Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hizbullah Babak Belur Dihajar Israel, 1.500 Petempur Luka Serius, Rudal Fire and Forget Capai 100 Km

1.500 pejuang Hizbullah tidak dapat beraksi karena cedera serius, seperti kebutaan dan kehilangan anggota tubuh karena serangan bom Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Hizbullah Babak Belur Dihajar Israel, 1.500 Petempur Luka Serius, Rudal Fire and Forget Capai 100 Km
tangkap layar RNTV/AP
Petempur Hizbullah dalam upacara pemakaman secara militer pada 22 Oktober 2023. 

Hizbullah Babak Belur Dihajar Israel, 1.500 Petempur Luka Serius, Jet IDF Pakai Rudal Fire and Forget 100 Kilometer

TRIBUNNEWS.COM - Secara kasat mata, Hizbullah dilaporkan telah sangat terdampak oleh serangkaian serangan Israel, yang mencakup penargetan komandan senior dan peledakan perangkat komunikasi yang dipasangi jebakan.

Serangan-serangan ini telah menyebabkan lebih dari 1.500 pejuang Hizbullah tidak dapat beraksi karena cedera serius, seperti kebutaan dan kehilangan anggota tubuh, menurut sumber-sumber yang mengetahui operasi kelompok tersebut yang dikutip oleh Reuters.

Baca juga: Iran Tolak Permintaan Hizbullah untuk Gabung Serang Israel, Beralasan Waktunya Belum Tepat

Serangan udara Israel juga menewaskan komandan-komandan utama, termasuk Ibrahim Aqil, pendiri pasukan elit Hizbullah Radwan.

Meskipun mengalami kerugian-kerugian ini, para pemimpin Hizbullah dengan cepat menunjuk pengganti-pengganti dan mempertahankan struktur komando mereka. 

Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah mengatakan dalam sebuah pidato pada tanggal 1 Agustus bahwa kelompok tersebut dengan cepat mengisi kekosongan-kekosongan ketika seorang pemimpin terbunuh.

Sebuah laporan oleh kongres AS mengatakan bahwa kekuatan Hizbullah diperkirakan antara 40.000-50.000 pejuang, dengan Nasrallah mengatakan kalau kelompok perlawanan tersebut memiliki 100.000 pejuang.

Baca juga: Israel Kekurangan Amunisi Level Kritis, Peluru Iron Dome Tak Memadai Tangkis Rudal Masif Hizbullah

Para pelayat menghadiri pemakaman para korban yang tewas dalam serangan udara Israel kemarin di desa Saksakiyeh, Lebanon selatan, pada 24 September 2024. - Israel mengumumkan puluhan serangan udara baru terhadap benteng Hizbullah di Lebanon, sehari setelah 558 orang, termasuk 50 anak-anak, tewas dalam hari kekerasan paling mematikan sejak perang saudara Lebanon. (Photo by Mahmoud ZAYYAT / AFP)
Para pelayat menghadiri pemakaman para korban yang tewas dalam serangan udara Israel kemarin di desa Saksakiyeh, Lebanon selatan, pada 24 September 2024. - Israel mengumumkan puluhan serangan udara baru terhadap benteng Hizbullah di Lebanon, sehari setelah 558 orang, termasuk 50 anak-anak, tewas dalam hari kekerasan paling mematikan sejak perang saudara Lebanon. (Photo by Mahmoud ZAYYAT / AFP) (AFP/MAHMOUD ZAYYAT)

Kepala Unit Rudal Hizbullah Tewas

BERITA REKOMENDASI

Dalam serangan brutalnya, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengklaim, kepala Unit Rudal dan Roket Hizbullah, Ibrahim Qabisi, tewas dalam serangan udara yang menargetkan Dahieh – sebuah basis pertahanan Hizbullah yang diketahui – di ibu kota Lebanon, Beirut.

“Qabisi diserang bersama dengan komando pusat tambahan di Pasukan Rudal dan Roket Hizbullah,” klaim pernyataan tersebut.

Ibrahim Muhammad Qabisi bergabung dengan Hizbullah pada tahun 1980-an dan sejak itu memegang beberapa peran militer penting dalam organisasi tersebut, termasuk sebagai perwira senior di Unit Operasi Hizbullah di Lebanon selatan dan memimpin Unit Badr di Front Selatan Hizbullah.

Tim penyelamat bekerja di jalan di bawah bangunan perumahan yang dua lantai teratasnya (kiri) terkena serangan Israel di daerah Ghobeiri di pinggiran selatan Beirut pada 24 September 2024. - Sebuah sumber keamanan Lebanon mengatakan pada 24 September bahwa serangan Israel menghantam benteng Hizbullah di Beirut selatan, sementara tentara Israel mengonfirmasi pihaknya melakukan serangan itu di ibu kota Lebanon tanpa memberikan rincian lebih lanjut. (Photo by AFP)
Tim penyelamat bekerja di jalan di bawah bangunan perumahan yang dua lantai teratasnya (kiri) terkena serangan Israel di daerah Ghobeiri di pinggiran selatan Beirut pada 24 September 2024. - Sebuah sumber keamanan Lebanon mengatakan pada 24 September bahwa serangan Israel menghantam benteng Hizbullah di Beirut selatan, sementara tentara Israel mengonfirmasi pihaknya melakukan serangan itu di ibu kota Lebanon tanpa memberikan rincian lebih lanjut. (Photo by AFP) (AFP/-)

Rudal dengan Sistem Fire and Forget 100 Kilometer

Soal serangan agresif Israel dalam sepekan terakhir ke Lebanon Selatan, pakar militer dan ahli strategi asal Yordania, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi mengatakan kalau Israel terus menyerang daerah-daerah penting milik Hizbullah Lebanon.

"Tetapi pasukan darat Israel belum memasuki pinggiran kota Beirut dalam operasi militer, yang menunjukkan bahwa pembunuhan dan pengeboman ke Lebanon sering kali terjadi dari jarak yang mungkin melebihi 100 kilometer," kata Al-Duwairi dilansir Khaberni, Rabu (25/9/2024).

Dia menambahkan kalau tentara pendudukan Israel masih memfokuskan serangannya di Hermel dan selatan Sungai Litani, dengan fokus pada pembunuhan para pemimpin Hizbullah untuk menyerang sistem komando dan kontrol gerakan tersebut.

Al-Duwairi mencatat, sejauh ini Israel telah berhasil menyerang para pemimpin penting Hizbullah.

Baca juga: 17 Perwira Pasukan Khusus Hizbullah Lenyap Sekali Tepuk, Israel: Unit Elite Radwan Mau Serbu Galilea

Asap mengepul di Lebanon selatan setelah serangan Israel, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tyre, Lebanon selatan pada 23 September 2024.
Asap mengepul di Lebanon selatan setelah serangan Israel, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tyre, Lebanon selatan pada 23 September 2024. (Aziz Taher/Reuters)

Pakar militer tersebut menunjukkan bahwa gempuran di pinggiran Lebanon selatan dilakukan Israel dengan cara serangan jarak jauh.

"Mereka (tentara Israel) mengandalkan serangan dengan rudal “Fire and Forget” yang tepat, yang memiliki jangkauan lebih dari 100 kilometer," katanya.

Menurut Al-Duwairi, operasi pengeboman di Lebanon Selatan dilakukan berdasarkan informasi intelijen yang akurat dan tepat waktu.

"Seorang agen lapangan digerakkan dalam beberapa menit setelah memperoleh informasi tersebut, dan kemudian pilot meluncurkan rudal setelah mendapatkan informasi tentang lokasi target," katanya.

Dia menunjukkan bahwa rudal-rudal ini menuju ke sasarannya terlepas dari lokasi atau arah pesawat yang meluncurkannya.

"Hal ini berarti bahwa pesawat tempur Israel tersebut tidak harus memasuki Beirut untuk melakukan operasi tersebut, melainkan hanya perlu meluncurkan rudal dari jarak yang mungkin mencapai 100 kilometer," kata dia.

(oln/khbrn/rntv/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas