Seputar General's Plan, Rencana Kejam Israel dalam Operasi 'Kelaparan dan Pemusnahan' Gaza
Rencana ini terkenal kejam, yaitu rencana operasi 'kelaparan dan pemusnahan' yang ditujukan ke Gaza, seperti yang diusulkan Giora Eiland
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Seputar General's Plan, Rencana Israel dalam Operasi 'Kelaparan dan Pemusnahan' Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Dalam beberapa hari terakhir, spekulasi berkembang mengenai apakah militer Israel telah mulai melaksanakan rencana General's Plan, "Rencana Jenderal".
Rencana ini terkenal kejam, yaitu rencana operasi 'kelaparan dan pemusnahan' yang ditujukan ke Gaza, seperti yang diusulkan oleh pensiunan Mayor Jenderal Israel Giora Eiland.
Baca juga: Profil Giora Eiland, Jenderal Israel Pengusung Genosida yang Serukan Bunuh Semua Wanita Gaza
Rencana ini melibatkan pengetatan pengepungan di Gaza utara, membuat ratusan ribu orang kelaparan, dan evakuasi secara paksa (pengusiran) seluruh penduduk asli Palestina dari daerah tersebut sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk "membersihkan" jalur perlawanan.
Perintah evakuasi paksa (pengusiran) itu datanf bersama pengumuman Tentara Israel soal perluasan "zona kemanusiaan" di Al-Mawasi Minggu (6/10/20204) pagi, disertai dengan informasi terbaru tentang rute "evakuasi" dari Gaza utara.
Dua koridor pengusiran utama, melalui Jalan Salah al-Din dan Jalan al-Rashid, telah dibuka untuk mendorong penduduk asli ke selatan di bawah serangan udara brutal dan sabuk api.
Rencana Para Jenderal: Rencana Genosida
Laporan menunjukkan kalau pemerintah Israel potensial telah mengadopsi rencana Eiland, yang menyerukan penghentian bantuan kemanusiaan ke Gaza utara untuk mengosongkan wilayah tersebut.
Militer Israel telah mengumumkan bahwa operasi darat telah dimulai di beberapa bagian Gaza utara, menargetkan apa yang digambarkannya sebagai 'infrastruktur utama Hamas' bersamaan dengan pemboman udara yang intens.
Juru bicara Israel, termasuk juru bicara militer Israel berbahasa Arab, Avichay Adraee, telah memerintahkan warga Palestina di Gaza utara untuk mengungsi.
Adraee juga merilis peta evakuasi baru, dengan mengklaim bahwa Gaza utara tetap menjadi "zona perang berisiko tinggi".
Peringatan ini muncul karena situasi kemanusiaan bagi mereka yang masih tinggal di Kota Gaza dan daerah sekitarnya telah memburuk dengan cepat.
Meningkatnya Spekulasi dan Kekhawatiran Internasional
Perluasan rute evakuasi dan pembentukan zona kemanusiaan terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional bahwa Israel mungkin melaksanakan 'Rencana Jenderal' dengan kedok upaya kemanusiaan.
Jurnalis Israel, Almog Boker awalnya mencuit bahwa tentara Israel telah mulai mengevakuasi Gaza utara sebagai bagian dari "Rencana Jenderal," tetapi kemudian menghapus unggahan tersebut, yang memicu spekulasi lebih lanjut tentang maksud sebenarnya dari operasi tersebut.
Sebelum menghapus cuitannya, Boker menulis, "Serangan darat di Gaza utara merupakan bagian dari rencana yang diprakarsai oleh Jenderal Giora Eiland. Menurut rencana tersebut, penduduk akan dievakuasi, dan pengepungan akan diberlakukan, sehingga para militan hanya memiliki dua pilihan: menyerah atau mati."
Setelah menghapus postingannya, ia mengunggah bahwa “Penyerbuan melalui darat ke Jalur Gaza utara: ini adalah penyerbuan yang dirancang untuk melawan target teroris dan menghancurkan apa yang tersisa di sana dan apa yang Hamas coba bangun kembali.”
“Sebagai bagian dari kegiatan tersebut, penduduk di Jalur Gaza utara diminta untuk mengungsi ke selatan. Pada tahap ini, keputusan belum dibuat oleh eselon politik (Israel) mengenai bantuan kemanusiaan yang akan ditransfer ke Jalur Gaza utara.
Dalam beberapa minggu terakhir, dan bahkan sebelum serangan darat (ke Gaza Utara), eselon politik mempertimbangkan untuk mengadopsi rencana para jenderal yang diprakarsai oleh jenderal cadangan Giora Eiland, yang menurutnya IDF akan mengevakuasi penduduk di utara Netzer dan memberlakukan pengepungan, yang akan membuat para teroris hanya memiliki satu pilihan – menyerah atau mati. Mari kita tunggu”, tambahnya.
Analis militer Itsik Zuarets juga melaporkan serangan Israel baru-baru ini ke Gaza utara, dengan menyatakan, “Divisi ke-162 memasuki Jabalia semalam dan memulai operasi untuk menghancurkan infrastruktur Hamas yang baru dibangun di sana."
"Dalam beberapa hari mendatang, seluruh Gaza utara akan dibersihkan, dengan seluruh penduduk dievakuasi melewati poros Nitzanim, dan wilayah tersebut akan dinyatakan sebagai zona militer tertutup menurut Rencana Jenderal,” kata dia
Politisi Israel seperti Anggota Knesset dari Partai Likud Avichai Boaron telah menyuarakan dukungan dan kegembiraan atas dimulainya evakuasi Gaza utara, melihatnya sebagai 'langkah pertama yang diperlukan dalam membubarkan Hamas'.
"Ini adalah tahap pertama dari Rencana Jenderal, dan ini adalah hal yang baik," kata Boaron.
"Langkah kedua dan terakhir – menarik bantuan kemanusiaan dari Hamas. Inilah yang akan menyebabkannya hancur", tambahnya.
Sementara itu, Palestina khawatir perhatian dunia mungkin teralihkan oleh meningkatnya konflik Israel dengan Lebanon dan ketegangan dengan Iran.
Konflik dengan Iran memberi Israel kesempatan untuk mempercepat tujuannya di Gaza dengan kontrol dan pengawasan yang lebih sedikit dari sebelumnya.
(oln/qn/*)