Jasad Jenderal Iran Abbas Nilforoushan Ditemukan, 14 Hari usai Dibom Israel Bersama Sekjen Hizbullah
Jasad Jenderal Iran Abbas Nilforoushan ditemukan di lokasi serangan Israel, 14 Hari setelah ia tewas bersama Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Iran menemukan jenazah Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan, Wakil Komandan Operasi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yang tewas bersama Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Keduanya tewas setelah menjadi sasaran serangan udara Israel ketika mengadakan pertemuan di markas Hizbullah di Haret Hreik, pinggir Distrik Dahiya, selatan Beirut, Lebanon pada Jumat (27/9/2024).
Jenazah Abbas Nilforoushan ditemukan setelah empat belas hari pembunuhannya ketika ia bertemu Hassan Nasrallah.
"Kemarin, Garda Revolusi mengumumkan jenazah Abbas Nilforoushan, yang berasal dari Isfahan, ditemukan di lokasi pembunuhan Hassan Nasrallah," lapor media Iran, IRNA pada Jumat (11/10/2024) malam.
IRGC sedang menindaklanjuti prosedur pengangkutan jenazah Abbas Nilforoushan ke Iran, dan tanggal pemakamannya akan ditentukan kemudian.
Sementara itu, jenazah Hassan Nasrallah ditemukan dalam keadaan utuh di lokasi serangan udara Israel di bawah terowongan bawah tanah pada Minggu (29/9/2024).
Hassan Nasrallah diduga tewas setelah menghirup gas beracun akibat pemboman tersebut dan hingga kini Hizbullah belum mengumumkan upacara pemakamannya.
Iran Utus Abbas Nilforoushan Temui Hassan Nasrallah
Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan, dikabarkan pergi ke Lebanon untuk menemui Hassan Nasrallah pada hari di mana mereka menjadi sasaran serangan udara Israel pada 27 September 2024.
Setelah Israel meledakan ribuan alat komunikasi pager yang digunakan Hizbullah pada 17 September 2024, Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei mengirim pesan bersama seorang utusan untuk meminta Hassan Nasrallah agar pergi ke Iran.
Ali Khamenei mendengar laporan intelijen bahwa Israel memiliki operasi di dalam Hizbullah dan berencana untuk membunuh Hassan Nasrallah.
Baca juga: Iran Siap Hadapi Israel jika Diserang, Pastikan Tetap Dukung Perlawanan Anti-Zionis
"Utusan yang dimaksud adalah seorang komandan senior Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan," kata sumber itu kepada Reuters, Rabu (2/10/2024).
Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.126 jiwa dan 98.117 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (12/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Wafa Palestine.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel