Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Militer: Israel Terjebak Escalatory Trap, Diam Salah, Bergerak Juga Salah Hadapi Gaza-Lebanon

Israel disebut terjebak di Escalatory Trap. Diam salah, bergerak pun salah lawan Iran, Lebanon, Gaza, Irak, dan Suriah

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Ahli Militer: Israel Terjebak Escalatory Trap, Diam Salah, Bergerak Juga Salah Hadapi Gaza-Lebanon
tangkap layar Amir Levy/Getty Images
Pasukan infanteri Israel menyusuri kontur berbukit di perbatasan Lebanon dalam invasi darat melawan milisi Hizbullah. 

Konflik yang semakin berlarut-larut telah memicu kekhawatiran perang besar-besaran di Timur Tengah, yang dapat memicu inflasi dan menyebabkan penurunan ekonomi global.

Pekan lalu, Israel Moody menurunkan peringkat kredit Israel, dengan alasan meningkatnya ketegangan, ketidakpastian ekonomi, dan potensi eskalasi menjadi konflik skala penuh.

Sebelum serangan Israel ke Lebanon bulan lalu, menteri keuangan Israel menggambarkan perang itu sebagai konflik “terpanjang” dan “termahal” dalam sejarah Israel.

Israel mengeluarkan sekitar 54 miliar AS hingga 68 miliar AS dalam nomenklatur "biaya langsung” perang.

Bank of Israel memperkirakan pada bulan Mei bahwa biaya yang timbul dari perang akan berjumlah sekitar $ 66 miliar hingga akhir tahun depan – setara dengan sekitar 12 persen dari PDB Israel, per CNN.

Apakah Pemilu AS akan Mengubah Keadaan?

Sikap Netanyahu terhadap kesepakatan damai mungkin bergantung pada siapa yang memenangkan pemilihan presiden AS pada bulan November, kata Edmund Fitton-Brown, penasihat senior untuk Proyek Kontra Ekstremisme.

Jika mantan presiden Donald Trump yang menang, dia akan memberi Netanyahu “carte blanche” (kebebasan penuh) untuk melakukan segalanya dengan persyaratannya sendiri.

BERITA REKOMENDASI

Sedangkan jika Wakil Presiden Kamala Harris yang menang pemilu, dia akan mendorong “sikap konstruktif terhadap gencatan senjata dan proses perdamaian,” katanya.

“Saya pikir kita jauh lebih dekat dengan awal konflik ini daripada yang kita hadapi,” kata mantan kepala stasiun CIA Daniel Hoffman kepada Fox Business, Senin.

“Akan ada pemerintahan baru, dan itu akan memiliki banyak implikasi pada strategi kami.”

 

 

(oln/BI/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas