Rintihan AS Terbukti Lewat 3 Balasan Email, Biden Takut Dimusuhi Aliansi Arab karena Israel
Pemerintah AS ternyata khawatir tentang kejahatan perang Israel sejak tragedi 7 Oktober, terbukti lewat tiga email balasan
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
Bassal mengatakan sebelumnya tim tidak mampu mengatasi sejumlah besar rumah tinggal yang menjadi sasaran pendudukan Israel malam ini di jalur utara.
"Masih ada warga yang terjebak di bawah reruntuhan rumah-rumah tersebut. Tim belum dapat menjangkaunya karena pengeboman yang terus berlangsung dan kurangnya peralatan penyelamatan yang berat," katanya.
Bassal mencatat di wilayah utara, lima warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap sekelompok warga di Beit Hanoun, dan beberapa lainnya terluka dalam serangan terhadap warga di bundaran Abu Sharkh, selain tewasnya beberapa lainnya dalam serangan terhadap rumah milik keluarga Abdullah di kamp Jabalia.
Beberapa warga Palestina terbunuh dan terluka dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah milik keluarga Farah di kota Jabalia, dan seorang lainnya terbunuh dan puluhan lainnya hilang akibat serangan terhadap sebuah rumah milik keluarga Shaaban di daerah yang sama, tambahnya.
Tiga warga Palestina lainnya tewas dalam serangan terhadap rumah milik keluarga Al-Arabid di daerah Bir al-Na'ajah di Jabalia barat, dan seorang wanita Palestina tewas dalam serangan terhadap apartemen tempat tinggal di gedung Khodour di belakang klinik Badan PBB untuk Pengungsi Palestina di kamp pengungsi Jabalia.
Bassal melaporkan beberapa warga Palestina terbunuh dan terluka dalam serangan Israel di sekitar Jabalia Services Club, yang menampung orang-orang terlantar di utara.
Ia mencatat bahwa seorang warga Palestina tewas dalam serangan terhadap rumah milik keluarga Saleh di Jabalia, dan warga lainnya tewas dalam serangan terhadap rumah milik keluarga Afanah di Bir al-Na'ajah.
Seorang koresponden Anadolu melaporkan wilayah timur dan barat jalur utara menyaksikan penembakan intensif Israel, yang terberat dalam lima bulan, yang menargetkan rumah-rumah penduduk.
Koresponden melaporkan bahwa pemboman tersebut menyebabkan gelombang pengungsian menuju Kota Gaza dan pusatnya, bertepatan dengan suara kendaraan Israel di dekat perbatasan barat dan timur provinsi utara.
Mengenai wilayah tengah, Bassal mengatakan 13 warga Palestina tewas dalam serangan udara yang tersebar.
Di kota selatan Rafah, juru bicara Pertahanan Sipil melaporkan ditemukannya satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka di daerah Zghlul, serta tiga orang lainnya tewas di Khirbat al-Adas.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza menyusul serangan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, 7 Oktober lalu.
Lebih dari 41.800 korban telah meninggal dunia, kebanyakan wanita dan anak-anak, dan lebih dari 96.800 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut dan mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.
(Tribunnews.com/Chrysnha)