Houthi Targetkan Pos Militer Israel dengan 3 Roket Bersayap Quds-5, Berkali-kali Tembakkan Rudal
Militan Houthi telah berulang kali menembakkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel.
Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Houthi Yaman menargetkan pos-pos militer di Israel dengan tiga roket bersayap Quds-5.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, Rabu (2/10/2024).
Sementara itu, tidak ada pengumuman dari militer Israel tentang tembakan roket dari Yaman pada hari Rabu.
Houthi mengatakan, dukungan terus-menerus kepada Israel dari Amerika Serikat dan Inggris akan menempatkan kepentingan mereka 'dalam bahaya'.
"Kami tidak akan ragu dalam memperluas operasi militer kami terhadap musuh Israel dan siapa yang berada di belakangnya sampai agresi terhadap Gaza dan Lebanon berakhir," kata Saree, Rabu, dilansir Arab News.
Militan Houthi, yang didukung oleh Iran, telah berulang kali menembakkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel dalam apa yang mereka katakan sebagai solidaritas dengan Palestina.
Houthi melancarkan serangannya sejak perang Gaza dimulai dengan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Houthi Luncurkan Kapal Nirawak
Houthi Yaman meluncurkan pesawat tak berawak bermuatan bahan peledak yang menabrak satu kapal di Laut Merah dan sebuah rudal yang meledak menimpa kapal lainnya, Selasa (1/10/2024).
Serangan tersebut adalah serangan pertama Houthi terhadap pengiriman komersial dalam beberapa minggu karena perang Israel-Hamas mengancam menjadi konflik regional.
Diberitakan AP News, Houthi mengancam akan "meningkatkan operasi militer" yang menargetkan Israel pada Senin (30/9/2024), setelah mereka tampaknya menembak jatuh pesawat nirawak militer Amerika Serikat (AS) yang terbang di atas Yaman.
Baca juga: Iran luncurkan serangan rudal setelah Israel serbu Lebanon – Seberapa besar skala serangan Iran?
Serangan pertama terjadi sekitar 110 kilometer (70 mil) dari kota pelabuhan Hodeida dan menargetkan kapal tanker minyak berbendera Panama Cordelia Moon, kata Pusat Informasi Maritim Gabungan multinasional.
Menurut pusat yang diawasi oleh Angkatan Laut AS, seorang kapten di sebuah kapal melihat empat "percikan" di dekat kapal.
Itu kemungkinan adalah rudal yang diluncurkan ke kapal yang meleset.
Kapal nirawak itu kemudian merusak Cordelia Moon, yang mengalami kebocoran pada salah satu tangki pemberatnya dalam serangan itu.