Lima Kota Israel di Perbatasan Lebanon Jadi Zona Militer, 34 Aktivis Bulan Sabit Merah Terbunuh
Pasukan Israel mengubah status lima kota di Galilea Barat yang berbatasan dengan Lebanon sebagai zona militer tertutup dan melarang siapapun masuk.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM - Tentara pendudukan Israel mengubah status lima kota di Galilea Barat yang berbatasan dengan Lebanon sebagai zona militer tertutup dan melarang siapapun masuk ke lima kota tersebut.
“Setelah penilaian situasional, wilayah Rosh HaNikra, Shlomi, Hanita, dan Arab al-Aramshe di Israel utara akan dinyatakan sebagai zona militer tertutup mulai pukul 22:00. hari ini (Senin). Dilarang masuk ke area ini," sebut tentara Israel dalam pernyataannya, Selasa, 8 Oktober 2024.
Hal ini terjadi ketika juru bicara militer Israel untuk media Arab, Avichay Adraee, memperingatkan masyarakat Lebanon agar tidak berada di pantai Mediterania mulai dari Sungai Awali di selatan karena rencana Israel untuk mengintensifkan serangannya di wilayah tersebut.
Sejak 23 September, Israel telah memperluas genosidanya di Gaza hingga mencakup sebagian besar wilayah Lebanon, termasuk ibu kota Beirut, meluncurkan kampanye pemboman paling kejam di negara tersebut dalam hampir 20 tahun.
Lebih dari 1,2 juta orang telah mengungsi, dan beberapa diantaranya terpaksa mengungsi ke Suriah yang dilanda perang.
Israel Bunuh 34 Aktivis Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza
Sementara itu, di Gaza Israel telah membunuh 34 anggota Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), termasuk 19 orang yang menjadi sasaran langsung saat menjalankan tugas mereka.
Informasi tersebut disampaikan petugas media organisasi kemanusiaan tersebut kepada sebuah organisasi berita Mesir.
Nebal Farsakh mengatakan bahwa tahun ini merupakan tahun yang sangat berat bagi penduduk Gaza, baik dari segi kemanusiaan maupun bagi mereka yang bekerja di sektor kesehatan dan medis.
Baca juga: 1 Tahun Perang Gaza, Israel Hancurkan 611 Masjid dan 3 Gereja Bersejarah
Fokus utama Israel, jelasnya, adalah menargetkan rumah sakit, fasilitas medis, dan petugas kesehatan.
“Pendudukan telah memaksa Rumah Sakit Al-Quds di Gaza dan Rumah Sakit Al-Amal tidak berfungsi lagi, namun kami berhasil memulihkan layanan di keduanya."
"Namun hari ini, kami menghadapi ancaman penutupan rumah sakit lagi karena penolakan pendudukan untuk mengizinkan pengiriman suku cadang generator,” kata petugas PRCS.
PRCS juga menyatakan di akun resmi X-nya bahwa Israel telah menargetkan para pekerjanya meskipun mereka mengenakan lambang Bulan Sabit Merah dan menjalankan tugasnya.
Baca juga: Pasukan Zionis Israel Tangkap Relawan Bulan Sabit Merah di Tepi Barat
“Saat kita memperingati satu tahun perang berkelanjutan di Jalur Gaza, kita mengenang para pahlawan pekerjaan kemanusiaan hari ini."
Sebanyak 19 staf dan relawan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina terbunuh saat menjalankan tugas kemanusiaan mereka, meski mengenakan lambang Bulan Sabit Merah, yang dimaksudkan untuk memastikan perlindungan mereka,” katanya.
Sumber: Middle East Monitor