Media Barat Kabarkan Zelensky Siap Gencatan Senjata, Kiev: Belum Ada Rumusnya
Kabar menghebohkan datang dari Italia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diberitakan siap melakukan gencatan senjata
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Kabar menghebohkan datang dari Italia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diberitakan siap melakukan gencatan senjata dengan Rusia.
Surat kabar Italia Corriere della Sera melaporkan pemimpin Ukraina tersebut siap untuk menggelar gencatan senjata saat ini.
Zelensky dijadwalkan akan berkunjung ke Roma, Italiapada Jumat ini, dan permasalahan tersebut bakal menjadi tema perbicangan dengan pemimpin Italia.
Media itu mengabarkan bahwa pemimpin Ukraina telah siap berdamai dengan imbalan sejumlah komitmen Barat, tapi tidak menyebutkan kesepakatan perbatasan yang baru.
Baca juga: Uni Eropa Kembali Beri Bantuan Finansial ke Ukraina, Dana Berasal dari Aset Rusia yang Dibekukan
Selain itu, Ukraina juga ingin mendapatkan jaminan keamanan dari Amerika Serikat. Sementara dari Italia, Prancis dan Jerman, Zelensky menuntut jaminan untuk segera bergabung dengan Uni Eropa, yang akan memberi Ukraina cakrawala untuk pertumbuhan.
Corriere della Sera menyebut dalam hal perbatasan, Zelensky enggan mengakui akan merelakan wilayah yang diduduki oleh Rusia saat ini. "Itu akan menjadi bunuh diri politik," tulis media itu dikutip oleh Fakti.
Sementara majalah Forbes menyebutkan bahwa telah ada banyak pembicaraan tentang negosiasi perdamaian rahasia untuk menghentikan perang di Ukraina.
Namun,jika gencatan senjata dilakukan, maka gambarannya tampak suram karena Rusia tanpa henti menguasai wilayah di Timur.
Zelensky Membantah
Sementara Presiden Zelensky membantah kalau dirinya telah bersiap untuk gencatan senjata.
Media Ukrainska Pravda mengutip dari Interfax menyebutkan bahwa dirinya sama sekali belum membahas mengenai hal itu dengan para sekutunya.
"Ini bukan topik diskusi kami – gencatan senjata apa pun – dengan sekutu kami, dan kami belum membicarakannya. Saya melihat sesuatu di media hari ini – banyak informasi yang menunjukkan bahwa saya datang untuk berbicara tentang gencatan senjata. Tidak, tidak, itu tidak benar."
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-960: Zelensky Optimistis Perang Berakhir Tahun 2025
Zelensky mengatakan bahwa pertemuan puncak perdamaian berikutnya diharapkan berlangsung pada bulan November, meskipun tanggal pastinya belum ditetapkan.
"Rencana Kemenangan akan dibahas di KTT Perdamaian. Saya tidak tahu tanggalnya, dan saya rasa belum ada yang mengetahuinya. Namun, kami akan mempersiapkan semua yang telah kami putuskan pada awal November. Rencana tersebut akan mencakup semua rinciannya," tambah Zelenskyy.
Sebelumnya, selama kunjungannya ke Kroasia, Zelenskyy menyebutkan bahwa ia melihat peluang dalam beberapa bulan mendatang untuk meletakkan dasar guna mengakhiri perang Rusia-Ukraina pada tahun 2025 berdasarkan persyaratan yang dapat diterima oleh Ukraina.
Penasihat Kepala Kantor Presiden Mykhailo Podolyak mengatakan bahwa tidak ada konsep wilayah sebagai ganti jaminan keamanan atau format pertukaran lainnya.
"Belum ada rumusnya. Tanpa kekalahan Rusia, tidak ada jaminan keamanan yang efektif, dan tidak ada yang akan setuju untuk memberikannya," kata Podolyak.
Penasihat komunikasi Volodymyr Zelensky, Dmitry Litvin juga membantah tuduhan tersebut, berbicara kepada media Ukraina.
"Kami memiliki 'rumus perdamaian' yang mengatakan dengan jelas apa yang dipandang Ukraina sebagai perdamaian yang adil," tegas pejabat itu.
Sementara, jelasnya, Vladimir Putin terus menginvasi Ukraina. Menurutya, tidak ada yang akan campur tangan secara langsung, bahkan jika Rusia membantai ribuan warga sipil.
Sementara pihak Moskow menyatakan hingga saat ini belum menerima sinyal apa pun dari Ukraina yang menunjukkan bahwa mereka siap untuk gencatan senjata.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada RIA Novosti pada hari Kamis mengatakan hingga saat ini Mskow tidak melihat ada niat Ukraina untuk berdamai.