Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangan Drone Ukraina Hantam Depot Amunisi Bryansk, Diyakini Tempat Penyimpanan Senjata Korea Utara

Menurut pejabat Ukraina, serangan itu menargetkan gudang senjata GRAU ke-67, yang terletak di dekat kota Karachev, sekitar 114 KM dari perbatasan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Serangan Drone Ukraina Hantam Depot Amunisi Bryansk, Diyakini Tempat Penyimpanan Senjata Korea Utara
via Kyiv Post
Screenshot video serangan di gudang senjata GRAU ke-67. 

TRIBUNNEWS.COM - Depot amunisi di wilayah Bryansk, Rusia, yang diyakini menyimpan senjata dari Korea Utara, beserta bom luncur dan peluru artileri, dilaporkan terkena serangan drone Ukraina pada Rabu (9/10/2024) dini hari.

Andrii Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi di Dewan Keamanan Nasional Ukraina, mengonfirmasi insiden tersebut di Telegram, mengutip Kyiv Post.

Ukraina akhir-akhir ini kerap menyerang infrastruktur Rusia dengan pesawat tak berawak atau drone di tengah perang yang sudah berlangsung selama lebih dari dua setengah tahun.

Menurut Kovalenko, serangan itu menargetkan gudang senjata GRAU ke-67 [GRAU - Direktorat Rudal dan Artileri Utama], yang terletak di dekat kota Karachev, sekitar 114 kilometer dari perbatasan Ukraina.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan kebakaran dan ledakan di dekat Karachev, yang mungkin diakibatkan oleh serangan drone terhadap depot tersebut. 

Media Rusia membagikan rekaman kilatan cahaya terang dan ledakan terus-menerus.

Kementerian Pertahanan Rusia juga melaporkan bahwa pada malam hari, pasukan pertahanan udaranya menembak jatuh 47 drone Ukraina, dengan 24 di antaranya dicegat di wilayah Bryansk.

BERITA REKOMENDASI

Gubernur wilayah tersebut, Alexander Bogomaz, belum melaporkan adanya korban jiwa atau kerusakan besar di darat.

Lokasi gudang senjata GRAU ke-67 yang diserang
Lokasi gudang senjata GRAU ke-67 yang diserang (via Kyiv Post)

Serangan serupa terjadi pada September lalu, di mana pasukan Ukraina menyerang depot amunisi besar di wilayah Tver dan Krasnodar, Rusia.

Pada tanggal 21 September, Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan telah menyerang sebuah depot di dekat kota Tikhoretsk di Krasnodar.

Depot tersebut disebut-sebut sebagai salah satu dari "tiga pangkalan penyimpanan amunisi terbesar" milik Moskow yang penting bagi logistik tentara Rusia untuk invasi Ukraina.

Baca juga: Drone Ukraina Serang Pangkalan Udara Rusia yang Menampung Jet Su-34, Su-35, dan Bahan Bakar

Dikatakan juga bahwa mereka menyerang gudang senjata di desa Oktyabrsky di wilayah Tver, yang mengakibatkan kebakaran dan ledakan.

Sebelum itu, tepatnya pada tanggal 18 September, serangan pesawat nirawak kamikaze Ukraina menghantam Depot Amunisi Timur Laut Toropets di wilayah Tver, Rusia. 

Serangan ini diyakini sebagai serangan jarak jauh paling merusak yang dilancarkan oleh Kyiv dalam 30 bulan pertempuran dan mungkin serangan udara paling dahsyat yang pernah menghantam Rusia, termasuk Perang Dunia II.

Setelah renovasi situs tersebut pada tahun 2018-2020, media yang dikendalikan pemerintah Rusia menjuluki Toropets sebagai fasilitas penyimpanan amunisi paling modern dan tahan serangan di seluruh Federasi Rusia.

Apakah Ukraina Dapat Izin dari AS untuk Menyerang ke Dalam Wilayah Rusia?

Pada awal-awal invasi Rusia di Ukraina, AS selaku penyumbang senjata terbesar Ukraina, hanya mengizinkan Ukraina menggunakan senjatanya untuk melakukan tembakan balasan jarak dekat melintasi perbatasan.

Kini, hal itu nampaknya telah berubah.

Seperti dilansir Al Jazeera, pada 12 September lalu, Presiden AS Joe Biden ditanyai apakah ia akan mencabut "pembatasan geografis", yang artinya senjata dapat digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.

"Kami sedang mengusahakannya sekarang," jawab Biden.

Pernyataan ini menjadi tanda perubahan sikap AS, setelah berbulan-bulan bersikeras tidak akan ada perubahan kebijakan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) berjabat tangan dengan Presiden AS Joe Biden (kanan) dalam pertemuan di Paris, Prancis pada 7 Juni 2024.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) berjabat tangan dengan Presiden AS Joe Biden (kanan) dalam pertemuan di Paris, Prancis pada 7 Juni 2024. (X/Presiden Ukraina @ZelenskyyUa)

Kemudian pada 13 September, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa jika negara-negara NATO mengizinkan serangan jauh di dalam wilayah Rusia, mereka secara efektif akan terlibat dalam perang tersebut.

"Ini bukan masalah mengizinkan rezim Ukraina menyerang Rusia dengan senjata-senjata ini atau tidak. Ini adalah masalah memutuskan apakah negara-negara NATO terlibat langsung dalam konflik militer atau tidak," kata Putin kepada TV pemerintah Rusia.

“Jika keputusan ini diambil, itu berarti keterlibatan langsung negara-negara NATO, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa dalam perang di Ukraina."

"Ini akan menjadi partisipasi langsung mereka, dan ini, tentu saja, akan mengubah esensi dan sifat konflik secara signifikan.”

Senjata Barat telah digunakan sejak awal perang untuk menenggelamkan kapal-kapal Rusia, menyerang artileri Rusia, menjatuhkan pesawat-pesawat Rusia, dan melumpuhkan tank-tank Rusia.

Baca juga: Seoul Tuduh Tentara Korea Utara Bertempur untuk Rusia di Ukraina

Negara-negara NATO juga telah memberikan koordinat target kepada angkatan bersenjata Ukraina.

Namun, Putin mengatakan bahwa personel NATO sekarang akan memprogram jalur penerbangan untuk rudal buatan NATO, dan hal ini menandakan sebuah peningkatan ketegangan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas