Vaksinasi Polio di Gaza Kembali Berlanjut, WHO Targetkan Tahap Kedua Mulai 14 Oktober
Seorang pejabat WHO merencanakan tahap kedua vaksinasi polio di Gaza bisa dimulai pada 14 Oktober 2024.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Ayadil Saparbekov pada hari Jumat (4/10/2024) mengatakan saat ini mereka sedang meminta perizinan Israel untuk melanjutkan program vaksinasi polio tahap kedua di Gaza.
WHO merencanakan tahap kedua vaksinasi polio di Gaza bisa dimulai pada 14 Oktober 2024.
Ia berharap, Israel dapat memberikan jeda pertempuran untuk melancarkan program vaksinasi polio ini.
"Kami telah meminta otoritas Israel untuk mempertimbangkan skema serupa yang kami miliki untuk putaran pertama, sesuatu yang mereka sebut 'jeda taktis' (dalam pertempuran) selama jam kerja operasi," kata Ayadil Saparbekov, dikutip dari Asharq Al-Aawsat.
Ia menjelaskan saat ini, pihaknya tengah melakukan negosiasi dengan menggelar pertemuan bersama otoritas Israel.
Tahap Pertama Vaksinasi Polio di Gaza Berjalan Lancar dan Sukses
Putaran pertama vaksinasi polio di Gaza telah berjalan lancar pada bulan September 2024.
Pada putaran pertama ini, vaksin polio telah menjangkau lebih dari 560.000 anak di seluruh jalur Gaza.
"Lebih dari 560.000 anak berusia di bawah sepuluh tahun divaksinasi polio selama putaran pertama kampanye vaksinasi darurat di Gaza, yang diselesaikan kemarin," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus pada X, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Tedros menyampaikan kekagumannya kepada semua tim kesehatan yang melakukan "operasi rumit" tersebut dan rasa terima kasih kepada keluarga atas kepercayaan dan kerja sama mereka.
"Ini adalah keberhasilan besar di tengah kenyataan hidup sehari-hari yang tragis di Jalur Gaza," katanya.
Ia memuji gencatan senjata ini sangat bermanfaat bagi seluruh warga Gaza.
Baca juga: WHO Sebut Program Vaksinasi Polio di Gaza Sukses, 560 Ribu Anak Diimunisasi saat Gencatan Sementara
"Bayangkan apa yang bisa dicapai dengan gencatan senjata!," katanya.
Juru bicara WHO Richard Peeperkorn mengatakan kampanye ini membutuhkan waktu empat minggu.