Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konflik Israel-Hizbullah Menyita Perhatian Global, Warga Gaza Khawatir: Kami Benar-Benar Dilupakan

Ketika konflik yang meningkat antara Israel dan Hizbullah menyita perhatian global, warga Palestina di Gaza dikabarkan khawatir.

Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Konflik Israel-Hizbullah Menyita Perhatian Global, Warga Gaza Khawatir: Kami Benar-Benar Dilupakan
AFP/BASHAR TALEB
Warga Palestina berjalan melewati tumpukan sampah di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 18 Juli 2024. Ketika konflik yang meningkat antara Israel dan Hizbullah menyita perhatian global, warga Palestina di Gaza dikabarkan khawatir. 

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok militan Lebanon, Hizbullah, dan pasukan Israel saling tembak hampir setiap hari di tengah perang di Gaza.

Hizbullah saling serang di perbatasan selatan Lebanon dengan Israel selama hampir setahun sejak 8 Oktober 2023, ketika kelompok itu memulai serangannya untuk menghalangi Israel dari perangnya di Gaza.

Ketika konflik yang meningkat antara Israel dan Hizbullah menyita perhatian global, warga Palestina di Gaza dikabarkan khawatir.

Mereka ketakutan karena perhatian internasional telah dialihkan, dan kemungkinan buruk muncul yakni pengabaian.

Diberitakan AP News, keluarga sandera Israel yang ditawan di Gaza memiliki kekhawatiran yang sama.

Nezar Zaqout, satu dari sekitar 1,9 juta warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak perang Israel-Hamas meletus, mengungkapkan kekhawatirannya.

Ia khawatir pertempuran di perbatasan Israel-Lebanon akan mengalahkan minat terhadap kondisi kehidupan yang buruk di Gaza dan upaya untuk merundingkan gencatan senjata.

BERITA TERKAIT

“Kami benar-benar dilupakan,” kata Zaqout, yang tinggal di Khan Younis setelah melarikan diri dari Kota Gaza beberapa bulan lalu.

“Tidak ada berita tentang kami di media," sambung dia.

Selain itu, warga Palestina khawatir kondisi menyedihkan di Gaza akan menjadi permanen.

Saat ini, 90 persen penduduknya tuna wisma, dengan ratusan ribu orang tinggal di kamp tenda yang tidak bersih dan berjuang untuk mendapatkan makanan dan air bersih.

Baca juga: 6 Fakta Penting Operasi Militer Anak Panah Utara Israel di Lebanon, Target hingga Aksi Balasan

"Setahun berlalu, dan tidak ada yang peduli dengan kami."

"Setiap hari ada pengeboman, setiap hari ada martir, dan setiap hari ada korban luka," kata Saadi Abu Mustafa, yang melarikan diri dari Khan Younis ke Muwasi, sebuah kamp tenda yang luas di sepanjang pantai selatan Gaza.

Serangan Israel Berisiko Sebabkan Kekacauan

Di sisi lain, Turki memperingatkan, serangan Israel terhadap Lebanon mengancam untuk mendorong Timur Tengah lebih dalam ke dalam "kekacauan."

"Serangan Israel terhadap Lebanon menandai fase baru dalam upayanya untuk menyeret seluruh wilayah ke dalam kekacauan," kata kementerian luar negeri Turki dalam sebuah pernyataan, Senin, dilansir Arab News.

Pernyataan Turki ini disampaikan setelah terjadi serangan Israel terhadap benteng kelompok militan yang didukung Iran, Hizbullah, di Lebanon selatan dan timur.

Diketahui, sejak Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023, invasi balasan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 95.000 orang.

Hal itu menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara warga sipil dan militan.

Namun, mereka mengatakan lebih dari separuh yang tewas adalah wanita dan anak-anak.

Serangan udara dan darat yang gencar selama berbulan-bulan telah meratakan seluruh blok perumahan hingga rata dengan tanah.

Peneliti yang mempelajari citra satelit memperkirakan hampir 60 persen bangunan di Jalur Gaza kemungkinan telah rusak sejak dimulainya perang.

Baca juga: Pakar Ungkap Tujuan Serangan Besar Israel ke Lebanon: Kuasai Sumber Air dan Lahan Pertanian Subur

Seiring meningkatnya ancaman perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah, Israel telah menarik pasukannya di Gaza untuk memindahkan unit-unit penting ke perbatasan utara dengan Lebanon.

Namun, ribuan tentara masih berada di Gaza, melakukan penggerebekan sporadis dan mencegah warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah.

Serangan harian juga terus berlanjut di Gaza.

Asap besar terlihat setelah Israel menyerang Kota Baalbek, Lebanon, pada Senin (23/9/2024).
Asap besar terlihat setelah Israel menyerang Kota Baalbek, Lebanon, pada Senin (23/9/2024). (Nidal SOLH / AFP)

Update Perang Israel-Hamas

Dikutip dari Al Jazeera, setidaknya 492 orang, termasuk 35 anak-anak, tewas dalam serangan gencar Israel di Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan negara itu.

Kemudian, setidaknya 1.645 orang terluka.

Hizbullah Lebanon menembakkan serangkaian rudal ke pangkalan udara Israel sebagai balasan atas seruan para pemimpin dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk segera meredakan ketegangan.

Turki memperingatkan serangan Israel terhadap Lebanon dapat "menyeret seluruh kawasan ke dalam kekacauan".

Di Jalur Gaza, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 24 orang selama sehari terakhir, termasuk seorang ibu dan keempat anaknya di pusat Deir el-Balah.

Hizbullah melancarkan enam serangan terhadap posisi militer Israel, termasuk Pangkalan Udara Megiddo dan Pangkalan Udara Ramat David, yang menyebabkan sirene serangan udara berbunyi semakin keras di Israel, termasuk kota Nazareth.

Militer Israel mengatakan mereka berhasil mencegat sebagian besar peluncuran rudal dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Militer Israel menambahkan mereka menyerang sumber tembakan.

Baca juga: Orang Nomor 3 di Hizbullah, Panglima Ali Karaki, Lolos dari Maut setelah Ditargetkan Israel

Prancis menyerukan Dewan Keamanan PBB darurat untuk membahas serangan Israel terhadap Lebanon sementara Presiden Iran Masoud Pezeshkian menuduh Israel menyeret kawasan itu ke dalam perang yang “tidak dapat diubah”.

Di Jalur Gaza, pemboman Israel berlanjut, dengan sebanyak tujuh warga Palestina tewas dalam dua serangan terpisah di selatan Khan Younis.

Badan PBB untuk urusan kemanusiaan meminta militer Israel "untuk berhenti menyerang sekolah-sekolah yang menyediakan tempat berlindung terakhir bagi warga Palestina di Gaza karena hujan mengancam" akan membanjiri tenda-tenda darurat mereka.

Seruan itu muncul setelah pasukan Israel menewaskan 32 warga Palestina dalam tiga serangan terhadap sekolah-sekolah di Gaza dalam beberapa hari.

Setidaknya 41.431 orang tewas  dan 95.818 orang terluka dalam  perang Israel di Gaza.

Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang sementara lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas