Hizbullah Babak Belur Dihajar Israel, 1.500 Petempur Luka Serius, Rudal Fire and Forget Capai 100 Km
1.500 pejuang Hizbullah tidak dapat beraksi karena cedera serius, seperti kebutaan dan kehilangan anggota tubuh karena serangan bom Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

Hizbullah Babak Belur Dihajar Israel, 1.500 Petempur Luka Serius, Jet IDF Pakai Rudal Fire and Forget 100 Kilometer
TRIBUNNEWS.COM - Secara kasat mata, Hizbullah dilaporkan telah sangat terdampak oleh serangkaian serangan Israel, yang mencakup penargetan komandan senior dan peledakan perangkat komunikasi yang dipasangi jebakan.
Serangan-serangan ini telah menyebabkan lebih dari 1.500 pejuang Hizbullah tidak dapat beraksi karena cedera serius, seperti kebutaan dan kehilangan anggota tubuh, menurut sumber-sumber yang mengetahui operasi kelompok tersebut yang dikutip oleh Reuters.
Baca juga: Iran Tolak Permintaan Hizbullah untuk Gabung Serang Israel, Beralasan Waktunya Belum Tepat
Serangan udara Israel juga menewaskan komandan-komandan utama, termasuk Ibrahim Aqil, pendiri pasukan elit Hizbullah Radwan.
Meskipun mengalami kerugian-kerugian ini, para pemimpin Hizbullah dengan cepat menunjuk pengganti-pengganti dan mempertahankan struktur komando mereka.
Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah mengatakan dalam sebuah pidato pada tanggal 1 Agustus bahwa kelompok tersebut dengan cepat mengisi kekosongan-kekosongan ketika seorang pemimpin terbunuh.
Sebuah laporan oleh kongres AS mengatakan bahwa kekuatan Hizbullah diperkirakan antara 40.000-50.000 pejuang, dengan Nasrallah mengatakan kalau kelompok perlawanan tersebut memiliki 100.000 pejuang.
Baca juga: Israel Kekurangan Amunisi Level Kritis, Peluru Iron Dome Tak Memadai Tangkis Rudal Masif Hizbullah

Kepala Unit Rudal Hizbullah Tewas
Dalam serangan brutalnya, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengklaim, kepala Unit Rudal dan Roket Hizbullah, Ibrahim Qabisi, tewas dalam serangan udara yang menargetkan Dahieh – sebuah basis pertahanan Hizbullah yang diketahui – di ibu kota Lebanon, Beirut.
“Qabisi diserang bersama dengan komando pusat tambahan di Pasukan Rudal dan Roket Hizbullah,” klaim pernyataan tersebut.
Ibrahim Muhammad Qabisi bergabung dengan Hizbullah pada tahun 1980-an dan sejak itu memegang beberapa peran militer penting dalam organisasi tersebut, termasuk sebagai perwira senior di Unit Operasi Hizbullah di Lebanon selatan dan memimpin Unit Badr di Front Selatan Hizbullah.

Rudal dengan Sistem Fire and Forget 100 Kilometer
Soal serangan agresif Israel dalam sepekan terakhir ke Lebanon Selatan, pakar militer dan ahli strategi asal Yordania, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi mengatakan kalau Israel terus menyerang daerah-daerah penting milik Hizbullah Lebanon.
"Tetapi pasukan darat Israel belum memasuki pinggiran kota Beirut dalam operasi militer, yang menunjukkan bahwa pembunuhan dan pengeboman ke Lebanon sering kali terjadi dari jarak yang mungkin melebihi 100 kilometer," kata Al-Duwairi dilansir Khaberni, Rabu (25/9/2024).
Dia menambahkan kalau tentara pendudukan Israel masih memfokuskan serangannya di Hermel dan selatan Sungai Litani, dengan fokus pada pembunuhan para pemimpin Hizbullah untuk menyerang sistem komando dan kontrol gerakan tersebut.
Al-Duwairi mencatat, sejauh ini Israel telah berhasil menyerang para pemimpin penting Hizbullah.
Baca juga: 17 Perwira Pasukan Khusus Hizbullah Lenyap Sekali Tepuk, Israel: Unit Elite Radwan Mau Serbu Galilea

Pakar militer tersebut menunjukkan bahwa gempuran di pinggiran Lebanon selatan dilakukan Israel dengan cara serangan jarak jauh.
"Mereka (tentara Israel) mengandalkan serangan dengan rudal “Fire and Forget” yang tepat, yang memiliki jangkauan lebih dari 100 kilometer," katanya.
Menurut Al-Duwairi, operasi pengeboman di Lebanon Selatan dilakukan berdasarkan informasi intelijen yang akurat dan tepat waktu.
"Seorang agen lapangan digerakkan dalam beberapa menit setelah memperoleh informasi tersebut, dan kemudian pilot meluncurkan rudal setelah mendapatkan informasi tentang lokasi target," katanya.
Dia menunjukkan bahwa rudal-rudal ini menuju ke sasarannya terlepas dari lokasi atau arah pesawat yang meluncurkannya.
"Hal ini berarti bahwa pesawat tempur Israel tersebut tidak harus memasuki Beirut untuk melakukan operasi tersebut, melainkan hanya perlu meluncurkan rudal dari jarak yang mungkin mencapai 100 kilometer," kata dia.
(oln/khbrn/rntv/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.