengerikan” tersebut dalam sebuah posting Facebook.
"Tragedi ini harus menyadarkan masyarakat Georgia," katanya.
Abramidze sendiri sebelumnya mengkritik pendekatan pemerintah terhadap kekerasan dalam rumah tangga dan hak-hak perempuan.