Eskalasi Kian Liar, Israel Tetapkan Keadaan Darurat di Seluruh Negeri, Hizbullah Tak Ada Habisnya
pihak berwenang Israel mengatakan keputusan menetapkan keadaan darurat itu akan berlaku segera dan selama seminggu di seluruh wilayah pendudukan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Eskalasi Makin Liar, Israel Tetapkan Keadaan Darurat di Seluruh Negeri, Hizbullah Baru Sedikit Berkeringat
TRIBUNNEWS.COM - Lembaga Penyiaran Publik Israel, KAN, pada Senin (23/9/2024) malam melaporkan kalau pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu segera meratifikasi deklarasi keadaan darurat di seluruh negeri.
Khaberni melaporkan, pihak berwenang Israel mengatakan keputusan itu akan berlaku segera dan selama seminggu.
Sementara itu, juru bicara militer Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan situasi di front utara sangat sulit.
Baca juga: Israel Mau Usir Paksa Massal Warga di Gaza Utara, IDF: Warga Lebanon Simpan Rudal-Rudal Hizbullah
Dia menambahkan dalam pernyataannya pada Senin sore, kalau IDF menargetkan infrastruktur Hizbullah di berbagai wilayah Lebanon.
"Kami menyerang infrastruktur yang didirikan Hizbullah di Lebanon selama bertahun-tahun," kata Hagari.
Hagari melanjutkan, "Tidak ada perubahan pada instruksi lini depan, dan kami siap mengubah instruksi lini depan kapan saja,".
Dia menambahkan, "Kami mengebom lebih dari 300 sasaran di Lebanon untuk menghancurkan kemampuan Hizbullah."
Hagari berkata, "Kami tidak akan membiarkan Hizbullah menggunakan sarana tempurnya untuk menyerang Israel."
"Kami memiliki satu misi, yaitu mengembalikan orang-orang di utara, dan kami akan melakukan apa pun," kata Hagari.
Target Israel ini membuat eskalasi di front utara makin liar.
Masifnya pemboman Israel dibalas Hizbullah dengan rentetan serangan ke berbagai area pendudukan yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk di kota pelabuhan utama pendudukan, Haifa.
Hari-Hari Sulit Israel
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel akan menghadapi hari-hari yang sulit setelah militer Israel meluncurkan serangan udara skala besar ke Lebanon pada Senin (23/9/2024).
Serangan itu membunuh 492 orang dan melukai lebih dari 1.645 orang.