Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peringatan 1 Tahun Perang di Gaza: 11 Serangan Mematikan yang Dilakukan Israel

Sudah satu tahun sejak Israel melakukan invasi besar-besaran di Gaza untuk memerangi Hamas. Berikut 11 serangan mematikan Israel di Gaza.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
zoom-in Peringatan 1 Tahun Perang di Gaza: 11 Serangan Mematikan yang Dilakukan Israel
MAHMUD HAMS / AFP
Warga Palestina berjalan di lingkungan yang hancur, menyusul serangan udara Israel di Kota Gaza pada 10 Oktober 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Sudah satu tahun lamanya sejak Israel melakukan genosida di Gaza setelah Hamas melakukan Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu.

Dalam Operasi Badai Al-Aqsa, sebanyak 1.200 warga Israel tewas dan Hamas menyandera 250 orang lainnya.

Setelah Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan Hamas, Israel tak henti-hentinya melakukan genosida hingga membuat hampir 42.000 warga Palestina tewas di Gaza.

Serangan yang dilakukan militer Israel dengan dukungan penuh AS, telah membuat kerusakan luas pada infrastruktur, membuat seluruh Gaza rata dengan tanah.

Mengutip Anadolu Ajansi, terdapat 11 pembantaian mengerikan yang dilakukan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.

Berikut 11 serangan mematikan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza:

Pembantaian Al Mawasi Khan Younis (10 September)

Pesawat tempur Israel mengebom tenda-tenda warga Palestina yang mengungsi di daerah al-Mawasi, Khan Younis barat, Gaza selatan.

BERITA REKOMENDASI

Dalam serangan tersebut, sebanyak 40 orang tewas dan melukai 60 orang.

Pembantaian itu terjadi di wilayah yang ditetapkan militer sebagai “zona aman” dan telah mendesak penduduk yang mengungsi untuk pindah ke lokasi tersebut.

Ismail al-Thawabta, Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, mengatakan puluhan warga sipil terkubur di bawah reruntuhan.

Baca juga: Netanyahu Ngamuk ke Presiden Prancis soal Embargo Senjata, Pede Israel akan Menang Perang

Serangan tersebut meninggalkan kawah yang dalam di tanah, dan beberapa pengungsi menggambarkan salah satunya sebagai “kuburan”.

Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania mengatakan, AS “terlibat dalam kejahatan tersebut”, karena serangan tersebut dilakukan dengan senjata buatan Amerika.

Investigasi awal mengungkapkan bahwa pesawat tempur menjatuhkan tiga bom MK-84 buatan AS ke sekelompok tenda tempat orang-orang tidur, menciptakan tiga kawah dalam yang mengubur sekitar 20 tenda dan penghuninya.

Pembantaian Sekolah Al-Tabaeen (10 Agustus)

Pesawat tempur Israel mengebom area salat di dalam Sekolah Al-Tabaeen, Kota Gaza saat salat subuh.

Dalam serangan tersebut, Israel telah membunuh lebih dari 100 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak.

Militer Israel mengklaim telah menewaskan 19 pejuang Hamas dan Jihad Islam, dengan menerbitkan daftar nama.

Namun, faksi-faksi Palestina membantah klaim tersebut.

Rami Abdu, Ketua Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania, menunjukkan bahwa daftar tersebut mencakup mereka yang tewas dalam serangan sebelumnya dan warga sipil yang menentang Hamas.

Pembantaian Al Mawasi Khan Younis (13 Juli)

Jet tempur Israel menyerang kamp pengungsian di al-Mawasi dekat Khan Younis, wilayah yang oleh Israel disebut “zona aman”.

Serangan itu menewaskan 90 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 300 lainnya.

Media Israel mengklaim operasi itu ditujukan untuk membunuh Mohammed Deif, komandan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.

Baca juga: Tentara Wanita Israel Tewas dalam Penembakan di Beersheba, 11 Lainnya Terluka

Hamas membantah klaim tersebut, dengan menyatakan tidak ada pemimpin yang menjadi sasaran pada hari itu.

Kelompok tersebut mengecam Israel karena menggunakan klaim palsu untuk membenarkan pembantaian tersebut.

Pembantaian Kamp Pengungsi Nuseirat (8 Juni)

Pasukan Israel menargetkan kamp pengungsi Nuseirat dengan serangan udara dan artileri, menewaskan 274 warga Palestina, termasuk 64 anak-anak dan 57 wanita.

Militer menuduh operasi itu untuk menyelamatkan empat sandera Israel yang ditawan oleh Hamas.

Hamas kemudian mengumumkan bahwa tiga sandera tewas dalam serangan itu.

Pembantaian Tenda Rafah (26 Mei)

BOM RAFAH- Israel mengebom kamp Rafah, tempat para pengungsi berlindung di tenda-tenda pengungsian. Media Palestina melaporkan, sedikitnya 50 orang terbakar setelah pemboman yang dilakukan militer Israel, dan setidaknya 40 orang tewas dan beberapa lainnya terluka pada Minggu malam akibat pemboman Israel terhadap tenda-tenda di Rafah, kota paling selatan Jalur Gaza.
BOM RAFAH- Israel mengebom kamp Rafah, tempat para pengungsi berlindung di tenda-tenda pengungsian. Media Palestina melaporkan, sedikitnya 50 orang terbakar setelah pemboman yang dilakukan militer Israel, dan setidaknya 40 orang tewas dan beberapa lainnya terluka pada Minggu malam akibat pemboman Israel terhadap tenda-tenda di Rafah, kota paling selatan Jalur Gaza. (tangkapan layar khaberni)

Sebuah kamp pengungsi di daerah al-Mawasi, Rafah dibom, menewaskan 45 warga Palestina, termasuk 23 wanita dan orang tua, serta melukai 249 lainnya.

Pembantaian tersebut, yang kemudian disebut sebagai “Pembantaian Tenda”, menuai kecaman dari Kementerian Kesehatan Palestina.

Militer membantah bertanggung jawab, dan juru bicara Daniel Hagari mengklaim: “Bertentangan dengan laporan, tidak ada serangan yang dilakukan di zona kemanusiaan al-Mawasi.”

Hamas menuduh Israel secara sengaja menargetkan warga sipil yang mengungsi dan melakukan pembantaian lainnya.

Pembantaian Rumah Sakit Al-Shifa (18 Maret - 1 April)

DEIR AL-BALAH, GAZA - 1 APRIL: Pemandangan Rumah Sakit Al-Shifa yang terbakar dan hancur akibat serangan Israel yang berlanjut di Deir Al-Balah, Gaza pada 1 April 2024. Abdulqader Sabbah / Anadolu
DEIR AL-BALAH, GAZA - 1 APRIL: Pemandangan Rumah Sakit Al-Shifa yang terbakar dan hancur akibat serangan Israel yang berlanjut di Deir Al-Balah, Gaza pada 1 April 2024. Abdulqader Sabbah / Anadolu (Abdulqader Sabbah / ANADOLU / Anadolu melalui AFP)

Dari 18 Maret - 1 April 2024, pasukan Israel mengepung Kompleks Medis al-Shifa Kota Gaza selama dua minggu, menewaskan 400 warga Palestina.

Setelah Israel mundur, tiga kuburan massal ditemukan di dalam kompleks rumah sakit.

Militer mengklaim telah membunuh 200 “militan” dan menangkap 500 anggota Hamas dan Jihad Islam selama operasi tersebut.

Hamas menuduh Israel menggunakan pengepungan untuk menutupi kegagalan militernya.

Pembantaian Bundaran Nabulsi (29 Februari)

Pasukan Israel menembaki ratusan warga Palestina yang berkumpul di Bundaran Nabulsi untuk menerima bantuan di barat daya Kota Gaza, menewaskan 118 orang dan melukai 760 orang.

Pembantaian tersebut dikenal dengan nama “Pembantaian Tepung”.

Militer mengakui pasukannya menembaki kerumunan tetapi mengklaim kelompok itu merupakan ancaman bagi tentara.

Para saksi membantah klaim tersebut, dan menyatakan bahwa kerumunan itu berada di sana untuk menerima bantuan setelah kekurangan parah akibat blokade Israel.

Pembantaian Sekolah Al-Fakhura (18 November)

Serangan udara menghantam Sekolah Al-Fakhura yang dikelola PBB di Gaza utara, tempat ribuan warga Palestina yang mengungsi mencari perlindungan, menewaskan dan melukai lebih dari 200 orang.

Meskipun sekolah dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional, Israel menyerang lokasi tersebut.

Hamas berjanji akan meminta pertanggungjawaban Israel.

Pembantaian di Kamp Pengungsi Jabalia (31 Oktober)

Pengambilan gambar yang diambil dari rekaman video AFPTV ini menunjukkan warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023,
Pengambilan gambar yang diambil dari rekaman video AFPTV ini menunjukkan warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, (AFP)

Serangan udara Israel menargetkan lingkungan padat penduduk di kamp pengungsi Jabalia, menewaskan dan melukai 1.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Israel mengakui telah melancarkan serangan “berskala besar” terhadap kamp tersebut, dengan mengklaim telah menewaskan Ibrahim Al-Biyari, seorang komandan Hamas, sebuah klaim yang dibantah oleh kelompok tersebut.

Pembantaian Gereja St. Porphyrius (20 Oktober)

Pasukan Israel mengebom Gereja Ortodoks St. Porphyrius di Gaza, menewaskan 20 korban, termasuk 18 umat Kristen yang mencari perlindungan di dalamnya.

Militer mengklaim serangan itu menargetkan pusat komando Hamas di dekat daerah al-Zaytoun.

Akan tetapi, Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan gereja tersebut terkena serangan langsung, yang mengakibatkan kematian warga sipil.

Pembantaian Rumah Sakit Arab Al-Ahli (17 Oktober)

Rumah Sakit Arab al-Ahli di Gaza dibom militer Israel dan menewaskan sedikitnya 500 orang pasien, Selasa 17 Oktober 2023.
Rumah Sakit Arab al-Ahli di Gaza dibom militer Israel dan menewaskan sedikitnya 500 orang pasien, Selasa 17 Oktober 2023. (Palestine Chronicle)

Serangan udara Israel menghantam halaman Rumah Sakit Arab Al-Ahli Kota Gaza, menewaskan lebih dari 500 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Israel menuduh faksi-faksi Palestina bertanggung jawab atas penargetan tersebut, namun para penyintas menggambarkannya sebagai “pembantaian”.

Hal ini memicu kecaman internasional yang luas dan tuntutan perlindungan internasional bagi warga Palestina.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas Oktober lalu meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 41.100 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah meninggal dunia dan lebih dari 95.100 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut yang mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Mahkamah Internasional.

Kirim Lebih Banyak Pasukan di Perbatasan

Menjelang peringatan 1 tahun serangan 7 Oktober, militer Israel telah mengerahkan lebih banyak pasukan di perbatasan Gaza.

"Divisi Gaza (angkatan darat) IDF telah diperkuat dengan beberapa peleton, dengan pasukan yang ditempatkan untuk mempertahankan masyarakat dan daerah perbatasan," kata militer, dikutip dari Arab News.

"Para prajurit dilengkapi sepenuhnya untuk mempertahankan wilayah tersebut dengan berkoordinasi dengan pasukan keamanan setempat," lanjut pernyataan tersebut.

Di dalam Gaza, militer mengatakan tiga divisi sedang bekerja untuk "membongkar infrastruktur dan melemahkan kemampuan Hamas".

"Komando Selatan tetap dalam keadaan waspada dan siap menghadapi hari-hari mendatang," kata komandan Mayjen Yaron Finkelman.

Sebelumnya, militer mengatakan pasukannya telah mengepung daerah Jabaliya di Gaza tengah tempat Hamas mencoba membangun kembali kemampuan operasionalnya.

"Pasukan Brigade 401 dan Brigade 460 telah berhasil mengepung daerah itu dan saat ini terus beroperasi di daerah itu," kata militer dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

Juru bicara pertahanan sipil Gaza yang dipimpin Hamas, Mahmud Bassal, mengatakan beberapa serangan mengguncang Jabaliya semalam, dengan banyak korban.

Penduduk mengatakan militer Israel telah menargetkan daerah itu dengan pemboman besar-besaran.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas