Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RS-26 'Rubezh', Rudal Antarbenua yang Diklaim Pertama Kali Ditembakkan Rusia ke Ukraina

Rusia dikabarkan untuk pertama meluncurkan rudal antarbenua (ICBM) RS-26 Rubezh ke Ukraina pada Kamis (21/11/2024).

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in RS-26 'Rubezh', Rudal Antarbenua yang Diklaim Pertama Kali Ditembakkan Rusia ke Ukraina
Raketa
Rudal RS-26 "Rubezh" 

TRIBUNNEWS.COM -- Rusia dikabarkan untuk pertama meluncurkan rudal antarbenua (ICBM) RS-26 Rubezh ke Ukraina pada Kamis (21/11/2024).

Rudal tersebut diklaim oleh Angkatan Udara Ukraina menghantam sebuah pabrik di Kota Dnipro wilayah Dnipropetrovsk.

Serhii Lysak, Kepala Administrasi Militer Daerah Dnipropetrovsk mengatakan serangan ICBM ini merusak bangunan dan melukai dua warga.

Baca juga: Susul ATACMS, Ukraina Tembakkan Storm Shadow ke Rusia

Publik Ukraina mempercayai bahwa peluncuran senjata yang sejatinya bisa menempuh jarak ribuan kilometer tersebut merupakan sinyal bagi Barat bahwa Rusia tak segan untuk menyerang negara Barat yang mengusiknya.

Lantas bagaimana dengan senjata tersebut? Rudal ini dianggap sebagai proyek rahasia. Media Ukraina Strana menyebut bahwa Rubezh ini dikembangkan pada 2006 lalu yang kabarnya dibuat mirip Topol-M.

Kerahasiaan proyek itu karena adanya perjanjian pengurangan senjata nuklir jarak menengah. Sementara RS-26 ini memiliki jangkauan antara 5.000-6.000 kilometer.

Dengan kemampuannya tersebut maka RS-26 bisa dipasang dengan hulu ledak nuklir.

Berita Rekomendasi

Bahkan dari ukurannya yang jumbo, membuat rudal ini bisa mengangkut banyak hulu ledak nuklir.

Seperti rudal-rudal nuklir Rusia lainnya, RS-26 juga sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara.

Menurut Defence Express, rudal RS-26 "Rubezh" dirancang untuk mengirimkan hulu ledak nuklir. Diklaim bahwa pengembangannya dimulai pada tahun 2006, tetapi rudal tersebut dilaporkan dikeluarkan dari program senjata Rusia pada tahun 2018, tanpa ada rencana untuk memperkenalkannya kembali hingga tahun 2027. Sebaliknya, Rusia diyakini telah memprioritaskan sistem "Iskander-K".

Baca juga: Jenderal Zaluzhny Kepada Prajurit Ukraina: Melawan Rusia Harus Siap Untuk Mati

Namun, pada bulan Juli tahun ini, Kremlin mengisyaratkan akan melanjutkan produksi rudal jarak menengah dan pendek, termasuk RS-26 "Rubezh." RS-26 diperkirakan didasarkan pada dua tahap rudal "Topol-M". 

Rudal ini dikembangkan oleh Institut Teknik Termal Moskow, dengan produksi ditangani oleh Votkinsky Zavod, fasilitas yang sama yang bertanggung jawab untuk memproduksi rudal balistik "Iskander".

Indiatvnews menulis, spesifikasi pasti dari RS-26 masih belum jelas, tetapi diperkirakan memiliki berat awal 40-50 ton, jangkauan hingga 5.700-6.000 km, dan kemampuan untuk membawa empat hulu ledak terpisah dengan hasil masing-masing 0,3 Mt, mirip dengan yang ada pada RS-24 "Yars." 

Spekulasi juga menunjukkan bahwa rudal ini dapat dilengkapi dengan kendaraan luncur hipersonik yang mirip dengan "Avangard."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas