Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Netanyahu Dianggap Tidak Memiliki Strategi Pasca-perang

Para pengamat di AS maupun Israel merasa bahwa pemerintah Israel seharusnya memiliki rencana yang lebih jelas agar keberhasilan militer…

zoom-in Netanyahu Dianggap Tidak Memiliki Strategi Pasca-perang
Deutsche Welle
Netanyahu Dianggap Tidak Memiliki Strategi Pasca-perang 

Perang antara Israel dan Hamas serta sekutunya telah memasuki tahun kedua, dan belum ada tanda-tanda akan berakhir. Ketika berbicara tentang rencana konkret soal bagaimana mengakhiri perang dan apa yang akan terjadi setelahnya, tujuan pemerintah Israel masih samar-samar.

Ungkapan yang digunakan oleh pemerintah Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu adalah mereka ingin mencapai "kemenangan total”. Namun, banyak yang menganggap bahwa pemerintah Israel tidak sepenuhnya menjelaskan definisi "kemenangan total".

Dari status quo menuju perang

Selama bertahun-tahun, Netanyahu dan pemerintahannya dikenal karena mempertahankan status quo dalam konflik yang berlangsung dengan orang Palestina.

Pendekatan ini, yang dalam bahasa Ibrani disebut "Nihul HaSikhsukh”, atau "manajemen konflik”, berarti mempertahankan situasi saat ini dengan cara apa pun. Di antara tuntutan para pendukungnya dan kebutuhan untuk menemukan solusi bagi situasi di Tepi Barat dan Gaza, Netanyahu berkali-kali menunda untuk mengambil keputusan.

Menurut laporan media Israel, Netanyahu mengatakan pada tahun 2019 bahwa bagian dari strateginya adalah menjaga perpecahan antara faksi-faksi Palestina di Tepi Barat dan Gaza dengan mengizinkan transfer uang Qatar ke Hamas.

Namun, pada 7 Oktober 2023, banyak orang Israel merasa strategi ini telah menjadi kegagalan besar.

Serangan teror pada 7 Oktober 2023 yang dilakukan oleh beberapa kelompok Islamis dan dipimpin oleh Hamas yang dicap sebagai organisasi teroris oleh AS, Uni Eropa, Kanada, dan beberapa negara lain, telah menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, sebagian besar warga sipil, dan mengakibatkan sekitar 250 orang diculik dan dibawa ke Gaza. Dari para sandera itu, 101 orang masih ditahan di daerah tersebut.

BERITA REKOMENDASI

Setelah mengalami serangan teroris terburuk dalam sejarah Israel, dan pembantaian paling mematikan terhadap orang Yahudi sejak Holocaust, pemerintah Israel harus melakukan sesuatu yang dihindari dalam eskalasi sebelumnya dengan Hamas: secara resmi mengumumkan perang habis-habisan.

"Bukan operasi, bukan perundingan, tapi perang," seperti yang dikatakan Netanyahu setelah mengetahui tentang serangan 7 Oktober.

AS menyerukan 'strategi politik' untuk menghadapi Hamas

Namun, setahun setelah perang dengan Hamas, dan beberapa minggu setelah Israel pertama kali melancarkan serangan ke Lebanon selatan, tampaknya Netanyahu perlahan-lahan kembali ke kebiasaan lamanya, yakni saat otoritas keamanan Israel menyerukan agar lebih tegas dalam proses pengambilan keputusan politik.

Di satu sisi, militer Israel mengatakan bahwa sayap militer Hamas telah "dikalahkan secara militer” dan sekarang hanya beroperasi sebagai kelompok gerilya. Di sisi lain, hanya ada sedikit berita tentang kembalinya sandera yang yang masih berada di tangan kelompok-kelompok militan di Gaza, dan serangan-serangan di dalam wilayah Israel masih terus berlanjut secara teratur. Eskalasi baru-baru ini di Lebanon telah menelan korban jiwa tentara, dan memaksa puluhan ribu warga Israel mengungsi. Serangan roket juga masih menjadi masalah, yang sebagian besar dari Lebanon.

Meski begitu, masih belum ada kabar dari pemerintah Israel mengenai rencana jangka panjangnya terkait perang.

Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, juga telah meminta Netanyahu untuk memberikan kejelasan mengenai masa depan. Pada bulan Mei, setelah melakukan kunjungan ke Israel untuk bertemu dengan Netanyahu, Presiden Israel Isaac Herzog dan pejabat pemerintah lainnya, penasihat keamanan nasional AS, penasehat keamanan nasional AS Jake Sullivan, mengatakan bahwa ia telah "menegaskan kembali perlunya Israel untuk menggabungkan operasi militernya dengan strategi politik yang dapat menjamin kekalahan Hamas, pembebasan semua sandera, dan masa depan yang lebih baik bagi Gaza.”

Mayoritas publik Israel percaya bahwa pemerintah tidak memiliki tujuan yang jelas

Hal ini juga berlaku untuk bentrokan Israel baru-baru ini dengan kelompok Islamis Hizbullah di Lebanon selatan.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas