AS Tetap Lindungi Israel, Janji akan Respon Serangan Balasan Iran
AS tetap lindungi Israel meski mendapat ancaman dari Iran. AS berjanji membantu Israel dalam merespon serangan balasan Iran.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, mengatakan dia berbicara dengan sekutunya, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant setelah serangan balasan Iran terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024).
Ia menegaskan komitmen pemerintah AS untuk setia membantu dan melindungi Israel dari segala ancaman.
“Kami tidak akan pernah ragu untuk melindungi kekuatan dan kepentingan kami di Timur Tengah, serta mendukung pertahanan Israel dan mitra kami di kawasan," kata Lloyd Austin, Rabu (2/10/2024).
“Menteri Pertahanan Israel dan saya menyatakan apresiasi kami atas pertahanan terkoordinasi Israel, dalam menghadapi sekitar 200 rudal balistik yang diluncurkan oleh Iran, dan kami berkomitmen untuk tetap melakukan kontak dekat," lanjutnya.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan AS dan Israel sedang bekerja untuk merespon serangan balasan Iran.
"Kami telah menegaskan bahwa akan ada konsekuensi, konsekuensi serius, atas serangan ini, dan kami akan bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkan hal tersebut," kata Jake Sullivan.
"Angkatan Darat AS bekerja sama dengan Angkatan Darat Israel melawan serangan-serangan ini dan menjelaskan bahwa kapal perusak Angkatan Laut AS bergabung dengan unit-unit Israel dalam mencegat rudal Iran," lanjutnya, seperti diberitakan Aawsat.
Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menyatakan dua kapal perusak Angkatan Laut AS meluncurkan sekitar 12 rudal pencegat untuk menargetkan rudal Iran yang diarahkan ke Israel.
“Kami (pemerintah AS) memenuhi komitmennya dan membela Israel," kata Pentagon dalam pernyataannya kemarin.
“Kami mengutuk tindakan agresi mengerikan yang dilakukan Iran, dan menyerukannya untuk menghentikan serangan lebih lanjut, termasuk yang dilancarkan oleh kelompok teroris proksinya," lanjutnya.
Ia mengatakan bangga dengan partisipasi AS dalam menghadapi serangan balasan Iran di Israel.
Baca juga: Iran Minta Sekutu Israel Tak Ikut Campur, Peringatkan AS dengan Respons Keras
“Saya sangat bangga dengan keterampilan dan keberanian pasukan Amerika yang membantu menyelamatkan nyawa dari serangan Iran," tambahnya.
Pentagon menegaskan, pasukan AS yang berada di Timur Tengah dikerahkan untuk membantu dan melindungi Israel.
“Pasukan kami masih ditempatkan untuk melindungi pasukan Amerika dan mitra mereka di Timur Tengah, dan kementerian mempertahankan kemampuan yang besar untuk membela rakyat kami, memberikan lebih banyak dukungan untuk pertahanan diri Israel, dan mencegah eskalasi lebih lanjut," ujarnya.
Joe Biden Minta Pasukan AS Bantu Israel
Presiden AS Joe Biden memerintahkan tentaranya di Timur Tengah untuk membantu pertahanan Israel dan menembak jatuh rudal Iran dalam serangan balasan yang menargetkan Israel pada Selasa (1/10/2024) malam.
"Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden, Kamala Harris, mengikuti perkembangan serangan Iran terhadap Israel dari Ruang Situasi Gedung Putih,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan kemarin.
Pada Selasa malam, Garda Revolusi Iran (IRGC) meluncurkan serangan balasan dengan menyerang sasaran militer penting dengan puluhan rudal di wilayah pendudukan Israel.
“Operasi yang kami lakukan didasarkan pada keputusan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dan dukungan tentara," kata IRGC.
"Sebagai tanggapan atas pembunuhan syahid Ismail Haniyeh, syahid Sayyed Hassan Nasrallah, dan syahid Mayor Jenderal Abbas Nilforoushan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan," lanjutnya.
“Jika rezim Zionis menanggapi operasi tersebut, mereka akan menghadapi serangan kekerasan," tambahnya.
Media Israel mengatakan Iran meluncurkan setidaknya 200 rudal dalam serangan balasan tersebut.
Sirene alarm berbunyi di seluruh wilayah pendudukan Palestina, memaksa jutaan orang mengungsi ke tempat perlindungan.
Sirene juga dibunyikan di Dimona di Negev, wilayah selatan Palestina yang diduduki, di Yerusalem yang diduduki, dan di wilayah Laut Mati.
Sementara itu, Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.638 jiwa dan 96.460 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (2/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel