Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Begini Cara Israel Menyusup ke Hizbullah Lewat Perang Suriah, sebelum Bunuh Hassan Nasrallah

Begini cara Israel menyusup ke Hizbullah lewat perang Suriah yang berujung pada pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Begini Cara Israel Menyusup ke Hizbullah Lewat Perang Suriah, sebelum Bunuh Hassan Nasrallah
Instagram @idf
Kepala Staf Umum militer Israel, Herzi Halevy. --- Israel disebut menyusup ke Hizbullah melalui perang Suriah di mana Israel mengumpulkan informasi intelijen. 

TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Financial Times, melaporkan bagaimana mata-mata Israel menyusup ke Hizbullah sebelum membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, melalui serangan udara di pinggiran kota Beirut, Lebanon pada Jumat (27/9/2024).

Israel disebut telah mengubah cara mereka mengumpulkan informasi terkait Hizbullah selama bertahun-tahun.

"Israel mampu membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah setelah merombak pendekatannya terhadap pengumpulan intelijen, memfokuskan upayanya pada penyusupan sejumlah besar data," kata Financial Times melaporkan pada hari Senin (30/9/2024), mengutip para ahli.

"Hassan Nasrallah merupakan target militer utama Israel selama beberapa dekade sebelum ia tewas akibat serangan udara minggu lalu. Ia berhasil selamat dari beberapa upaya pembunuhan selama Perang Lebanon 2006," lanjutnya.

Dinas rahasia Israel secara signifikan meningkatkan kedalaman dan kualitas pengumpulan intelijen mereka terhadap Hizbullah.

Mereka mulai memperlakukan Hizbullah sebagai militan yang terorganisasi dengan baik, menyusul dimulainya perang di Suriah, menurut laporan tersebut.

Saat Hizbullah bertempur di Suriah dengan mendukung rezim Assad, mereka harus meningkatkan perekrutan, sehingga mereka lebih rentan terhadap mata-mata Israel.

BERITA REKOMENDASI

"Perang Suriah menjadi sumber data bagi Israel, yang memproses berbagai informasi secara digital – termasuk berita kematian, data tentang tempat lahir para pejuang yang tewas, dan lingkaran pertemanan mereka," kata laporan tersebut.

Menurut Financial Times, pemakaman anggota Hizbullah sangat berguna karena sering kali membawa komandan Hizbullah keluar dari persembunyiannya.

"Akibat pertempuran di Suriah, Hizbullah berubah dari kelompok yang sangat disiplin dan puritan menjadi kelompok yang menerima lebih banyak orang dari yang seharusnya," kata Yezid Sayigh, peneliti senior di Carnegie Middle East Center.

Satelit mata-mata Israel, drone, serta kemampuan pemrosesan data, gambar, dan peretasan juga mengalami kemajuan selama masa ini. 

Baca juga: Tubuhnya Utuh, Hassan Nasrallah Diduga Tewas karena Gas Beracun Israel

Permusuhan Israel dan Hizbullah semakin memanas setelah Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, sejak 8 Oktober 2023 dengan saling bertukar serangan lintas perbatasan.

Awal bulan ini, serangkaian ledakan pager dan radio portabel yang menargetkan pejabat Hizbullah melanda Timur Tengah, menewaskan dan melukai puluhan orang.

"Israel juga berhasil menemukan lokasi Nasrallah, dengan menyerang kompleks bawah tanah di Beirut dengan kekuatan dahsyat yang menewaskan pemimpin lama tersebut," menurut Financial Times.

Israel Meretas Berbagai Perangkat Hizbullah

Financial Times melaporkan Israel meretas setiap peralatan mulai dari remote control TV hingga kamera keamanan.

"Setelah Israel menentukan identitas seorang anggota Hizbullah, pola perilaku sehari-harinya dimasukkan ke dalam database yang kemudian diambil datanya, dari mobil dan lokasinya, serta dari ponsel istrinya," menurut laporan itu.

Para pejabat Israel mengatakan bahkan rekaman keamanan atau suara seorang aktivis yang direkam di dekatnya dapat digunakan oleh Israel.

"Basis data target Israel telah menjadi begitu luas dan terperinci sehingga setiap pusat komando, depot senjata, bunker bawah tanah, atau apartemen tempat tinggal pemimpin senior Hizbullah telah dimasukkan ke dalam sistem, siap untuk segera disingkirkan jika terjadi serangan," kata laporan itu.

Financial Times juga menggambarkan dalam beberapa bulan atau tahun terakhir, intelijen Israel telah memasukkan teknologi yang memungkinkannya, setidaknya sesekali, untuk mengidentifikasi lokasi pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang dibunuh Jumat lalu di markas pusatnya.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.586 jiwa dan 96.210 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (28/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas