Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Tengah Serangan Brutal Israel, Lebanon Dihantam Gelombang 80 Ribu Telepon Teror Psikologis

Lebanon dihantam 80.000 panggilan telepon Israel yang mengancam dalam satu hari di tengah serangan brutal jet tempur IDF

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Di Tengah Serangan Brutal Israel, Lebanon Dihantam Gelombang 80 Ribu Telepon Teror Psikologis
IST
Ilustrasi 

Di Tengah Serangan Brutal Israel, Lebanon Dihantam 80 Ribu Panggilan Telepon Ancaman Agar Tinggalkan Rumah

TRIBUNNEWS.COM - Lebanon dilaporkan diterpa gelombang 80.000 panggilan telepon Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Senin (23/9/2024) yang memerintahkan penduduk untuk meninggalkan rumah mereka.

Kepala perusahaan telekomunikasi Lebanon Ogero, Imad Kreidieh, menggambarkan panggilan massal tersebut sebagai bentuk perang psikologis yang bertujuan untuk menciptakan kepanikan dan kekacauan.

Baca juga: Mau Caplok Wilayah Lebanon, Israel: Sungai Litani Dianggap Sebagai Perbatasan Utara Kami

Banyak warga Lebanon melaporkan menerima panggilan telepon Israel yang mengancam ini melalui jaringan telepon seluler dan telepon rumah, yang memperingatkan mereka untuk segera meninggalkan lokasi mereka.

Komunikasi massal ini dipandang sebagai pertanda operasi militer yang lebih luas dalam serangan Israel yang sedang berlangsung terhadap Lebanon.

Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon, warga di Beirut dan wilayah lain menerima peringatan evakuasi Israel ini.

Sebagai tanggapan, Menteri Informasi Lebanon Ziad Makari mengatakan bahwa kantornya juga menerima panggilan otomatis yang memerintahkan evakuasi gedung.

BERITA TERKAIT

 Ia mengutuk tindakan ini, melabelinya sebagai bentuk perang psikologis, dan meyakinkan publik bahwa tindakan tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap tekad Lebanon.

Baca juga: Hizbullah Bombardir Haifa, Tiberias, dan Safad, Sistem GPS di Israel Tengah Rusak Total

Ilustrasi telepon 911
Ilustrasi

Menteri Makari menyatakan, “Ini bukan hal baru dari musuh Israel, yang menggunakan segala bentuk taktik psikologis dalam peperangannya.”

Ia menekankan bahwa operasi Kementerian Informasi terus berjalan seperti biasa, dan mendesak warga untuk tidak memberikan perhatian yang tidak semestinya terhadap masalah ini.

Sebelumnya pada hari Senin, militer Israel memperingatkan penduduk desa-desa di Lebanon selatan melalui platform media sosial X, menggunakan video animasi, yang menyarankan mereka untuk menghindari bangunan yang diduga terkait dengan Hizbullah atau memiliki senjata.

Tidak ada bukti jelas yang diberikan oleh Israel bahwa Hizbullah menyembunyikan senjata di bangunan tempat tinggal.

 Para ahli percaya bahwa, selain menyebarkan rasa takut, Israel berusaha mengalihkan kesalahan jika terjadi korban sipil, yang berpotensi sebagai pembelaan dalam kasus hukum internasional terkait kejahatan perang, khususnya mengenai tindakan militernya yang sedang berlangsung di Gaza.

Asap mengepul dari sebuah kota di Lebanon selatan setelah beberapa serangan udara Israel pada hari Senin, 23 September 2024.
Asap mengepul dari sebuah kota di Lebanon selatan setelah beberapa serangan udara Israel pada hari Senin, 23 September 2024. (via Al Mayadeen)

Jaringan Mata-mata yang Mengakar dan Perang Psikologis 

Para ahli percaya bahwa operasi intelijen Israel di Lebanon tidak terbatas pada target militer.

Melalui keunggulan teknologinya, Israel telah memperoleh akses ke sejumlah besar data pribadi warga sipil Lebanon

Elijah Magnier, seorang analis risiko dan konflik, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel telah lama mampu memantau telepon rumah, telepon seluler, dan bahkan nomor plat mobil.

Tingkat akses ini memungkinkan pasukan Israel untuk berkomunikasi dengan warga sipil Lebanon, sering kali memperingatkan mereka tentang serangan militer yang akan datang — seperti yang terlihat dalam konflik saat ini.

Selain itu, peringatan itu sendiri merupakan bagian dari strategi psikologis yang lebih luas.

Dengan menyampaikan pesan-pesan ini melalui jaringan radio dan telekomunikasi yang diretas, Israel mengingatkan penduduk Lebanon tentang kemampuan pengawasannya yang luas, yang sering kali menimbulkan kebingungan dan ketakutan dalam prosesnya.

Sejarah peretasan Israel terhadap jaringan Lebanon terdokumentasi dengan baik.

Pada tahun 2018, duta besar Lebanon untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa menuduh Israel meretas saluran telepon seluler di desa Kafr Kila.

Israel telah mengirim pesan yang direkam kepada warga sipil, memperingatkan mereka tentang ledakan yang akan terjadi.

Taktik ini, meskipun sering kali dibingkai sebagai upaya untuk meminimalkan korban sipil, juga berfungsi untuk menegaskan dominasi Israel dalam peperangan elektronik.

(oln/qdsnws/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas