Diterpa Skandal, Media Pemerintah Arab Saudi Diduga Bekerja Sama dengan Israel, Ini Tujuannya
Al-Arabiya, media milik pemerintah Arab Saudi, dituding bekerja sama dengan tentara Israel.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM – Al-Arabiya, media yang dimiliki pemerintah Arab Saudi, diduga bekerja sama dengan Israel.
Dugaan ini muncul setelah media penyiaran Israel, Kan, melaporkan bahwa Al-Arabiya punya kerja sama secara langsung dengan tentara Zionis.
Media itu disebut akan mendapatkan informasi eksklusif. Sebagai gantinya, media itu akan menyajikan berita mengenai tentara Israel dengan citra positif kepada para audiensnya di dunia Arab.
The Cradle melaporkan Al-Arabiya didirikan bulan Maret 2003 atau saat Amerika Serikat (AS) mulai mengobarkan perang di Irak.
Media tersebut didirikan oleh saudara ipar Raja Fahd dengan suntikan investasi dari Hariri Gorup di Lebanon dan investasi lain dari Arab Saudri, Kuwait, serta negara lain di Timur Tengah.
Kan mengklaim keberpihakan Al-Arabiya terhadap Israel terlihat jelas dalam judul dan konten breaking news yang disiarkan kanal itu.
Dalam serangan Israel yang menewaskan panglima kelompok Fatah bernama Khalil al-Maqdah, Al-Arabiya melaporkan bahwa dia adalah target serangan, bahkan sebelum orang-orang di sana bisa mengindentifikasi dia.
Menurut Kan, hal itu hanya mungkin terjadi jika militer Israel menyediakan informasi kepada media Saudi itu.
Di samping itu, Kan mengklaim kerja sama Al-Arabiya dengan tentara Israel juga terlihat lewat ekspresi yang digunakan saat melaporkan perang Gaza, yakni sesuai dengan instruksi Abdul Rahman al-Rashid yang menjadi manajer umum.
Kendati liputan Al-Arabiya tampak mirip dengan media Arab lainnya, ada perbedaan dalam deskripsi yang digunakan oleh Al-Arabiya. Deskripsi itu diklaim berpihak kepada Israel.
Sebagai contoh, kebanyakan media Arab menggunakan kata “captive” untuk menyebut warga Israel yang ditangkap Hamas saat Operasi Banjir Al-Aqsa. Sementara itu, Al-Arabiya memilih menggunakan kata “hostage”.
Baca juga: Arab Saudi Tak Sudi Akui Israel, Pangeran Mahkota: Palestina Harus Berdiri, Yerusalem Timur Ibu Kota
Media Arab lain kerap menyebut Israel sebagai “pendudukan” atau “entitas Zionis”. Kemudian, tentara Israel disebut sebagai “tentara pendudukan” atau “tentara pendudukan Israel”.
Adapun Al-Arabiya memilih menggunakan kata “Israel” dan “tentara Israel”.
Media Arab lain menggunakan kata “martir” atau syuhada untuk menyebut korban tewas akibat serangan Israel, sedangkan Al-Arabiya menggunakan istilah “korban tewas”.