Pasukan Israel Menggila di Gaza Utara, RS Indonesia Terancam, Krisis Mengerikan di RS Kamal Adwan
Militer Israel juga telah memerintahkan pengusiran paksa staf rumah sakit lain di Gaza utara, termasuk Rumah Sakit Indonesia dan Rumah Sakit Al-Awda.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pasukan Israel Menggila di Gaza Utara, RS Indonesia Terancam, Krisis Mengerikan di Kamel Adwan
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah aksi agresi militer ke Lebanon, pasukan Israel juga mengintensifkan serangan mematikan mereka di Jalur Gaza, khususnya di bagian utara wilayah kantong Palestina yang terkepung tersebut.
Belakangan dilaporkan, Rumah Sakit Kamal Adwan Gaza, yang terletak di wilayah utara Jalur Gaza yang terkepung, menghadapi krisis yang mengerikan ketika pasukan Israel melanjutkan serangan militer mereka di daerah tersebut.
Baca juga: Israel Mau Usir Paksa Massal Warga di Gaza Utara, IDF: Warga Lebanon Simpan Rudal-Rudal Hizbullah
Pasukan pendudukan Israel telah mengeluarkan ultimatum untuk administrasi rumah sakit, memerintahkan staf dan pasien untuk pergi, besok per 9 Oktober 2024 (hari ini)," tulis laporan media Palestina QN, Rabu (9/10/2024).
Perintah ini mendorong pejabat rumah sakit mengeluarkan seruan yang meminta organisasi internasional untuk campur tangan dan menghentikan keputusan berbahaya tersebut.
"Administrasi rumah sakit telah melaporkan penahanan paramedis dan gangguan layanan medis, terutama dalam evakuasi bayi yang baru lahir dalam kondisi kritis," tambah laporan tersebut.
Tindakan militer Israel dilaporkan melumpuhkan kemampuan rumah sakit untuk berfungsi.
Ada kekhawatiran berkembang kalau sistem pelayanan kesehatan secara luas di Gaza utara bisa dipaksa untuk tutup total sehingga menyebabkan perpindahan massal warga sipil di wilayah tersebut.
Baca juga: Seputar Generals Plan, Rencana Kejam Israel dalam Operasi Kelaparan dan Pemusnahan Gaza
Pengepungan di Sekitar Rumah Sakit
Kementerian Kesehatan Palestina telah mengeluarkan serangkaian pernyataan yang mengkhawatirkan, mengonfirmasi kalau pasukan Israel telah mengepung Rumah Sakit Kamal Adwan dan menembaki kantor-kantor administrasi.
"Rumah sakit itu sekarang di ambang penutupan karena kekurangan bahan bakar yang segera terjadi," tulis laporan QN.
Rumah Sakit Kamal Adwan merupakan satu dari beberapa fasilitas kesehatan, yang dioperasikan kembali setelah Israel menarik mundur pasukannya dari Gaza Utara beberapa waktu lalu.
Namun, rumah sakit itu kembali dikepung setelah pasukan Israel kembali menyerbu ke Gaza Utara.
Militer Israel juga telah memerintahkan pengusiran paksa para staf medis dan pasien rumah sakit lain di Gaza utara, termasuk Rumah Sakit Indonesia dan Rumah Sakit Al-Awda.
"Perintah ini memperburuk krisis kemanusiaan," tambah laporan tersebut.
Serangan Israel Meningkat di Kamp Pengungsi Jabalia
Situasi di kamp pengungsi Jabalia di dekatnya, tepat di sebelah timur rumah sakit, sama suramnya.
Pasukan Israel telah memberlakukan pengepungan penuh di kamp dan lingkungan sekitarnya seperti Tal Al-Za’atar, Al-Sikka, Beit Hanoun, dan Beit Lahia.
Tank dan pesawat tak berawak Israel telah memblokir jalan-jalan vital, termasuk persimpangan yang mengarah ke Al-Halabi Square di Jabalia, mengisolasi penduduk yang sudah mengalami serangan udara tanpa henti dan tembakan artileri.
Beberapa keluarga dilaporkan terjebak di bawah puing-puing karena tim penyelamat tidak dapat masing-masing.
Meskipun pemboman, ribuan keluarga tetap terjebak di rumah mereka, menghadapi kondisi kehidupan yang semakin sulit.
Serangan intensif militer Israel telah menghancurkan banyak bangunan tempat tinggal, dan bentrokan yang sedang berlangsung antara pasukan Israel dan pejuang perlawanan Palestina terus berlanjut di daerah tersebut.
Paramedis Ditahan, Tim Medis Terdampar
Pasukan Israel telah menahan paramedis dan mencegah evakuasi bayi prematur.
Pos pemeriksaan militer Israel di sepanjang jalan Salah al-Din membatasi pergerakan warga sipil dan pekerja bantuan yang berusaha meninggalkan daerah itu.
Ketika situasi memburuk, pejabat kesehatan Gaza memperingatkan bahwa Rumah Sakit Kamel Adwan bisa kehabisan bahan bakar dalam beberapa jam, membuatnya tidak dapat dioperasi.
Tanpa intervensi internasional segera, rumah sakit akan dipaksa untuk ditutup, meninggalkan ribuan warga sipil tanpa akses ke perawatan medis di jantung zona perang yang meningkat.