Donald Trump Enggan Nyapres Lagi Kalau Kalah dari Kamala Harris Tahun Ini
Calon Presiden (Capres) dari Partai Republik, Donald Trump mengaku enggan nyapres lagi jika tahun ini ia kalah dari Kamala Harris.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden (Capres) dari Partai Republik, Donald Trump mengaku enggan nyapres lagi jika tahun ini ia kalah dari Kamala Harris.
Trump dengan tegas mengatakan dirinya tak akan lagi maju dalam Pemilu 2028, apabila Harris menang dalam pemilihan presiden tahun ini.
Pesan ini disampaikan oleh Trump dalam sebuah wawancara pada Minggu (22/9/2024), CNN melaporkan.
Selama wawancara tersebut, Trump sempat ditanya apakah dia bakal mencalonkan diri lagi jika kalah pada pemilu tahun ini.
"Tidak, saya tidak (ikut Pemilu 2028 jika kalah tahun ini)," jawab Trump, seperti dikutip dari AFP.
Mantan Presiden AS ke-45 saat ini bersaing ketat dengan kandidat Capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Partai Demokrat telah mengalami kebangkitan dukungan setelah mundurnya Presiden Joe Biden sebagai kandidat pada bulan Juli.
Pengunduran diri Biden terjadi menyusul debat yang buruk melawan Trump.
Trump kalah dari Biden pada tahun 2020 lalu, tetapi menolak untuk menerima kekalahannya.
Ia kala itu menyebut bahwa kemenangannya telah "dicuri" yang memicu teori konspirasi dan kemarahan pendukungnya.
Pada 6 Januari 2021, para pendukung Trump menyerbu Gedung Kongres AS hingga terjadi kekacauan.
Baca juga: Donald Trump dan Volodymyr Zelensky Kemungkinan Bakal Bertemu Minggu Depan
Jajak Pendapat
Jajak pendapat nasional sedikit meningkat untuk Harris sejak debatnya dengan Trump awal bulan ini, meskipun masih belum ada pemimpin yang jelas.
Wakil Presiden AS itu berada di angka 50 persen dibandingkan dengan Trump yang 47 persen dalam rata-rata CNN Poll of Polls terbaru.
Survei tersebut menggabungkan lima jajak pendapat yang dilakukan sepenuhnya setelah debat pada 10 September.
Satu jajak pendapat yang ditambahkan ke rata-rata pada hari Minggu, dari NBC News, menunjukkan Harris pada dukungan 49 persen sedangkan Trump 44 persen.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)